Jatam Sebut Cengkeraman Oligarki Menguat dalam Pemilu 2024, Ini Jawaban Tim Capres

9 February 2024, 11:08

TEMPO.CO, Jakarta – Koordinator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Melky Nahar menyebutkan cengkraman para oligarki dan pemodal besar sudah mulai nyata menjelang pelaksanaan Pemilu 2024.Sebelumnya, kata Melky, taipan Garibaldi Thohir atau Boy Thohir mengklaim sejumlah pemilik grup usaha raksasa di Indonesia siap membantu memenangkan pasangan Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024. Badan usaha itu, menurut Melky, antara lain Djarum Grup (Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono), Sampoerna Grup (Putera Sampoerna/pewaris keluarga Sampoerna), Arini Saraswaty Subianto (putri dari mendiang taipan Indonesia, Benny Subianto) dan Boy Thohir sendiri selaku pemilik Adaro Grup.”Bisnis Grup Djarum, bermula dari produk rokok kretek, kini merambah ke banyak sektor, mulai dari perbankan, digital, elektronik, properti, perhutanan, perkebunan sawit dan tebu, hingga bisnis kendaraan listrik melalui PT Polytron Indonesia,” kata Melky melalui keterangan tertulis, Rabu, 7 Februari 2024. Sebagaimana dengan Grup Djarum, menurut Melky, Sampoerna yang bisnisnya bermula dari pabrik rokok, kini semakin menjamur, mulai dari sektor pengolahan kayu, telekomunikasi, properti, perbankan dan koperasi, perkebunan kelapa sawit dan karet, hingga bisnis energi baru terbarukan (EBT) melalui penjualan hasil olahan pelet kayu (wood pellet) hasil kolaborasi dengan PT Sumber Global Energy Tbk.Sementara Arini Saraswaty Subianto, putri dari mendiang taipan Indonesia, Benny Subianto, menurut Melky, kini menjadi pemegang kendali perusahaan ayahnya, yaitu Persada Capital Investama. Lini bisnis perusahaan ini mencakup perkebunan, pertanian, konstruksi, properti, pertambangan, hingga pelayanan kesehatan.Arini juga memiliki relasi bisnis dengan Boy Thohir, bermula ketika ayah Arini, Benny Subianto, dan Edwin Soeryadjaya (anak William Soeryadjaya) membeli saham Adaro pada 2005 lalu. “Saat ini, Arini, melalui PT Persada Capital Investama, tercatat sebagai pemegang, sekaligus menjabat sebagai komisaris,” ucap dia.Melky menyebutkan sementara perusahaan milik Boy Thohir, Adaro, adalah korporasi raksasa, dengan banyak entitas anak perusahaan, mencakup pertambangan, energi, smelter nikel, migas, property, perkebunan, jasa keuangan, hingga kendaraan listrik. Boy Thohir memiliki relasi bisnis dengan Sandiaga Uno, salah satunya melalui PT Saratoga Investama, perusahaan yang didirikan Sandiaga bersama Edwin Soeryadjaya. Saratoga menjadi pemegang saham di PT Adaro. Di PT Adaro Energy pun, Sandiaga juga tercatat sebagai pemegang saham.Di saat yang sama, Boy Thohir juga punya relasi bisnis dengan Luhut Binsar Pandjaitan dan Pandu patria Sjahrir, keponakan Luhut. Relasi bisnis itu salah satunya melalui PT Gojek Tokopedia (GoTo). GoTo bersama PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), milik Luhut, membangun perusahaan patungan bersama, yaitu PT Energi Kreasi Bersama, dengan nama brand “Electrum”. Electrum berfokus pada pengembangan ekosistem dan industri kendaran listrik secara terintegrasi dari hulu ke hilir, meliputi manufaktur sepeda motor listrik, teknologi pembuatan baterai, infrastruktur penukaran (swap) baterai dan stasiun pengisian daya, hingga pembiayaan.Pada Pemilu 2024, Boy Thohir, bersama Luhut dan Pandu sama-sama mendukung pasangan Prabowo-Gibran. Sementara Sandiaga, merupakan Ketua Badan Pemenangan Pemilu PPP, sekaligus menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar TPN pasangan Ganjar-Mahfud.Dukungan langsung dari Boy Thohir, termasuk sejumlah taipan itu, menunjukkan betapa semakin menguatnya cengkeraman oligarki dalam Pemilu 2024. Menurut Melky, pilihan politik yang berbeda antara politisi/pengusaha tetap memiliki titik temu kepentingan yang sama, yaitu sama-sama menjadi pemain industri pertambangan.Dukungan para taipan kepada para pasangan capres-cawapres tersebut, kata dia, juga menggambarkan telah berubahnya konstelasi politik dan ekonomi pasca-Soeharto yang membuat kekuasaan tersebar ke mana-mana serta pengaruh politiknya yang luas.”Akibatnya, upaya untuk mendapatkan kemudahan dan proteksi politik dalam berbisnis makin lebar dan berbiaya tinggi. Semakin banyak kelompok pengusaha mendekati pusat kekuasaan menimbulkan biaya transaksi keuntungan pemburuan rente dalam kekuasaan,” ucapnya. Komposisi pengusaha dan atau politisi berlatar belakang pengusaha di setiap pasangan capres-cawapres 2024, kata Melky, dapat dipandang sebagai besarnya kepentingan bisnis dalam mempengaruhi kebijakan kontestan dan parpol pendukung. Menurut dia, hal ini berdampak pada berubahnya peran kekuasaan dari yang seharusnya berwatak pelayanan menjadi berorientasi keuntungan.Melky menyebutkan situasi ini semakin mencemaskan, mengingat tidak hanya Boy Thohir dan sejumlah taipan yang ia sebut yang diduga ikut mendukung Prabowo-Gibran. Tetapi, setidaknya ada 24 yang terafiliasi dengan bisnis tambang, termasuk capres Prabowo Subianto. Ada juga nama Erwin Aksa yang merupakan anak dari pemilik Bosowa Group, Aksa Mahmud. Demikian juga di pasangan Anies-Muhaimin, terdapat sekitar delapan orang yang terafiliasi dalam bisnis tambang. Sementara di pasangan Ganjar-Mahfud, terdapat sekitar sembilan orang, termasuk Sandiaga Uno, yang terafiliasi dengan bisnis tambangIklan

