Tag: Meutya Hafid

  • Kabar Duka: Staf Khusus Menteri Komdigi Aida Rezalina Meninggal

    Kabar Duka: Staf Khusus Menteri Komdigi Aida Rezalina Meninggal

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kabar duka menyelimuti keluarga besar Kementerian Komunikasi dan Digital. Staf Khusus Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Program Strategis Kementerian Komunikasi dan Digital Aida Rezalina wafat malam ini.

    Kabar tersebut dikonfirmasi oleh Wakil Menteri Komdigi Angga Raka Prabowo melalui pesan singkat kepada CNBC Indonesia. “Iya benar,” katanya, Jumat (11/7/2025).

    Menurut informasi yang dibagikan Angga Raka, Aida (34 tahun) meninggal di RSPI Pondok Indah, Jakarta Selatan, pukul 18.30 WIB.

    “Mohon berkenan keikhlasannya untuk mengirimkan doa agar almarhumah diterima amal dan ibadahnya, diampuni segala dosa, serta ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah SWT. Aamiin,” tulis informasi tersebut.

    Saat ini, jenazah almarhumah berada di rumah duka yang berada di Jalan Bendi IV No. 26A, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

    Aida bersama puluhan pejabat lainnya dilantik di kantor Komdigi, Jakarta, Senin (13/1/2025). Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia ini juga pernah menjadi Tenaga Ahli Komisi I DPR RI.

    Sosok profesional
    Wakil Ketua Komisi Informasi Pusat Arya Sandhiyudha turut berduka cita atas meninggalnya Aida. Menurut Arya, banyak irisan antara dirinya dengan almarhumah, mulai dari perkuliahan di FISIP UI hingga menjadi sesama Tenaga Ahli di Komisi I DPR. Tidak hanya itu, Aida juga bersahabat dengan adik kandung Arya semasa bersekolah di SMA Labschool Jakarta.

    “Jadi kami kenal sudah sejak lama dan banyak lapisan interaksi yang membuat saya merasa kehilangan,” katanya via sambungan telepon kepada CNBC Indonesia.

    Secara pribadi, Arya mengaku merasa bersalah lantaran belum sempat menjenguk Aida di rumah sakit. Oleh karena itu, dalam perjalanan ke rumah duka beberapa waktu lalu, perasaan dalam hati Arya campur aduk.

    Lebih lanjut, dia menekankan kalau Aida merupakan sosok yang berhati baik dan berkontribusi untuk bangsa dan negara. Terutama sejak mendampingi Meutya Hafid sebagai Ketua Komisi I DPR hingga menjadi menkomdigi.

    “Beliau husnul khotimah. Setiap keluarga, teman, orang yang pernah tersentuh kebaikan beliau, Insya Allah akan menjadi pengirim pahala jariah yang tidak akan pernah berhenti selama kebaikan yang disentuhkan almarhumah Aida berbuah sebagai kebaikan dalam bentuk kebijakan,” ujar Arya.

    “Jadi saya yakin Insya Allah, Aida menjadi inspirasi generasi muda. Insya Allah beliau jadi salah satu kenangan bagi diri saya sendiri. Ada ruang yang mungkin tidak bisa tergantikan secara profesional di mata ibu menteri atau anggota Komisi I yang pernah ikut dilayaninya,” lanjutnya.

    (miq/miq)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Telkomsel Ungkap Tantangan Internet 100 Mbps untuk Sekolah Rakyat

    Telkomsel Ungkap Tantangan Internet 100 Mbps untuk Sekolah Rakyat

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) menyambut baik inisiatif pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dalam menghadirkan konektivitas internet berbasis fiber optik berkecepatan tinggi hingga 100 Mbps di seluruh sekolah rakyat (SR). 

    VP Corporate Communications & Social Responsibility Telkomsel, Saki H. Bramono, mengatakan pihaknya melihat ini sebagai langkah strategis yang sejalan dengan semangat Telkomsel dalam mendukung pemerataan akses digital dan kemajuan pendidikan nasional. Namun demikian pihaknya menyadari upaya ini memiliki tantangan tersendiri, terutama dalam menjangkau wilayah dengan keterbatasan infrastruktur dasar.

    “Termasuk diantaranya ketersediaan jalan akses untuk mobilisasi, catu daya listrik yang stabil, dan lainnya,” kata Saki saat dihubungi Bisnis pada Jumat (11/7/2025).

    Namun demikian, lanjut Saki, tantangan tersebut juga menjadi peluang bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk Telkomsel, untuk berkontribusi nyata dalam mendorong transformasi digital yang inklusif di Indonesia.

    Saki menambahkan Telkomsel memiliki kapabilitas dan pengalaman untuk mendukung penyediaan konektivitas internet yang andal, termasuk melalui perluasan jaringan fiber optik, integrasi layanan berbasis teknologi, serta pemeliharaan dan dukungan teknis yang berkelanjutan.

    Apabila terdapat mandat atau ruang kolaborasi tambahan, lanjut dia, Telkomsel akan mendukung bersama pelibatan stakeholder lainnya melalui solusi terpadu, meliputi pembangunan infrastruktur jaringan di wilayah yang belum terjangkau, penyediaan perangkat konektivitas di SR, serta penyediaan platform pembelajaran digital untuk mendukung pembelajaran daring dan interaktif. 

    Lebih lanjut, Saki mengatakan supaya kolaborasi ini berjalan efektif dan berkelanjutan, Telkomsel memandang pentingnya kepastian regulasi, sinergi lintas sektor dan stakeholder terkait, serta skema insentif yang mendukung keberlanjutan investasi, terutama dalam penggelaran jaringan di wilayah non-komersial. 

