Terbang dari Abu Dhabi, Maskapai Etihad Airways Mendarat Perdana di Bali – Page 3

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mempersilakan pihak maskapai asing yang ingin menyediakan rute penerbangan dari dan menuju Indonesia.

Alasannya, ia tidak ingin persaingan industri maskapai penerbangan yang sempit di dalam negeri membuat banyak penumpang kesulitan. Pasalnya, situasi itu menjadikan tarif tiket pesawat melambung.

“Sekarang kita mau dorong airline asing masuk ke dalam, tapi kita tata. Jadi misalnya dulu ada aturan tidak boleh majority sahamnya. Kalau kau enggak bisa penuhin, masa orang menderita. Sektor wisata kita rusak kan,” tegas Menko Luhut di Bali, Rabu (15/5/2024).

Luhut juga mengaku telah mendengar keluhan dari penumpang pesawat asal Jepang, yang menyoroti rute penerbangan di Tanah Air dikuasai hanya oleh sedikit kelompok saja.

“Sama seperti Garuda nih sekarang. Tadi penumpangnya complaint, dari Jepang, begitu banyak orang mau naik, airline-nya kurang, musti lewat mana, akhirnya mahal,” ungkap dia.

Adapun sejumlah maskapai asing telah mengintip peluang terkait padatnya permintaan dan minimnya ketersediaan pada layanan penerbangan di Indonesia. Seperti diungkapkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, yang bilang tiga maskapai penerbangan asing mengajukan rute perdana dan tambahan ke Bali.

“Kami upayakan secara all out pada 2024 tambahan penerbangan ke Bali dan ini sudah kami wujudkan menjelang liburan Imlek,” kata Sandiaga Uno di Bali beberapa waktu lalu, dikutip dari Antara.

Ia mengungkapkan maskapai mancanegara itu yakni Juneyao Airlines yang bermarkas di Shanghai, China. Maskapai itu dijadwalkan mulai terbang perdana secara reguler ke Bali pada 20 Januari 2024 untuk menyambut musim liburan Imlek 2024.

Kemudian, lanjut dia, maskapai asing lainnya yang disasar yakni Turkish Airlines yang rencananya menambah frekuensi penerbangan dari yang saat ini mencapai tiga kali seminggu melayani Istanbul-Bali-Istanbul.