Literasi Keuangan Rendah, Mediasi Utang Jadi Tantangan

Jakarta, Beritasatu.com – Tingginya angka utang menandakan masih rendahnya literasi keuangan di kalangan masyarakat Indonesia. Hal ini terbukti, banyak individu memiliki pemahaman yang terbatas tentang manajemen keuangan dan utang. Hal ini membuat rentan terhadap jebakan utang dan kesulitan dalam mengelola keuangan secara efektif.

Maka dari itu, mediasi utang menjadi salah satu solusi dalam menghadapi masalah keuangan di Tanah Air. Namun, meskipun proses ini menawarkan banyak keuntungan seperti menghindari litigasi panjang dan mahal, serta menjaga hubungan baik antara kreditor dan debitor, terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi dalam pelaksanaannya.

Sebagai startup mediasi utang, CEO Dolpheen Indonesia, Gebylyn Togo mengungkapkan bahwa pihaknya berupaya mengatasi berbagai tantangan unik di pasar Indonesia dengan pendekatan inovatif dan berfokus pada kebutuhan klien, serta memberikan solusi bagi masyarakat yang terjerat utang.

“Pasar utang di Indonesia terbilang beragam, dengan berbagai jenis utang dan kreditur yang berbeda, mulai dari bank, lembaga keuangan nonbank, hingga pinjaman online (pinjol). Kami menggunakan pendekatan holistik untuk mengidentifikasi dan mengelola semua jenis utang klien,” kata Gebylyn kepada wartawan di Jakarta, Jumat (5/7/2024).

Diakui, stigma sosial terkait utang menjadi tantangan tersendiri. Banyak orang enggan mencari bantuan profesional karena takut dengan pandangan negatif dari masyarakat. Namun, lanjut Gebylyn, Dolpheen memastikan kerahasiaan penuh bagi setiap klien, dengan semua konsultasi dan proses mediasi dilakukan dengan diskresi tinggi untuk menjaga privasi klien.

Peraturan dan regulasi yang kompleks juga menjadi hambatan dalam mediasi utang. Industri keuangan dan utang di Indonesia diatur oleh berbagai peraturan yang seringkali menyulitkan proses mediasi. Tidak hanya itu, perubahan kondisi ekonomi makro, seperti resesi ekonomi atau pandemi, dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk membayar utang tersebut.

Layanan WhatsApp
Sadar banyaknya tantangan dalam proses mediasi utang, pihaknya pun meluncurkan layanan Whatsapp (WA) terbaru yang dirancang khusus untuk  memberikan solusi yang efisien dan modern untuk penanganan mediasi utang.

“Layanan WhatsApp ini merupakan langkah besar dalam upaya kami untuk meningkatkan pengalaman pelanggan. Kami ingin memastikan bahwa pelanggan kami dapat menghubungi kapan saja mereka butuhkan bantuan, dan WhatsApp memberikan solusi yang sempurna untuk itu,” tutur Gebylyn.

Nantinya, pelanggan dapat menghubungi tim dukungan Dolpheen melalui pesan WhatsApp, tanpa perlu mengunduh aplikasi tambahan atau mengakses situs web yang rumit.

Gebylyn menegaskan, bahwa pihaknya memahami bahwa dalam situasi darurat keuangan, kecepatan dan efisiensi sangat penting. Maka dari itu, menjaga kerahasiaan penuh bagi setiap klien adalah prioritas utama dengan semua konsultasi dan proses mediasi dilakukan dengan diskresi tinggi untuk menjaga privasi klien dalam menghadapi masalah utang.