    “Dukungan pemerintah, baik berupa insentif fiskal maupun nonfiskal, dibutuhkan demi kelangsungan layanan ini,” katanya. 

    Pihaknya juga mengapresiasi wacana pemerintah mengenai pemberian insentif baik berupa insentif fiskal maupun non-fiskal termasuk keringanan Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi dan skema cost-sharing yang diorientasikan untuk pengembangan akses internet di sektor pendidikan. 

    “Kami berharap implementasi kebijakan tersebut dapat memperkuat kontribusi operator dalam menyukseskan program prioritas nasional, termasuk penyediaan layanan internet di SR, sebagai bagian dari komitmen bersama dalam mendukung misi Asta Cita Presiden RI dan visi Indonesia Emas 2045,” tandas Saki.

    Komdigi sebelumnya memastikan seluruh SR akan terhubung dengan jaringan internet berbasis fiber optik dengan kecepatan minimal 100 Mbps. Penugasan tersebut merupakan amanat langsung dari Presiden Prabowo Subianto dan menjadi bagian dari agenda transformasi pendidikan digital nasional.

    “Sesuai penugasan yang terdapat di Inpres SR, Komdigi mendapat tugas salah satunya mendukung ketersediaan sistem dan jaringan internet di Sekolah Rakyat. Dengan demikian Komdigi akan memastikan bahwa di seluruh SR sudah ada jaringan FO yang bisa digunakan SR untuk mendapatkan layanan internet,” kata Wayan saat dihubungi Bisnis pada Minggu (29/6/2025). 

    Wayan menjelaskan apabila di lokasi sekolah belum terdapat jaringan FO, Komdigi akan bekerja sama dengan operator untuk membangun infrastruktur digital hingga titik sekolah.Sejauh ini, dua sekolah percontohan telah terhubung dengan jaringan FO, yakni SR Menengah Atas 19 Bantul dengan kecepatan 200 Mbps dan SR Menengah Atas 20 Sleman dengan internet 100 Mbps. 

    Koneksi tersebut telah mendukung aktivitas belajar lebih dari 275 siswa. Menteri Komdigi Meutya Hafid menambahkan, penyediaan layanan internet di SR merupakan bagian dari konsep smart school yang digagas Presiden Prabowo. Konsep ini menempatkan teknologi dan konektivitas sebagai elemen penting dalam proses pembelajaran.

    “Sekolah ini nanti didesain sesuai arahan Bapak Presiden adalah sekolah dengan smart school, di mana semuanya sangat tergantung juga dengan layanan internet yang diberikan oleh teman-teman Komdigi,” kata Meutya.

    Adapun, peluncuran resmi 100 Sekolah Rakyat akan dilangsungkan pada 14 Juli 2025 dan dijadwalkan diresmikan langsung oleh Presiden Prabowo.

  • Komdigi Target Regulasi AI Masuk Legislasi Awal Agustus 2025

    Komdigi Target Regulasi AI Masuk Legislasi Awal Agustus 2025

    Bisnis.com, JAKARTA— Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkap regulasi terkait dengan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) diharapkan sudah masuk legislasi pada awal Agustus 2025. 

    “Kami berharap dalam akhir bulan ini sudah bisa, atau awal bulan depan, sudah masuk legislasi. Jadi sudah dibahas lintas kementerian,” kata Staf Ahli Bidang Sosial Ekonomi dan Budaya Wijaya Kusumawardhana dalam acara Ngopi Bareng di Kantor Komdigi pada Jumat (11/7/2025).

    Wijaya menegaskan bahwa regulasi terkait AI tersebut sebenarnya sudah diproses di internal Komdigi. Mereka tengah mencoba mencari kesepakatan dengan berbagai kementerian dan lembaga. 

    Nantinya setelah mendapatkan hasil, lanjut Wijaya, baru akan dibawa ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). Pihaknya berharap aturan tersebut bisa berbentuk minimal Peraturan Presiden (Perpres). 

    “Kami harapkan minimal Perpres, syukur-syukur bisa setingkat di atasnya,” katanya. 

    Wijaya menambahkan seperti halnya Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Pelindungan Anak (PP Tunas), yang awalnya hanya setingkat Perpres. Namun, ternyata setelah melalui pembahasan lebih lanjut, aturan tersebut dinaikan menjadi PP. 

    “Jadi tidak hanya Perpres, dinaikan ke tingkat peraturan pemerintah, supaya lebih kuat dan menjangkau segala macam,” katanya. 

    Pada Januari 2025, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyampaikan pihaknya masih menggodok aturan mengenai penggunaan dan etika AI. 

    Kala itu, Meutya menyebut, regulasi tersebut diharapkan dapat selesai 3 bulan lagi atau pada April 2025. Dia menambahkan, Indonesia sebetulnya sudah memiliki aturan terkait etika kecerdasan artifisial atau AI yang tertuang dalam Surat Edaran (SE) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). 

    Namun, Meutya menuturkan, pihaknya memang berencana mengubah surat edaran tersebut menjadi peraturan yang lebih mengikat.

    “Ini digodok oleh Pak Wamen Nezar dan kami sudah tugaskan beliau. Dalam waktu 3 bulan kita akan buatkan juga peraturannya,” kata Meutya di Komdigi, Senin (13/1/2025).

