Ingatkan Hidup adalah Maraton, Bamsoet: Harus Dijalani-Dinikmati Prosesnya

Jakarta

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi buku ‘Pikiran dan Ide Prof. H. Paiman Raharjo’. Ia mengatakan buku ini mengajak pembaca berkontemplasi tentang konteks ke-Indonesia-an.

Saat membuka Bedah Buku ‘Pikiran dan Ide Prof. Paiman Raharjo’ di Kantor Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Bamsoet menjelaskan buku ini membahas jurang kesenjangan sosial-ekonomi yang masih menjadi realitas sosial dan harus disikapi dengan bijaksana. Ada pula bahasan mengenai contoh perilaku yang tidak bertanggung jawab, tidak jujur, dan diskriminatif yang ‘terlanjur’ dianggap lazim sebagai fenomena sosial.

“Di dalam buku ini terdapat tulisan inspiratif hasil berbagai pertemuan Prof. Paiman dengan berbagai kalangan, baik di kantor, di jalanan, di angkringan, dan lainnya. Dari obrolan tersebut, Prof. Paiman mengakui bahwa siapa pun orangnya, tanpa melihat pangkat dan tingkat pendidikan, mereka juga memiliki pemikiran tersendiri tentang dunia politik, pendidikan, karier, persahabatan, dan sebagainya yang adakalanya sangat unik. Berbagai pemikiran yang unik-unik itulah yang ada di dalam buku ini,” jelas Bamsoet dalam keterangannya, Kamis (4/7/2024).

“Dalam konteks pembangunan di Indonesia, buku ini juga mengajak pembaca untuk menata dan meneguhkan kembali orientasi pembangunan nasional. Misalnya, sebagai negara agraris dan kepulauan, arah pembangunan Indonesia tidak seharusnya hanya cenderung pada pembangunan negara industri saja. Sebutan negara agraris bagi negara yang masih menggantungkan impor hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan, tentunya menjadi suatu paradoks,” sambungnya.

Sementara itu, dalam konteks kehidupan politik di Tanah Air, keteladanan perilaku para elite politik masih menjadi persoalan tersendiri. Menurutnya, tak jarang syahwat politik membutakan mata hati para elite politik dan membuatnya terus merasa haus akan kekuasaan. Hal ini pun membuat elite politik tidak sadar kapan harus menghentikan ambisi politiknya demi kepentingan yang lebih besar.

“Pesan moral yang dapat kita jadikan cerminan dari buku ini adalah bahwa jalan kehidupan tidak selamanya mulus, terkadang kita dihadapkan pada berbagai tantangan yang menghadang. Di sisi lain, kita pun tidak boleh bersikap apatis dan pesimis, karena masih banyak tokoh masyarakat dan tokoh bangsa, yang kisah perjalanan hidupnya dapat kita jadikan inspirasi, seperti kisah Prof. Paiman,” terangnya.

Bamsoet menekankan kesuksesan akan menjadi milik siapa saja yang mau bekerja keras, pantang menyerah, serta menyandarkan diri pada nilai-nilai dan norma agama.

“Dari buku ini kita bisa belajar, bahwa hidup itu seperti maraton, yang harus dijalani dan dinikmati setiap prosesnya. Bukan lari sprint yang hanya berorientasi pada perolehan hasil yang serba cepat. Hidup meniscayakan kita untuk melewati proses yang panjang untuk mencapai sebuah kesuksesan. Tidak bisa secara serta merta, apalagi dengan menghalalkan segala cara,” tuturnya.

Buku dapat menjadi sahabat, pembimbing, transformator, sekaligus rumah tempat bernaung bagi ribuan ide dan gagasan. Oleh karenanya, buku akan menjadi legasi pemikiran yang tidak akan lekang oleh waktu yang akan terus diwariskan dari generasi ke generasi layaknya buku soal ‘Pikiran dan Ide Prof. H. Paiman Raharjo’.

Sebagai informasi, kegiatan bedah buku ini turut dihadiri Wakil Menteri Pertanian RI Harvick Hasnul Qolbi, Pakar Komunikasi Politik Prof. Effendi Gazali, Pj. Gubernur Lampung Samsudin, Pjs. Ketua Umum PB HMI Sukrin, dan Ketua Bidang Otda PB HMI Maryadi Sirat.

(akn/ega)