NasDem soal Usung Anies di Pilgub Jakarta: Hanya Allah dan Paloh yang Tahu

Jakarta

Waketum Partai NasDem Ahmad Ali mengatakan partainya belum memastikan untuk mendukung mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan di Pilgub Jakarta atau tidak. Ahmad Ali mengatakan keputusan berada di tangan Ketua Umum Surya Paloh.

“Hanya Allah dan Surya Paloh yang tahu (dukung Anies atau tidak),” kata Mad Ali di DPP PAN, Jakarta Selatan, Sabtu (29/6/2024).

Menurutnya, saat ini partainya masih menggodok nama yang akan diusung di Pilgub Jakarta. Mad Ali mengatakan partainya masih melihat dinamika politik yang tengah berjalan saat ini.

“Keputusan itu kan kita akan tahu nanti setelah, seperti ini, rekomendasi itu kan penugasan. Sampai hari ini NasDem belum mengeluarkan rekomendasi itu untuk DKI,” ujarnya.

“Jadi sedang diskusi dengan parpol dan sekali lagi bahwa parameter yang digunakan Partai NasDem selama ini untuk mengusung orang, mengusung calon adalah identitas dan survei,” imbuh dia.

Sebelumnya juga disampaika bahwa Partai NasDem belum bisa memberi kepastian apakah akan mengusung mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan di Pilgub Jakarta atau tidak. NasDem juga tidak ingin ada kawin paksa berkaitan dengan Anies yang dipasangkan dengan Sohibul Iman.

Hal ini disampaikan oleh Ketua DPP NasDem Willy Aditya. Dia awalnya bicara terkait Partai NasDem yang sampai saat ini masih mengintip-ngintip terkait Pilgub Jakarta.

“Ya kita lihat saja lah, NasDem saja belum bersikap, masih ngikutin, ngintip-ngintip, mana ini dan bagaiamana ini?” kata Willy di DPP NasDem, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (28/6).

Willy menyebut NasDem tidak menghendaki terjadinya kawin paksa terkait Pilgub Jakarta. NasDem, lanjut dia, baru akan menentukan sikap menjelang akhir Pilkada Jakarta.

“NasDem akan memberikan rekomendasi yang terakhir untuk Pilkada DKI. Jadi kita cermati, kita ikuti prinsipnya tentu yang terbaik untuk DKI,” paparnya.

“Kita lihat titik temunya di mana, titik tengahnya di mana, tapi setidak-tidaknya yang saya sampaikan tadi sekian banyak tawaran itu, itu semakin bagus. Nah di sinilah dibutuhkan dialog, komunikasi, silaturahmi satu dan lainnya. Prinsipnya kita tidak ingin Siti Nurbaya dan Datuk Maringgi, kawin paksa lah gitu,” sambungnya.

(amw/zap)