  • Ramai Diserbu Asing, Ini Bukti RI Bukan Cuma Negara Pasar

    Ramai Diserbu Asing, Ini Bukti RI Bukan Cuma Negara Pasar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Raksasa teknologi asing ramai menyerbu pasar Indonesia untuk menggelontorkan inovasi terbaru, berupa produk dan layanan. Salah satunya di sektor kecerdasan buatan (AI) yang makin populer digunakan oleh masyarakat Indonesia.

    Namun, pemerintah tidak ingin Indonesia hanya menjadi pasar. Hal ini diungkapkan Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, terkait peluncuran AI Center of Excellence di Indonesia.

    Pusat AI tersebut hasil kolaborasi pihak kementerian dengan berbagai raksasa Tanah Air dan global, yakni Indosat Ooredoo Hutchison, Cisco dan Nvidia.

    “Kolaborasi ini membuktikan bahwa kedaulatan digital bisa dibangun bersama. Kami ingin Indonesia tidak hanya menjadi pasar teknologi, tapi juga rumah bagi inovasi dan penciptaan teknologi AI yang relevan dengan kebutuhan bangsa,” jelas Meutya.

    Sementara itu, Wakil Menteri Kementerian Komdigi Nezar Patria mengatakan pusat AI memainkan peranan strategis untuk mendorong AI di Indonesia. Caranya dengan menyediakan program komprehensif untuk memajukan inovasi AI.

    Pusat AI dibangun untuk memperkuat sejumlah pilar. Mulai dari etika, infrastruktur dan tata kelola data, serta investasi dan riset.

    Terakhir adalah mengenai talenta digital. SDM Indonesia merupakan aset terbesar dan Pusat AI akan mendukungnya. 

    “COE akan mendukung beasiswa, sertifikasi nasional, reformasi kurikulum AI dan program literasi publik, memberdayakan jutaan orang dengan keterampilan digital yang dibutuhkan masa depan,” jelas Nezar.

    Terkait talenta digital juga disinggung oleh CEO Indosat, Vikram Sinha. Dia mengatakan investasi pada talenta manusia merupakan salah satu fokus utama pusat AI tersebut.

    “Tanpa bakat manusia, AI tidak lengkap. Ini akan menjadi misi pertama,” ujarnya.

    Dia juga mengatakan AI Centwewr of Excellence merupakan program kolaborasi antar perusahaan dan pemerintah. Mereka berjanji kepada pemerintah akan berfokus membangun Indonesia yang lebih sehat.

    “Telah berjanji untuk fokus membangun Indonesia yang sehat,” kata Vikram.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Cerita Inspiratif Para Pejuang Garis Dua Bersama Morula IVF Indonesia

    Cerita Inspiratif Para Pejuang Garis Dua Bersama Morula IVF Indonesia

    Jakarta

    Kehadiran buah hati merupakan salah satu kebahagiaan terbesar yang diidamkan oleh banyak keluarga di Indonesia. Tidak hanya sebagai pelengkap rumah tangga, anak juga membawa kehangatan dan sukacita dalam kehidupan keluarga.

    Namun, bagi sebagian pasangan, jalan menuju kebahagiaan ini tidak selalu mudah. Perjuangan panjang, rasa lelah, harapan yang berkali-kali pupus, hingga ketidakpastian masa depan sering kali menjadi bagian dari proses.

    Di tengah ujian tersebut, cerita dari para pasangan pejuang garis dua bersama Morula IVF Indonesia menjadi harapan bagi mereka yang sedang berjuang.

    Cerita Inspiratif Para Pejuang Garis Dua

    1. Denny Sumargo dan Olivia Allan

    Dok. Morula IVF Indonesia

    Kisah penuh inspirasi datang dari pasangan Denny Sumargo dan Olivia Allan. Setelah menikah pada November 2020, mereka menghadapi perjalanan yang berat untuk memiliki anak. Olivia sempat mengalami keguguran sebanyak tiga kali. Lalu, upaya mereka menjalani program inseminasi serta IVF di luar negeri pun gagal.

    Rasa khawatir, lelah mental, dan rasa takut sempat menghantui. Namun, keduanya memilih untuk tidak menyerah dan melanjutkan perjuangan mereka bersama Morula IVF Indonesia bersama Dr. dr. Arie Adrianus Polim, Msc, DMAS, Sp.OG Subsp. FER (K).

    Dukungan Morula IVF Indonesia menjadi penyemangat dalam perjuangan pasangan ini. Salah satu kunci keberhasilan kehamilan Olivia adalah teknologi yang memungkinkan deteksi dini terhadap kelainan kromosom pada embrio sebelum proses penanaman embrio di rahim dilakukan. Teknologi ini memberikan harapan besar bagi pasangan yang pernah mengalami keguguran berulang atau kegagalan IVF.

    Mereka juga menjalani program Wellness dari Morula yang membantu meningkatkan kesuburan dan kesehatan. Program ini mencakup berbagai terapi untuk bertujuan menyehatkan tubuh dan meningkatkan fungsi organ reproduksi.

    Berkat pendekatan personal dari dokter berpengalaman dan teknologi unggulan Morula, Olivia akhirnya hamil, dan buah hati mereka, Gabriella Allan Sumargo yang lahir pada 27 Juli 2024.

    2. Asmirandah dan Jonas

    Dok. Morula IVF Indonesia

    Kisah mengharukan juga datang dari pasangan selebritis Asmirandah dan Jonas Rivanno. Pasangan yang menikah pada 22 Desember 2013 ini harus menanti selama hampir tujuh tahun untuk mendapatkan buah hati.

