Aroma Pecah Kongsi Gerindra-Golkar di Jabar dan Jakarta

Bisnis.com, JAKARTA — Ide koalisi tetap para partai pendukung Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 terancam bubar jalan di Pemilihan Kepala Daerah alias Pilkada Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Dua partai terbesar di koalisi tersebut, Golkar dan Gerindra, berebut pengaruh. Golkar memiliki jagoan, Ridwan Kamil, untuk bertarung sebagai kandidat calon gubernur di Jawa Barat. Sementara itu di Jakarta, Golkar telah mendorong nama Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk Freidrich mengungkapkan bahwa usulan nama Kaesang untuk Pilgub Jakarta memperjelas posisi Golkar. Pasalnya, dengan keputusan politik tersebut, secara otomatis Ridwan Kamil tetap maju di Jabar.

“Iya karena itu, otomatis Pak RK akan tetap di Jawa Barat,” kata Wakil Ketua DPR itu.

Adapun Gerindra memiliki sosok Dedi Mulyadi yang bisa diajukan sebagai bakal calon gubernur Jawa Barat. Dedi adalah bekas kader Golkar. Ia pernah menjabat sebagai Bupati Purwakarta selama 2 periode. Namun Dedi kemudian pindah haluan dari Golkar ke Gerindra pada Mei 2023 lalu. Sedangkan di Jakarta, Gerindra telah secara terbuka mengungkapkan dukungannya kepada Ridwan Kamil. 

Soal potensi pecah kongsi, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno menyebut anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) berupaya untuk satu suara saat mencalonkan pasangan nama untuk Pilkada 2024 di Provinsi Jawa Barat dan Jakarta.

Dia juga menilai wajar jika saat ini masing-masing partai masih menggodok nama-nama yang potensial dan mengusulkan kader-kadernya untuk maju pada kontestasi Pilkada Jawa Barat (Jabar) dan Jakarta.

“Kami memang di Koalisi Indonesia Maju sudah bersepakat sebisa mungkin kami maksimalkan di Jawa Barat, di DKJ (Daerah Khusus Jakarta, red.). Ini kami bersama-sama dengan teman-teman KIM mengusung satu pasangan calon yang kami sepakati bersama. Jadi, kurang lebih seperti itu,” kata Eddy dilansir Antara, Minggu (14/7/2024).

Eddy juga menyebut untuk di Jakarta partai-partai KIM juga punya misi sama mengalahkan petahana (incumbent), yaitu Anies Baswedan, yang bulan lalu telah mendapatkan dukungan maju sebagai calon Gubernur Jakarta dari DPW PKB.

“Kami melihat pertarungan di Jakarta ini memang banyak yang ingin maju. Akan tetapi, peluangnya bagaimana untuk mengalahkan petahana? Tentu ya perlu diperhitungkan karena petahana biasanya diunggulkan,” kata Sekjen PAN.

Sementara itu, untuk Jawa Barat, Sekjen PAN menyebut partai-partai KIM saat ini masih menggelar survei akhir untuk menentukan nama-nama yang mereka usung.

“Nah, nanti kita lihat output dari surveinya bagaimana untuk kami menentukan secara final karena sekali sudah kami tentukan, sekali kami umumkan, kita enggak mau tarik kembali karena nanti akan membingungkan masyarakat,” kata Eddy.

Tren Elektabilitas 

Sementara itu, rilis terbaru Indikator Politik mengungkap bahwa Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi bersaing di hampir semua simulasi. Simulasi 26 nama, misalnya, Ridwan Kamil memimpin dengan tingkat keterpilihan atau elektabilitas sebanyak 36,8%. Dedi Mulyadi berada di peringkat kedua dengan elektabilitas sebesar 31,19%. 

Sementara itu peringkat ketiga, ada sosok pesohor dan komedian Alfiansyah alias Komeng yang memiliki elektabilitas 5,6%. Komeng adalah anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) terpilih. Pada pemilihan legislatif atau Pileg 2024 lalu, ia memperoleh suara cukup fantastis 5,3 juta.

Nama Komeng bahkan unggul dibandingkan politikus Partai Demokrat, Dede Yusuf dan Ketua Umum Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu yang elektabilitasnya masing-masing hanya 3% dan 2,8%.

Sementara itu, jika mengacu kepada simulasi 12 nama, sosok Komeng tidak muncul di survei versi Indikator. Meski demikian, laiknya simulasi 26 nama, Kang Emil dan Dedi Mulyadi tetap bersaing. Elektabilitas keduanya masing-masing sebesar 44,5% dan 33,2%.

Di bawah Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi ada nama Dede Yusuf 5,4%, Bima Arya Sugiarto 2,2%, hingga Desy Ratnasari yang memiliki elektabilitas 1,8%.

Kendati telah muncul nama kandidat calon gubernur yang beredar setidaknya masih versi hasil survei, partai politik sampai saat ini masih belum bulat untuk menentukan siapa sosok yang akan bertarung di daerah lumbung suara tersebut.

Golkar Optimistis Menang

Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat (Jabar) Ace Hasan Syadzily percaya diri (pede) Ridwan Kamil akan menang apabila melawan calon lain termasuk Sandiaga Uno dalam ajang Pilkada Jabar 2024.

Ace tidak menampik apabila belakangan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mewacanakan untuk mengusung Sandiaga Uno sebagai bakal calon gubernur Jabar 2024. Meski demikian, dia meyakini posisi Ridwan Kamil masih aman.

“Terakhir survei yang dipublikasikan Indikator Politik Indonesia menunjukan bahwa kepuasan publik terhadap Kang Emil sangat tinggi, termasuk juga masyarakat yang tetep ingin Kang Emil menjadi gubernur Jawa Barat cukup tinggi. Jadi bagi kami-kami tidak terlalu khawatir,” ujar Ace di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (10/7/2024).

Meski demikian, dia mengingatkan bahwa Golkar belum memutuskan siapa calon gubernur dan wakil gubernur yang akan diusung dalam kontestasi Pilkada Jabar 2024.

Golkar, lanjut Ace, masih akan menanti hasil survei selanjutnya sebelum mengambil keputusan final soal sosok yang akan diusung menjadi calon gubernur dan wakil gubernur Jabar 2024.

“Kita tunggu hasilnya,” jelas wakil ketua Komisi VIII DPR itu.

Adapun hasil pemilu 2024 lalu, mengungkap bahwa Gerinda mendominasi DPRD Jawa Barat dengan perolehan 20 kursi. PKS dan PKB masing-masing-masing memperoleh 19 kursi, PDIP 17 kursi, PKB 15 kursi, Demokrat dan Nasdem memperoleh 8 kursi, PPP 6 kursi dan PSI 1 kursi.

Perolehan kursi tersebut menunjukkan bahwa tidak ada satupun partai yang bisa mengajukan kandidat sendiri dalam kontestasi Pilgub Jabar 2024. Semua partai buruh koalisi.