Bagaimana Keadaan Manusia pada Saat Terjadinya Kiamat?

Jakarta, Beritasatu.com – Seorang peramal asal India, Kushal Kumar, menghebohkan publik dengan prediksinya tentang kiamat yang akan terjadi pada 29 Juni 2024.

Menurut The Daily Star, Kushal Kumar mengeklaim akan terjadi pengaruh planet terkuat untuk memicu Perang Dunia III yang menurutnya akan menyebabkan kiamat.

Prediksinya ini didasarkan pada analisis astrologi Veda dan sejumlah peristiwa global baru-baru ini. Ramalan tersebut sontak menarik perhatian luas hingga seluruh dunia, termasuk Indonesia. Namun, pernyataan peramal yang mendapat julukan “Nostradamus Baru” ini ternyata tidak terbukti.

Hari kiamat merupakan salah satu misteri terbesar yang selalu menjadi perhatian umat manusia yang tidak ada yang tahu kapan terjadinya. Al-Qur’an menggambarkan keadaan manusia pada saat terjadinya kiamat dengan sangat detail dan penuh kengerian.

Keadaan manusia pada saat terjadi kiamat terbagi menjadi dua fase, yaitu saat sangkakala pertama ditiup dan saat sangkakala kedua dibunyikan.

Fase Pertama
Israfil akan meniup sangkakala pertama disertai dengan gempa bumi dahsyat, letusan gunung-gunung, dan tumbukan asteroid ke bumi. Tiupan pertama ini akan memusnahkan seluruh alam semesta beserta isinya. Keadaan manusia pada saat itu akan dipenuhi dengan ketakutan yang luar biasa. Surah Al-Hajj menjelaskan bagaimana ibu akan melupakan anaknya, anak-anak lupa pada orang tua mereka, dan istri tidak lagi mengingat suaminya, hanya memikirkan keselamatan diri sendiri.

Setelah itu seluruh manusia dicabut ruhnya seperti dalam surah Az-Zumar ayat 68, yang artinya: “Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing)”.

Fase Kedua 
Sangkakala kedua ditiup untuk mengembalikan roh manusia ke dalam jasadnya untuk menghadapi pengadilan Ilahi di Padang Mahsyar, fase ini disebut Hari Perhitungan (Yaumul Hisab). Di sana, setiap orang akan menerima catatan rinci tentang amal perbuatannya selama hidup di dunia, dengan hasilnya menentukan apakah mereka masuk surga atau neraka sebagai balasan atas perbuatan mereka.

Keadaan manusia di Padang Mahsyar sangatlah berat. Mereka berdiri tanpa alas kaki, tanpa pakaian, dan dalam keadaan belum dikhitan. Matahari berada di atas kepala mereka, sementara waktu di Padang Mahsyar berbeda dengan waktu di dunia, sehari di Padang Mahsyar setara dengan 1.000 tahun di dunia.