    Dalam perjalanannya, mereka memutuskan untuk menjalani program bayi tabung di Morula IVF Jakarta bersama dr. Merry Amelya PS, SpOG. Dengan penuh kesabaran dan keyakinan, keduanya menjalani proses demi proses dengan harapan besar.

    Penantian panjang mereka pun terjawab ketika pada 29 April 2020, Asmirandah dinyatakan positif hamil setelah menjalani program IVF. Kebahagiaan mereka pun semakin lengkap ketika buah hati yang dinanti, Chloe Emanuelle Van Wattimena, lahir tepat pada momen istimewa, Hari Natal 2020.

    Bagi Asmirandah dan Jonas, program bayi tabung tidak hanya prosedur medis, tetapi juga perjalanan spiritual yang penuh harapan dan kesabaran yang kini telah berubah menjadi kenyataan yang paling indah.

    3. Meutya Hafid dan Noer Fajrieansyah

    Inspirasi perjuangan tak kenal menyerah juga bisa disimak dari kisah pasangan Meutya Hafid dan Noer Fajrieansyah. Meutya, yang kini menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, memulai program bayi tabung pada usia 37 tahun. Ini merupakan sebuah perjalanan panjang yang diwarnai dengan 10 kali percobaan IVF dan 3 kali keguguran.

    Setelah melalui beragam pengobatan, baik alternatif maupun medis, Meutya dan suami memutuskan untuk menjalani program bayi tabung di Morula IVF Jakarta. Di tengah perjuangan penuh tantangan tersebut, Meutya menemukan dukungan penting dari Dr. dr. Ivan R. Sini, GDRM, MMIS, FRANZCOG, Sp.OG, yang menjadi sosok kunci dalam proses pendampingan dan program secara menyeluruh.

    Bersama dr. Ivan, pasangan ini memilih untuk tidak menyerah dan terus melanjutkan prosedur demi prosedur dengan penuh harapan. Pendekatan holistis yang diberikan oleh Morula IVF Indonesia yang tidak hanya berfokus pada kesehatan fisik, tetapi juga stabilitas mental dan emosional, memberikan kekuatan tersendiri bagi Meutya dalam menghadapi kegagalan demi kegagalan.

    Hingga akhirnya, pada usia 44 tahun, Meutya melahirkan putri cantik bernama Lyora Shaqueena Ansyah. Perjuangan tak kenal lelah Meutya-Fajri ini bahkan sudah dibukukan dengan judul karya Fenty Effendy. Tak hanya itu, gaung inspirasi perjuangan Meutya dan suami juga diceritakan melalui film layar lebar yang akan tayang 7 Agustus mendatang.

    Perayaan Anniversary 27th Morula

    Merayakan hari ulang tahun ke-27, Morula IVF Indonesia akan menghadirkan cerita perjuangan Asmirandah-Jonas, Denny-Olivia, dan Meutya-Noer dalam Ultimate Grande Anniversary 27th Morula. Acara ini akan berlangsung pada 26 Juli – 27 Juli 2025 di Pullman Hotel Central Park, Podomoro City, Jakarta.

    “Mengangkat tema ‘Bringing Dreams to Life’, acara ini menjadi ruang hangat untuk menyatukan para pejuang garis dua yang telah, sedang, atau akan berjuang mewujudkan impian jadi kenyataan yaitu memiliki momongan. Momen ini akan diisi dengan dari para publik figur seperti Denny Sumargo-Olivia Allan, Asmirandah-Jonas, Meutya Hafid-Noer Fajrieansyah. Kemudian, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Wakil Komisaris Utama PT Bundamedik Tbk. BMHS. Wishnutama, Komisaris Independen PT Bundamedik Tbk. BHMS Retno Marsudi, dan pasien sukses Morula lainnya yang akan membagikan kisah inspiratif dan membangkitkan semangat bagi pasangan lainnya,” tulis keterangan remis Morula IVF Indonesia, Jumat (11/7/2025).

    Tak hanya berbagi inspirasi, Morula IVF Indonesia juga menghadirkan sesi konsultasi privat bersama dokter terbaik dari Morula IVF Jakarta, Morula IVF Margonda, Morula IVF Ciputat, Morula IVF Tangerang. Sesi ini memberikan ruang kepada peserta untuk berdiskusi langsung mengenai kondisi kesehatan reproduksi mereka, mengenal lebih dekat teknologi PGT-A, serta mendapatkan edukasi dari tim klinis Morula.

    “Sebagai wujud apresiasi pada momen spesial ini, Morula juga memberikan hadiah istimewa seperti diskon promil IVF hingga Rp 25 juta, total diskon IVF Rp 40 juta, serta hadiah khusus berupa PGT-A satu embrio hingga hamil (syarat dan ketentuan berlaku). Hadiah PGT-A ini bisa mempercepat kehamilan dengan success rate hingga 77%. Semua promo ini hanya berlaku di Ultimate Grande Anniversary 27th Morula,” tutup keterangan resmi Morula.

    Tertarik mengikuti acara Ultimate Grande Anniversary 27th Morula? Kunjungi tautan bit.ly/PromoMorula untuk melakukan pendaftaran.

    (Morula/sls)

  • Teknologi Dapat Permudah Pasangan Punya Buah Hati, Ini Buktinya!

