Menunggu Prabowo Sikapi Kebijakan Tarif Impor Donald Trump
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengumumkan kebijakan tarif terbaru dengan minimal 10 persen terhadap barang impor dari sekitar 180 negara pada 2 April 2025.
Indonesia
tak luput dari kebijakan Trump, yang dikenakan tarif impor sebesar 32 persen.
Angka ini lebih besar dari tarif yang dikenakan AS untuk Brunei Darussalam, Singapura, hingga Malaysia; meski lebih rendah dibanding Kamboja, Laos, hingga Vietnam.
Secara rinci, Trump mengenakan tarif impor untuk Malaysia dan Brunei Darussalam sebesar 24 persen, Filipina 17 persen, Singapura 10 persen, Kamboja 49 persen, Laos 48 persen, Vietnam 46 persen, Myanmar 44 persen, dan Thailand 36 persen.
AS kemudian memberikan tenggat waktu Indonesia untuk merespons tarif resiprokal terbaru ini hingga Rabu (9/4/2025).
Adapun tarif imbal balik 32 persen yang diberikan AS kepada Indonesia dilakukan berdasarkan anggapan bahwa Indonesia mengenakan tarif impor 64 persen terhadap barang yang masuk dari AS.
Seturut prediksi ekonom, Indonesia pada akhirnya hanya akan mengenakan tarif impor sekitar 8-9 persen terhadap barang-barang dari AS, dari rencana semula 64 persen.
Sebab secara umum, Indonesia menerapkan tarif impor pada hampir semua negara di angka 8-9 persen.
Setelah kebijakan tarif terbaru muncul,
Prabowo
memanggil sejumlah menteri ke Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (7/4/2025) siang.
Mereka di antaranya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani, hingga Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
Pertemuan diadakan di tengah isu pengenaan tarif dan kurs dollar AS yang makin menanjak tinggi, meski tidak ada satupun yang memberikan komentar mengenai pertemuan itu.
Namun yang pasti, pertemuan berlangsung selama beberapa jam hingga menjelang petang.
Seusai pertemuan, Airlangga mengatakan, Prabowo bakal mengumumkan kebijakan maupun sikap Indonesia untuk menghadapi tarif resiprokal atau tarif timbal balik yang dikeluarkan AS dalam pertemuan dengan investor dan ekonom pada Selasa (8/4/2025).
Pertemuan itu bakal bertempat di Plaza PT Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) Mandiri Tower, Sudirman, Jakarta Pusat, pukul 13.00 WIB.
“Jadi tunggu besok jam 1 (siang) di acara di Bank Mandiri Bapindo karena yang akan menyampaikan Bapak Presiden langsung. (Mengumumkan) Soal bicara mengenai respons terhadap perekonomian termasuk terkait dengan tarif,” kata Airlangga usai bertemu Prabowo.
Acara itu, lanjutnya, akan dihadiri oleh investor, ekonom, pemimpin redaksi media, dan stakeholder terkait.
Menurut Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana, acara ini dapat menjadi forum dialog strategis antara pemerintah dan para pelaku ekonomi dalam memperkuat sinergi menuju pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan.
Indonesia kata Yusuf, memiliki peluang untuk memperkuat daya tahan ekonomi dan daya saing nasional, melalui kolaborasi erat antara pemerintah dan para pelaku ekonomi.
“Forum dialog ini tentunya juga membuka kesempatan untuk merespons kondisi ekonomi global serta membahas tantangan dan peluang ekonomi Indonesia ke depan,” beber Yusuf, Senin.
Tak hanya itu, pemerintah bakal mengirim surat resmi ke AS setelah negara tersebut menerapkan tarif resiprokal.
Airlangga menyebut, Prabowo sudah menugaskan dirinya bersama Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono dan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati untuk bernegosiasi.
“Ini sudah dibahas dan akan ada surat resmi ke sana (AS), ya,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (7/4/2025).
Negosiasi, lanjutnya, bakal memperhatikan tenggat waktu yang diberikan AS dan arahan Presiden Prabowo.
“Sesuai dengan jadwal yang diberikan. Sebelum tanggal 9 (April) kita sudah melemparkan posisi kita,” bebernya.
Sementara itu pada Senin pagi, Prabowo sempat buka suara merespons kebijakan tarif baru tersebut.
Kepala Negara memang mengaku akan berunding dengan AS.
Dirinya ingin hubungan yang baik, adil, dan setara, mengingat Indonesia juga memiliki kekuatan.
“Kita punya kekuatan juga nanti akan berunding. Kita akan berunding dengan semua negara. Kita akan juga buka perundingan sama Amerika. Kita akan menyampaikan, kita ingin hubungan yang baik. Kita ingin hubungan yang adil. Kita ingin hubungan yang setara. Jadi kita tidak ada masalah,” jelasnya.
Di sisi lain ia tidak memungkiri, penerapan tarif resiprokal yang dikeluarkan Presiden AS Donald Trump baru-baru ini bertujuan untuk kepentingan rakyat AS.
Ia mengaku akan menghormati kebijakan tersebut, utamanya jika masuk akal.
Prabowo mengungkapkan, Amerika memperjuangkan kepentingannya, sama dengan Indonesia yang saat ini memperjuangkan kepentingannya.
“Resiprokal (reciprocal tariffs), jadi apa yang mereka minta, kalau masuk akal, wajib juga kita hormati. Pemimpin-pemimpin Amerika memikirkan kepentingan rakyat Amerika. Kita memikirkan kepentingan rakyat kita,” kata Prabowo.
Ia pun meminta tidak perlu ada rasa kecewa atas kebijakan baru AS.
“Tidak perlu ada rasa kecewa, tidak perlu ada rasa khawatir. Kita percaya dengan kekuatan kita sendiri,” tandas Prabowo.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Menunggu Prabowo Sikapi Kebijakan Tarif Impor Donald Trump Nasional 8 April 2025
/data/photo/2025/03/25/67e28c287ac88.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)