Terbuka Nego Barter Buronan Usai Alice Guo Ditangkap di Tangerang

Negosiasi Barter Buronan

Irjen Krishna Murti mengatakan penangkapan Alice Guo merupakan bagian kerja sama dengan Pemerintah Filipina. Ia pun berharap agar otoritas Filipina dapat melakukan barter buronan Badan Narkotika Nasional (BNN) Gregor Johann Haas.

“Diharapkan juga hal yang sama Filipina mau mengirimkan buronan utama BNN atas nama Gregor Haas yang sampai saat ini masih dinegosiasikan upaya pertukarannya,” jelas Krihsna.

Sebagai informasi, Gregor Johann Haas, kartel Meksiko yang merupakan buron Badan Narkotika Nasional (BNN), ditangkap di Filipina pada Selasa (15/5). Sampai saat ini, Filipina belum menyerahkan Gregor Haas kepada pemerintah Indonesia.

Penangkapan Gregor ini berdasarkan adanya Interpol Red Notice No A-3154/3-2024 yang diterbitkan pada 22 Maret 2024. BNN sendiri telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Gregor pada 29 Januari 2024.

Gregor menjadi buron BNN atas kasus penyelundupan narkoba yang melanggar Pasal 114 dan 112 Undang-Undang No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Red notice tersebut ditindaklanjuti oleh Atpol Polri di Manila KBP Retno Prihawati yang berkoordinasi dengan otoritas setempat.

Kasus Alice Guo

Lantas siapakah Alice Guo dan mengapa dia diburu oleh otoritas Filipina? Alice Guo adalah Wali Kota Bamban di Filipina yang terlibat dugaan pencucian uang.

Alice Guo mengatakan dirinya tumbuh di pertanian keluarga bersama ayahnya yang berkebangsaan China dan ibunya yang berkebangsaan Filipina. Anggota Parlemen Filipina yang menyelidiki operasi pusat penipuan telah menuduh Alice Guo sebagai warga negara China dan merupakan mata-mata yang memberikan perlindungan bagi geng-geng kriminal.

Kasusnya ini menjadi dramatis sejak saudara perempuannya ditangkap dan diinterogasi oleh Senat Filipina. Tindakan itu memicu kemarahan di Filipina hingga menarik perhatian internasional.

Alice Guo dituduh melindungi kasino daring, yang menjadi kedok bagi pusat penipuan dan sindikat perdagangan manusia di wilayah peternakan babi miliknya yang sepi, Bamban. Kasino daring atau Operasi Permainan Daring sebenarnya tidak ilegal di Filipina.

Namun, mereka semakin sering diekspos sebagai kedok untuk kejahatan lainnya. Perusahaan-perusahaan tersebut, yang sebagian besar melayani klien dari China, berkembang pesat di bawah mantan presiden Filipina Rodrigo Duterte, yang berupaya menjalin hubungan ekonomi dan politik yang erat dengan Beijing.

Namun penerus Duterte, Ferdinand Marcos Jr, mengubah arah kebijakan luar negeri negara tersebut dan telah menindak kejahatan terkait perminan daring sejak menjabat pada tahun 2022.

Badan penegak hukum Filipina, termasuk Dewan Anti Pencucian Uang (AMLC), telah mengajukan beberapa tuduhan pencucian uang terhadap Alice Guo dan 35 orang lainnya ke Departemen Kehakiman. AMLC menuduh Alice Guo dan rekan-rekannya melakukan pencucian uang lebih dari 100 juta peso atau 1,8 juta dolar Amerika Serikat (setara Rp 2,7 miliar) yang merupakan hasil kegiatan kriminal.

Pengacara Alice Guo, Stephen David, tidak segera menanggapi permintaan komentar. Penyelidikan Senat kemudian dimulai pada Mei 2024 setelah pihak berwenang menggerebek kasino di Kota Bamban pada bulan Maret.

(mea/mea)