    Teknologi Dapat Permudah Pasangan Punya Buah Hati, Ini Buktinya!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Salah satu kebahagiaan terbesar yang diharapkan oleh banyak keluarga adalah kehadiran buah hati. Pada dasarnya, anak tidak hanya menjadi pelengkap rumah tangga, melainkan juga menjadi sosok pembawa kehangatan dan sukacita dalam kehidupan sebuah keluarga.

    Namun, jalan menuju kebahagiaan memiliki anak tidak selalu mudah bagi sebagian pasangan. Proses berupa perjuangan panjang, rasa lelah, harapan yang berkali-kali pupus, hingga ketidakpastian masa depan sering kali dirasakan oleh pasangan. Salah satunya pasangan Denny Sumargo dan Olivia Allan

    Usai menikah pada November 2020, perjalanan yang berat harus dilalui mereka ketika hendak memiliki anak.

    Olivia sempat mengalami keguguran sebanyak tiga kali. Setelah itu, upaya mereka menjalani program inseminasi serta IVF di luar negeri pun gagal. Rasa khawatir, lelah mental, dan rasa takut sempat menghantui.

    Di tengah ujian berat tersebut, Denny dan Olivia memilih untuk tidak menyerah dan melanjutkan perjuangan mereka bersama Morula IVF Indonesia bersama Dr. dr. Arie Adrianus Polim, Msc, DMAS, Sp.OG Subsp. FER (K). Hal ini adalah sebuah langkah penting yang kemudian menjadi titik balik bagi kehidupan mereka.

    Dukungan Morula IVF Indonesia menjadi penyemangat dalam perjuangan pasangan ini. Salah satu kunci keberhasilan kehamilan Olivia adalah teknologi PGT-A atau Pre-Implantation Genetic Testing for Aneuploidy yang memungkinkan deteksi dini terhadap kelainan kromosom pada embrio sebelum proses penanaman embrio di rahim dilakukan.

    Teknologi ini memberikan harapan besar bagi pasangan yang pernah mengalami keguguran berulang atau kegagalan IVF.

    Mereka pun kemudian menjalani program Wellness dari Morula yang membantu meningkatkan kesuburan dan kesehatan. Program ini terdiri dari berbagai macam terapi untuk bertujuan menyehatkan tubuh dan meningkatkan fungsi organ reproduksi.

    Berkat pendekatan personal dari dokter obgyn berpengalaman yang dibarengi penerapan teknologi unggulan Morula, Olivia akhirnya berhasil hamil dan melahirkan buah hati mereka, Gabriella Allan Sumargo pada 27 Juli 2024. Kesuksesan ini membuktikan bahwa harapan selalu ada bagi mereka yang tetap berusaha dan percaya.

    Salah satu kisah mengharukan juga datang dari pasangan selebritas Asmirandah dan Jonas Rivanno. Pasangan yang menikah pada 22 Desember 2013 ini harus menanti selama hampir tujuh tahun untuk mendapatkan buah hati.

    Foto: Pasangan selebritas Asmirandah dan Jonas

    Dalam perjalanannya, mereka memutuskan untuk menjalani program bayi tabung di Morula IVF Jakarta bersama dr. Merry Amelya PS, SpOG. Dengan penuh kesabaran dan keyakinan, keduanya menjalani proses demi proses dengan harapan besar.

    Penantian panjang itu akhirnya terjawab ketika pada 29 April 2020, Asmirandah dinyatakan positif hamil setelah menjalani program IVF. Kebahagiaan mereka pun semakin lengkap ketika buah hati yang dinanti, Chloe Emanuelle Van Wattimena, lahir tepat pada momen istimewa, Hari Natal 2020. Momen kelahiran tersebut menjadi simbol cinta dan perjuangan yang tak sia-sia.

    Bagi Asmirandah dan Jonas, program bayi tabung tidak hanya prosedur medis, tetapi juga perjalanan spiritual yang penuh harapan dan kesabaran yang kini telah berubah menjadi kenyataan yang paling indah.

    Inspirasi perjuangan tak kenal menyerah juga bisa dilihat dari kisah pasangan Meutya Hafid dan Noer Fajrieansyah. Meutya, yang kini menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, memulai program bayi tabung pada usia 37 tahun. Ini merupakan sebuah perjalanan panjang yang diwarnai dengan 10 kali percobaan IVF dan 3 kali keguguran.

    Setelah melalui beragam pengobatan, baik alternatif maupun medis, Meutya dan suami akhirnya memutuskan untuk menjalani program bayi tabung di Morula IVF Jakarta. Di tengah perjuangan penuh tantangan tersebut, Meutya menemukan dukungan penting dari Dr. dr. Ivan R. Sini, GDRM, MMIS, FRANZCOG, Sp.OG, yang menjadi sosok kunci dalam proses pendampingan dan program secara menyeluruh.

    Bersama dokter Ivan, pasangan ini memilih untuk tidak menyerah dan terus melanjutkan prosedur demi prosedur dengan penuh harapan. Pendekatan holistis yang diberikan oleh Morula IVF Indonesia yang tidak hanya berfokus pada kesehatan fisik, tetapi juga stabilitas mental dan emosional, memberikan kekuatan tersendiri bagi Meutya dalam menghadapi kegagalan demi kegagalan.

    Hingga akhirnya, pada usia 44 tahun, Meutya berhasil melahirkan putri cantik bernama Lyora Shaqueena Ansyah. Perjuangan tak kenal lelah Meutya-Fajri ini bahkan sudah dibukukan dengan judul Lyora: Keajaiban yang Dinanti karya Fenty Effendy. Tak hanya itu, gaung inspirasi perjuangan Meutya dan suami juga diceritakan melalui film layer lebar Lyora yang akan tayang 7 Agustus mendatang.

