Dibobol Hacker, Keamanan Data Siber Bais TNI Dipertanyakan – Page 3

Liputan6.com, Jakarta Peretasan data milik Badan Intelijen Strategis (Bais) Tentara Nasional Indonesia (TNI) menuai tanda tanya. Sebab, keamanan intelijen, apalagi milik TNI, sangat berbahaya apabila berhasil diretas oleh hacker.

“Jika benar data yang bocor dari hasil peretasan hacker, tentu saja sangat disesalkan,” kata pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi, Jumat (28/6/2024).

Menurut Fahmi, seharusnya informasi yang dimiliki Bais TNI terkait pertahanan bersifat rahasia yang mendapatkan perlindungan dari kebocoran sebagaimana telah dijelaskan dalam Undang-Undang Intelijen tahun 2011 dan juga Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

“Yang menjadi pertanyaan tentu adalah bagaimana sistem pengamanan dari server yang dimiliki Bais,” ujar Fahmi.

Oleh sebab itu, Fahmi meminta agar Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) selaku otoritas dalam pengamanan sistem dan informasi rahasia kementerian dan lembaga untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh.

“Evaluasi menyeluruh dalam sistem keamanan, enkripsi data dan perlindungan server dari serangan siber. Tanpa audit atau evaluasi total oleh pemerintah, tentu semua pengelolaan sistem informasi menjadi rentan dari serangan hacker manapun baik individual, sindikat dan negara tertentu,” jelasnya.

Meski tidak mengetahui secara pasti data Bais TNI yang berhasil diretas, namun Fahmi meyakini kalau data itu sangatlah penting karena sebagai bidang intelijen milik TNI yang mencangkup banyak aspek informasi.

“Saya kurang tahu, data apa saja yang dimiliki Bais. Tapi secara umum diketahui bahwa Bais sebagai institusi intelijen pasti memantau berbagai fenomena atau isu dari dalam negeri dan luar negeri,” tuturnya.

“Hampir semua aspek politik, ekonomi dan khususnya perkembangan kapabilitas militer negara lain,” tambah dia.

Ulah Bjorka bikin heboh, namun kasus peretasan hingga kebocoran data ini bukan yang pertama. Situs sejumlah instansi besar, seperti KPU, BSSN, hingga database Polri pernah diretas. Sebegitu lemahkah keamanan siber di Indonesia?