“Sejumlah nama itu, adalah daftar sementara yang terafiliasi dengan bisnis tambang. Mereka datang dari parpol dan nonparpol, dan sarat dengan kepentingan bisnisnya masing-masing,” katanya.Dengan demikian, menurut Melky, tak perlu menaruh harapan berlebih kepada para kontestan, partai politik pendukung dan tim pemenangan. Ia menyebutkan para kontestan yang sedang mempertahankan dan merebut kekuasaan itu, tidak lahir dan besar dari situasi krisis, sebagaimana situasi empiris yang dialami warga di lingkar tambang. “Sebaliknya, mereka justru menjadi bagian dari masalah, menikmati keuntungan berlipat-ganda di atas penderitaan warga di lingkar tambang,” ucap dia.Melky menyebutkan laporan risetnya dikerjakan sejak Desember 2023 hingga Januari 2024. Data dan informasi yang tersaji dalam laporan ini berasal dari sumber-sumber resmi, baik dokumen dan akta perusahaan, dokumen dan data pemerintah yang 
bisa diakses secara terbuka, buku serta jurnal ilmiah, hingga pemberitaan 
media cetak dan elektronik. Penelusuran dilakukan berfokus pada pasangan calon presiden dan wakil presiden, tim pemenangan kontestan, partai politik pendukung, dan aktor individu (pengusaha dan politisi) yang sudah secara terbuka mendukung kontestan. “Afiliasi langsung bisnis para pihak ini kami telusuri relasinya dengan perusahaan-perusahaan lain yang bergerak dalam sektor pertambangan dan energi. Seluruh informasi yang didapatkan, kami himpun dan analisis, lalu membuat kesimpulan menggunakan metode Social Network Analysis (SNA) atau Analisis Jejaring Sosial,” ucap dia.Selain melakukan rilis riset pada 22 Januari lalu, Jatam juga mempublikasikan jejak para taipan dan oligarki ini di Pilpres 2024 melalui media sosial. Infografis milik Jatam banyak dipublikasi ulang oleh beberapa akun media sosial masyarakat sipil untuk mengingatkan publik tentang potensi terjadinya konflik kepentingan di Pemilu 2024 antara pengusaha dan para capres.Mengenai riset Jatam, beberapa tim pemenangan para capres mulai angkat suara. Wakil Ketua atau Co-Captain Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Timnas AMIN, Leontinus Alpha Edison, membantah dirinya memiliki bisnis tambang. Laporan Jatam sebelumnya menyebut Leontinus sebagai salah satu oligarki tambang yang ada di Timnas AMIN.”Kalau saya as a person dibilang punya bisnis tambang, ya enggak tepat,” kata Leontinus kepada Tempo di kawasan Menteng, Jakarta pada Rabu, 7 Februari 2024.Nama Leotninus sebagai pengusaha tambang pertama kali muncul dalam riset Jatam bertajuk Jejaring Oligarki Tambang dan Energi dalam Pemilu. Jatam juga mempublikasikan riset mereka lewat utas di media sosial X pada akhir Januari 2024. Utas tersebut bertajuk ‘jejaring oligarki tambang di lingkaran capres/cawapres Pemilu 2024’.Terkait namanya yang tercantum dalam riset Jatam, Erwin Aksa sebagai Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) capres Prabowo-Gibran ikut memberikan tanggapan. Politikus Parta Golkar itu menyebutkan usaha tambang miliknya bukan sebagai pelanggaran.
“Kita harus melihat bahwa berbagai aspek pembangunan Indonesia digerakkan oleh kekayaan alam. Kekayaan alam tersebut diolah dengan baik,” kata dia melalui pesan Whatsapp kepada Tempo, Senin, 22 Januari 2024.Mengenai beberapa nama pentolan Timnas Anies-Muhaimin yang masuk dalam hasil riset Jatam, anggota Dewan Pakar Timnas AMIN, Fadhil Hasan, menyebutkan nama-nama pengusaha itu punya usaha tambang sebelum hajatan Pilpres 2024 berlangsung.Jadi, kata dia, bukan ketika mengatakan dukungan ke Anies-Muhaimin, sehingga mendapatkan keuntungan untuk mendapat izin konsensi tambang. “Jadi menurut saya itu hak mereka untuk berusaha di sektor yang legal,” kata Fadhil melalui sambungan telepon dengan Tempo, Senin, 22 Januari 2024.Menurut Fadhil, tidak masalah ketika para pengusaha tambang itu melaksanakan aktivitasnya sesuai prinsip legalitas dan keberlanjutan. “Anies dan Cak Imin kan tidak antipertambangan, tapi kita ingin memastikan pengelolaan sumber daya alam dilakukan dengan prinsip yang memberikan manfaatkan bagi masyarakat,” katanya.Sedangkan dari Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud yang namanya tersebut seperti Arsjad Rasjid maupun Andi Ridwan Wittiri belum memberikan respons. Tempo telah mengirimkan pesan WhatsApp berupa permohonan wawancara.Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.