    Kisah Meutya menjadi bukti nyata bahwa dengan dukungan tenaga medis berpengalaman dan semangat pantang menyerah, impian memiliki buah hati bisa menjadi kenyataan, bahkan setelah melalui penantian yang panjang dan berliku.

    Foto: dok Morula IVF Indonesia

    Peringatan 27 Tahun Morula

    Cerita perjuangan Asmirandah-Jonas, Denny-Olivia, dan Meutya-Noer akan hadir dalam Ultimate Grande Anniversary 27th Morula. Pada Sabtu & Minggu, 26 Juli – 27 Juli 2025 di Pullman Hotel Central Park, Podomoro City, DKI Jakarta.

    Mengusung tema “Bringing Dreams to Life” acara ini menjadi ruang hangat untuk menyatukan para pejuang garis dua yang telah, sedang, atau akan berjuang mewujudkan impian jadi kenyataan yaitu memiliki momongan.

    Momen ini akan diisi dengan sharing session dari para publik figur seperti Denny Sumargo-Olivia Allan, Asmirandah-Jonas, Meutya Hafid-Noer Fajrieansyah (Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia), Budi Gunadi Sadikin (Menteri kesehatan), Wishnutama (Wakil Komisaris Utama PT Bundamedik Tbk. BMHS), Retno Marsudi (Komisaris Independen PT Bundamedik Tbk. BHMS), dan pasien sukses Morula yang akan membagikan kisah inspiratif dan membangkitkan semangat bagi pasangan lainnya.

    Tak hanya berbagi inspirasi, Morula IVF Indonesia juga menghadirkan sesi konsultasi privat bersama dokter obgyn terbaik dari Morula IVF Jakarta, Morula IVF Margonda, Morula IVF Ciputat, Morula IVF Tangerang. Sesi ini memberikan ruang kepada peserta untuk berdiskusi langsung mengenai kondisi kesehatan reproduksi mereka, mengenal lebih dekat teknologi PGT-A, serta mendapatkan edukasi dari tim klinisi Morula.

    Sebagai wujud apresiasi pada momen spesial ini, Morula juga memberikan hadiah istimewa seperti diskon promil IVF hingga Rp 25 juta, door prize total diskon IVF Rp 40 juta, serta hadiah khusus berupa PGT-A satu embrio hingga hamil (syarat dan ketentuan berlaku). Hadiah PGT-A ini bisa mempercepat kehamilan dengan success rate hingga 77%. Semua promo ini hanya berlaku di event Ultimate Grande Anniversary 27th Morula.

    Bagi Anda yang tertarik daftar di acara Ultimate Grande Anniversary 27th Morula, bisa langsung mengunjungi tautan bit.ly/PromoMorula.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pengamat Ungkap Alasan Warga RI Ogah Pakai e-SIM

    Pengamat Ungkap Alasan Warga RI Ogah Pakai e-SIM

    Bisnis.com, JAKARTA— Pengamat telekomunikasi dan Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, menilai rendahnya minat masyarakat untuk bermigrasi ke teknologi e-SIM disebabkan oleh tidak adanya keunggulan signifikan dibanding kartu SIM fisik.

    Ditambah lagi, mayoritas perangkat di Indonesia masih menggunakan kartu SIM konvensional.

    “Ya karena kemudahan pindah-pindah operator dengan SIM card biasa dibanding e-SIM. Dan tidak ada kelebihan e-SIM membuat pengguna malas migrasi, tambah lagi tidak semua ponsel sudah bisa e-SIM,” kata Heru saat dihubungi, Kamis (10/7/2025).

    Heru juga menyoroti mayoritas masyarakat pengguna prabayar masih berharap bisa bebas berganti nomor. Namun, penggunaan e-SIM dinilai kurang fleksibel dalam hal ini.

    Di sisi lain, Heru menilai penerapan teknologi biometrik dan e-SIM akan berdampak baik jika sistem keamanannya bisa dijamin.

    “Dampak penerapan bagus sepanjang data biometriknya juga dijaga secara aman,” katanya.

    Namun, dia mengingatkan penggunaan data biometrik tidak bisa sembarangan karena termasuk data pribadi yang diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP).

    “Biometrik terganjal UU PDP karena biometrik adalah data pribadi spesifik, tidak bisa sembarangan diambil dari masyarakat. Termasuk harus diamankan secara khusus juga,” kata Heru.

    Dia pun menekankan perlunya transparansi terkait penggunaan data biometrik sebelum sistem ini diimplementasikan secara luas.

    “Sebelum diimplementasikan, dipastikan data apa yang dipakai, bagaimana metode registrasi, penyimpanan data, dan keamanan datanya. Masyarakat terus terang ragu kalau pakai biometrik dan e-SIM,” ungkapnya.

    Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyoroti lambannya adopsi teknologi e-SIM di Indonesia. 

    Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menyebut dari sekitar 25 juta perangkat yang sudah mendukung teknologi e-SIM, baru satu juta yang bermigrasi.

    “Kami tahu bahwa belum semua menggunakan e-SIM, namun demikian kami melihat celah dari 25 juta ponsel yang sudah berteknologi e-SIM, baru satu juta yang migrasi,” kata Meutya dalam Rapat Kerja bersama Komisi I DPR pada Senin, 7 Juli 2025.

