Disokong Pengusaha Tambang, Timnas AMIN: Belum Tentu Anies Patuh

5 February 2024, 19:09

TEMPO.CO, Jakarta – Tim Nasional Pemenangan Calon presiden dan Wakil Presiden Anis Baswedan – Muhaimin Iskandar alias Timnas AMIN mengatakan belum tentu Anies akan tunduk kepada para pengusaha yang mengusungnya jika nanti terpilih menjadi presiden. Termasuk tunduk kepada Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan mantan wakil presiden Jusuf Kalla, dua pengusaha tambang pengusung utama Anies-Imin.”Maka ketika dibilang apakah nanti Pak Anies akan nurut dengan kata Surya Paloh dan kata JK (Jusuf Kalla), belum tentu,” ujar Juru Bicara Timnas AMIN, Andi Wirapratama, dalam acara diskusi di kawasan Menteng, Jakarta pada Senin, 5 Februari 2024.Menurut dia, pasti ada dinamika politik, kompromi, dan pertarungan. Sehingga, belum tentu Anies akan menurut dengan penyokongnya yang merupakan pengusaha tambang.”Ketika SP (Surya Paloh) bilang bahwa tambang dilanjutin, belum tentu Pak Anis setuju,” ucap Andi.Andi menjelaskan, partai-partai yang mendukung Anies adalah partai menengah, bukan partai besar. Artinya, kata dia, satu sama lain saling kuat. Selain itu, politik tidak melulu masalah dana, tapi juga sokongan di parlemen. Sehingga setiap partai sama kuatnya. Di satu sisi ada Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh dan mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang memiliki usaha pertambangan, di sisi lain ada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Andi juga menyebut di lingkungan Anies juga ada aktivis-aktivis lingkungan sejak dia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Selain itu, kata dia, Partai NasDem, PKS, dan PKB sangat mengandalkan Anies untuk menggaet suara elektoral.”Nah, posisi Pak Anies ini justru sangat menguntungkan Pak Anies. Kenapa? Karena dia menjadi orang yang diandalkan, secara bargain lebih gede. Maka dia bisa bikin aturan, bisa bikin semacam ketetapan ‘kalau kamu mau, saya maju’,” ucap Andi. Iklan

Sebelumnya pada 22 Januari 2024, Jaringan Advokasi Tambang atau Jatam merilis riset berjudul Jejaring Oligarki Tambang dan Energi dalam Pemilu. Koordinator Nasional Jatam, Melky Nahar menyebutkan laporan risetnya menelusuri bisnis-bisnis penyokong kandidat capres yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup. Risetnya ini menemukan bahwa ketiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, yakni Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD punya keterkaitan dengan para oligarki tambang dan energi.Di antara tiga pasangan capres-cawapres, termasuk partai politik pendukung hingga tim pemenangan, ada nama-nama yang berlatar belakang pengusaha dan terafiliasi dengan bisnis di sektor pertambangan dan energi. Melky memaparkan, ada 7 orang terafiliasi bisnis tambang dan energi di pasangan Anies-Muhaimin, 18 orang di pasangan Prabowo-Gibran, dan 7 orang di pasangan Ganjar-Mahfud.Adapun nama oligarki tambang yang terindentifikasi menjadi bagian dari struktur tim pemenangan Anies-Muhaimin maupun pengurus partai politik pendukung, yaitu Surya Paloh, Ahmad Ali, Jusuf Kalla, Fachrul Razi, Rachmat Gobel, Jan Darmadi, Leontinus Alpha Edison, dan Susno Duadji.Pada kubu pasangan nomor urut 2, terdapat nama Rosan Roeslani yang disebut memiliki tambang dengan afiliasi PT Bumi Resources. Selain itu, ada Prabowo Subianto, Gibran Rakabuming Raka, Hashim Djojohadikusumo, Aburizal Bakrie, Erwin Aksa, Pandu Sjahrir, Luhut Binsar Pandjaitan, Airlangga Hartanto, Bahlil Lahadalia, Bambang Soesatyo, Lodewijk Freidrich, Maher Algadri, Hatta Radjasa, Ario Bimo Nandito Ariootedjo, Wisnu Wardhana, Erick Thohir, Titiek Soeharto, Yusril Ihza Mahendra, Bobby Gafur Umar, Bambang Heri, Arsyadjuliandi Rachman, dan Wahyu Sanjaya.Sedangkan pada kubu Ganjar-Mahfud, terdapat nama Puan Maharani, Hary Tanoe, Oesman Sapta Odang, Sandiaga Uno, Arsjad Rasjid, Orias Petrus Moedak, Heru Dewanto, dan Andi Ridwan Wittiri yang juga punya bisnis tambang.AMELIA RAHIMA SARI | IRSYAN HASYIMPilihan Editor: TikTok Shop dan Tokopedia Kampanye Batik, Pedagang Bebas Biaya Komisi Sebulan