Misteri Rasa Makanan di Luar Angkasa: Mengapa Astronot Merasa Hambar?

PIKIRAN RAKYAT – Para peneliti mungkin telah menemukan alasan mengapa makanan terasa lebih hambar di luar angkasa dan solusinya mungkin berkaitan dengan aroma yang manis.

Dilansir Popsci, para peneliti mengatakan bahwa mereka telah menemukan penjelasan mengapa astronot sering kehilangan selera makan di luar angkasa. Berkat penelitian dengan headset virtual reality, para ahli dapat segera mempelajari bahan-bahan yang diperlukan untuk mengatasi masalah ini, yang tidak hanya memengaruhi wisatawan luar angkasa, tetapi juga orang-orang yang hidup dalam isolasi, seperti penghuni panti jompo.

Pendatang baru di Stasiun Luar Angkasa Internasional perlu waktu untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan di gravitasi nol, baik secara fisik maupun psikologis. Salah satu efek utama pada tubuh yang sangat menantang adalah cairan dalam tubuh astronot cenderung bergerak ke atas, menyebabkan hidung tersumbat dan wajah bengkak. Hal ini memengaruhi indera perasa dan penciuman mereka.

Para penghuni ISS (International Space Station) sering kehilangan nafsu makan, bahkan setelah gejala awal gangguan mereka mereda dalam beberapa minggu. Makanan terasa hambar dan tidak menarik, membuat mereka sulit memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan. Masalah ini akan menjadi lebih serius jika mereka melakukan perjalanan panjang ke bulan atau Mars.

Menurut penelitian yang diterbitkan pada 16 Juni di International Journal of Food Science, tim dari Royal Melbourne Institute of Technology Australia mencoba memahami apa yang memengaruhi selera makan dalam gravitasi nol. Mereka menggunakan headset realitas virtual sebagai alternatif sederhana untuk menguji teori mereka.

Sebanyak 54 sukarelawan mengenakan kacamata VR yang menunjukkan ruangan di ISS dan mencium sampel minyak esensial lemon, serta ekstrak vanila dan almond. Mereka kemudian membandingkan aroma-aroma tersebut dengan mencium di lingkungan normal di Bumi. Hasilnya, aroma vanila dan almond terasa lebih kuat selama simulasi ruang angkasa VR, sedangkan intensitas aroma lemon tidak berubah. Ini terjadi meskipun mereka tetap berada di Bumi.

Ilustrasi luar angkasa freepik

Penelitian ini menunjukkan bahwa teknologi VR (Virtual Reality) sangat efektif dalam meniru pengalaman berada di stasiun luar angkasa. Gail Iles, mantan instruktur astronot dan peneliti di RMIT mengungkapkan bahwa ini benar-benar mengubah cara Anda mencium bau dan merasakan sesuatu

Dikutip Popsci, tim ahli kimia makanan menemukan bahwa benzaldehida, bahan kimia beraroma manis, mungkin bisa digunakan untuk meningkatkan kepekaan seseorang terhadap aroma tertentu. Para peneliti percaya bahwa aroma makanan yang lebih kuat bisa membantu meningkatkan selera makan astronot di masa depan.

Penelitian ini juga memiliki manfaat di luar angkasa. Julia Low, peneliti utama dan profesor di Sekolah Sains RMIT menjelaskan bahwa hasilnya bisa digunakan untuk meningkatkan pola makan orang yang terisolasi secara sosial, seperti di panti jompo, dan membantu meningkatkan asupan gizi mereka.

Meski diperlukan pengujian lebih lanjut, benzaldehida mungkin akan segera menjadi bagian penting dari menu astronot di masa depan, baik di dalam maupun di luar ISS (Stasiun Luar Angkasa Internasional). (NH)***