    Meutya menjelaskan migrasi ke e-SIM penting untuk meningkatkan efisiensi serta keamanan data, khususnya dalam pengembangan layanan digital seperti Internet of Things (IoT). Proses migrasi ini juga mencakup pembaruan data pengguna dan verifikasi biometrik.

    Meski begitu, Meutya menekankan bahwa pemerintah belum mewajibkan migrasi penuh ke e-SIM. 

    “Bahasa permennya [Permen/Peraturan Menteri] tidak demikian, bahasa permennya adalah mendorong untuk kemudian migrasi ke e-SIM,” katanya.

    Untuk SIM fisik, Meutya menyebut saat ini sudah ada regulasi yang membatasi kepemilikan nomor berdasarkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) maksimal tiga nomor. Pemerintah pun tengah mengkaji penerbitan regulasi baru yang akan mengatur sanksi bagi operator seluler yang melanggar ketentuan ini.

    “Permen itu belum mengatur sanksi ya, ini yang sedang kami eksersais, mungkin kami akan keluarkan permen baru yang mengatur sanksi bagi operator seluler yang tidak mematuhi itu,” ungkapnya.

    Mengutip laman resmi Komdigi, e-SIM merupakan evolusi dari teknologi SIM card fisik yang telah terintegrasi langsung ke dalam perangkat, sehingga tidak memerlukan kartu fisik untuk mengakses layanan seluler. 

    Selain mendukung efisiensi, e-SIM membuka peluang bagi pengembangan teknologi wearable, machine-to-machine (M2M), dan IoT.

    Registrasi pelanggan e-SIM dilakukan melalui verifikasi data biometrik seperti pengenalan wajah (minimal 90% akurasi) dan/atau sidik jari (100% akurat), yang divalidasi langsung dengan data kependudukan dari Ditjen Dukcapil.

    Meutya menyebut pemanfaatan teknologi e-SIM dan biometrik akan menjadi fondasi sistem komunikasi masa depan. 

    “Dengan lebih dari 350 juta pelanggan seluler di Indonesia, kita membutuhkan sistem yang tidak hanya efisien, tetapi juga mampu memberikan perlindungan maksimal bagi masyarakat dari kejahatan digital yang lebih aman, efisien, dan terpercaya,” katanya.

    Komdigi, melalui Direktorat Jenderal Ekosistem Digital (DJED), mewajibkan seluruh operator telekomunikasi untuk menerapkan sistem manajemen keamanan informasi berbasis ISO 27001 dan memastikan perlindungan data pribadi sesuai peraturan yang berlaku. 

    Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi risiko kebocoran data dan tindak kejahatan siber lainnya, serta mewujudkan ekosistem digital yang lebih aman, inklusif, dan transparan.

  • Teknologi e-SIM Sepi Peminat, Komdigi: Pengguna Baru 1 Juta

    Teknologi e-SIM Sepi Peminat, Komdigi: Pengguna Baru 1 Juta

    Bisnis.com, JAKARTA— Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyoroti rendahnya tingkat migrasi pengguna ke teknologi e-SIM meski perangkat yang mendukung teknologi ini telah beredar luas.

    Dari sekitar 25 juta perangkat yang telah berteknologi e-SIM, baru satu juta yang melakukan migrasi.

    “Kami tahu bahwa belum semua menggunakan e-SIM, namun demikian kami melihat celah dari 25 juta ponsel yang sudah berteknologi e-SIM, baru satu juta yang migrasi,” kata Meutya Hafid dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Senin, 7 Juli 2025.

    Meutya menegaskan pentingnya percepatan migrasi ke e-SIM bukan hanya dari sisi efisiensi, tetapi juga keamanan data dan pengembangan layanan digital seperti Internet of Things (IoT).

    Terlebih proses migrasi ke e-SIM tidak sekadar mengganti kartu fisik, tetapi juga mencakup pembaruan data pengguna dan verifikasi biometrik, yang dinilai penting untuk peningkatan kualitas layanan digital ke depan.

    Meutya pun menekankan bahwa pemerintah tidak mewajibkan migrasi penuh ke e-SIM, melainkan mendorongnya secara bertahap.

    “Bahasa permennya tidak demikian, bahasa permennya adalah mendorong untuk kemudian migrasi ke e-sim,” ungkapnya.

    Untuk pengguna yang masih menggunakan SIM fisik, Meutya mengingatkan saat ini telah ada regulasi yang membatasi kepemilikan kartu berdasarkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) untuk tiga nomor. 

    Ke depan, Komdigi juga mempertimbangkan untuk menerbitkan regulasi tambahan berupa sanksi bagi operator seluler yang tidak mematuhi ketentuan ini.

    “Permen itu belum mengatur sanksi ya, ini yang sedang kami exsercise, mungkin kami akan keluarkan permen baru yang mengatur sanksi bagi operator seluler yang tidak mematuhi itu,” ujarnya.

    Meutya juga menyoroti pentingnya peran operator dalam memperbarui data pelanggan. Menurutnya, dari 350 juta nomor yang terdaftar di Indonesia, pembaruan data menjadi langkah krusial untuk menjaga integritas sistem komunikasi nasional.

    Meutya juga menyambut baik jika DPR berkenan melakukan pengawasan khusus terhadap kepatuhan operator dalam menjalankan instruksi tersebut.

    “Jadi monggo jika memang juga DPR melakukan pengawasan khusus terhadap bagaimana operator seluler juga melakukan pemuktahiran data sesuai instruksi dari Komdigi,” kata Meutya.

  • XLSMART Respons Soal Rencana Komdigi Beri Sanksi Aturan 1 NIK 3 Nomor

    XLSMART Respons Soal Rencana Komdigi Beri Sanksi Aturan 1 NIK 3 Nomor

    Bisnis.com, JAKARTA – PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (XLSMART) merespons rencana Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk memberikan sanksi terhadap operator seluler yang tidak patuh aturan satu Nomor Induk Kependudukan (NIK) tiga nomor telepon. 

    Head of External Communications XLSMART, Henry Wijayanto mengatakan perusahaan berkomitmen untuk mematuhi aturan pembatasan registrasi nomor prabayar berdasarkan NIK tersebut. 

    “XLSMART sepenuhnya berkomitmen untuk mematuhi seluruh aturan dan ketentuan yang berlaku terkait batas penggunaan NIK untuk registrasi nomor, dan kami tentunya juga mendukung rencana-rencana Komdigi tersebut,” kata Henry kepada Bisnis pada Jumat (11/7/2025). 

    Namun demikian, Henry mengatakan pihaknya berharap pemerintah memberikan ruang dialog dalam proses penerapan sanksi terhadap operator seluler yang melanggar.

    “Dalam penerapan sanksi, kami sangat berharap untuk adanya ruang diskusi/dialog dengan kami,” imbuhnya.

    Dia menambahkan, kebiasaan masyarakat Indonesia dalam menggunakan lebih dari satu perangkat telekomunikasi turut mendorong tingginya kepemilikan multi-SIM card. 

    Lebih lanjut, Henry menyatakan XLSMART telah menjalankan sejumlah langkah konkret untuk menertibkan dan memperbarui data pelanggan sesuai kebijakan yang berlaku. 

    Langkah-langkah tersebut mencakup penerapan sistem validasi data dengan Dukcapil, pembaruan data pelanggan secara berkala, serta sosialisasi kebijakan registrasi kepada masyarakat.

    “Sejak diberlakukannya Peraturan Menteri Kominfo Nomor 5 Tahun 2021, XLSMART juga telah membatasi jumlah registrasi kartu prabayar maksimal tiga nomor per NIK secara sistem, sebagai bentuk kepatuhan terhadap regulasi dan komitmen dalam menjaga ketertiban data pelanggan,” ungkapnya.

    XLSMART juga telah memulai penerapan verifikasi biometrik dalam proses reaktivasi SIM card untuk meningkatkan akurasi dan keamanan data pelanggan. Pihaknya menantikan terbitnya regulasi resmi dari Kominfo agar implementasi penuh dapat segera dilakukan secara nasional. 

    “Kami meyakini percepatan kebijakan ini akan semakin memperkuat ekosistem identitas digital dan perlindungan konsumen di sektor telekomunikasi,” tutupnya.

    Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menyatakan pihaknya tengah menyiapkan aturan baru yang akan memperkuat penerapan kebijakan pembatasan satu NIK hanya boleh digunakan untuk maksimal tiga nomor prabayar. 

    Aturan ini sebelumnya telah tertuang dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 2021, namun belum mencantumkan sanksi yang tegas bagi operator yang melanggar.

    “Permen itu belum mengatur sanksi ya, ini yang sedang kami exercise, mungkin kami akan keluarkan Permen baru yang mengatur sanksi bagi operator selular yang tidak mematuhi itu,” kata Meutya dalam Rapat Kerja bersama Komisi I DPR RI di Jakarta, Senin (7/7/2025).

    Dia menekankan pentingnya pemutakhiran data pelanggan oleh operator seluler, terutama untuk mendukung transformasi digital nasional dan meningkatkan keamanan siber. Meutya juga mengajak DPR untuk turut mengawasi proses ini secara ketat, mengingat data Komdigi menunjukkan jumlah nomor yang beredar mencapai 350 juta.

    Lebih lanjut, Meutya menyoroti pola penggunaan SIM card di Indonesia yang dinilai unik karena dominasi pelanggan prabayar yang mencapai 96,3%. Dia juga menyampaikan bahwa pemerintah akan terus mendorong migrasi ke teknologi e-SIM demi efisiensi dan keamanan data.

    Dari sekitar 25 juta ponsel yang sudah mendukung e-SIM di Indonesia, baru sekitar satu juta yang bermigrasi. 

    “Dan karena itu sebetulnya kami mendorong untuk juga manfaat keamanan, maupun manfaat layanan-layanan yang lebih baik bagi masyarakat luas,” kata Meutya.

  • Indonesia Tawarkan PP Tunas Sebagai Standar Global Perlindungan Anak di Dunia Digital – Page 3

    Indonesia Tawarkan PP Tunas Sebagai Standar Global Perlindungan Anak di Dunia Digital – Page 3

    Meutya berharap kerja sama dukungan teknis dan program peningkatan kapasitas dari ITU terus berkelanjutan, khususnya dalam program-program yang menyasar wilayah 3T.

    Meutya menekankan pentingnya kolaborasi Indonesia-ITU dalam isu strategis global seperti tata kelola kecerdasan artifisial (AI), perencanaan spektrum 5G dan 6G, serta strategi pengembangan talenta digital nasional.

    “Panduan dari ITU akan sangat penting untuk memastikan kebijakan kami tetap inklusif, berpandangan ke depan, dan selaras dengan standar global,” ujarnya.

    Menteri Meutya Hafid juga menegaskan komitmen Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam World Telecommunication Development Conference (WTDC) yang akan diselenggarakan di Baku, Azerbaijan pada 17 s.d 28 November 2025.