Komanan Israel Tewas-Biden ‘Vs’ Netanyahu

13 December 2023, 22:00

Jakarta, CNBC Indonesia – Konflik berdarah antara kelompok pejuang Palestina, Hamas, dengan Israel masih terus terjadi. Eskalasi makin tajam setelah Israel melontarkan serangan balasan yang bertubi-tubi ke wilayah Gaza.
Jumlah korban pun terus bertambah, terutama di kalangan sipil.
Berikut perkembangan terbarunya sebagaimana dikutip dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia, Rabu (13/12/2023):

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

1. Perang Gaza Makan Korban Baru
Serangan ini menjadi yang terbaru dalam kampanye Houthi “mendukung” perang Hamas melawan Israel. Di mana mereka telah menyerang dan menyita satu kapal di dekat Selat Bab el-Mandeb di lepas pantai Yaman.
Houthi sempat berujar semua kapal terkait Israel akan mendapat ganjaran ketika melewati wilayah itu. Hal ini akan terus dilakukan sampai Israel menyetop serangan.
“Houthi menembaki Strinda setelah kapal tersebut menolak semua seruan peringatan,” kata juru bicara Brigjen Jenderal Yahya Saree dikutip Russia Today, dikutip Rabu (13/12/2023).
“Akan terus melakukan hal tersebut sampai Israel mengizinkan pengiriman makanan dan bantuan medis tanpa hambatan ke Gaza,” tambahnya.
Mengutip sumber media lokal, The Times of Israel melaporkan Strinda dijadwalkan berlabuh di pelabuhan Ashdod Israel bulan depan. Pemilik kapal tanker tersebut, perusahaan Norwegia Mowinckel Chemical Tankers.
Kapal tersebut sedang melakukan perjalanan ke Italia. Meski begitu, kunjungan dilakukan di pelabuhan Israel pada bulan Januari.
Dalam sebuah pernyataan Selasa, perusahaan “menahan” informasi mengenai kemungkinan kapal merapat ke Israel, berdasarkan rekomendasi dari penasihat keamanan. Beruntungnya semua anggota kru tidak terluka dan selamat.

2. Majelis Umum PBB Sepakat Gencatan Senjata
PBB pada Selasa (12/12/2023) menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera dalam perang Israel-Hamas di Gaza setelah lebih dari tiga perempat dari 193 anggota Majelis Umum mendukung langkah tersebut, yang telah diveto oleh Amerika Serikat di Dewan Keamanan pekan lalu.
Washington tidak memiliki hak veto di Majelis Umum. Mereka memberikan suara menentang resolusi tersebut, bersama dengan Israel dan delapan negara lainnya, yakni Austria, Ceko, Guatemala, Liberia, Micronesia, Nauru, Papua Nugini, dan Paraguay.
Resolusi tersebut akhirnya tersebut memperoleh 153 suara mendukung, sementara 23 negara abstain.

3. AS Warning Israel
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan bahwa Israel. Ia mengatakan Negeri Yahudi itu berisiko kehilangan dukungan internasional.
Hal ini terkait pengeboman tanpa pandang bulu dalam perang melawan Hamas di Jalur Gaza. Saat ini lebih dari 18.000 warga sipil tewas, dengan dominasi anak-anak dan wanita.
“Keamanan Israel bisa saja bergantung pada AS, namun saat ini Israel mempunyai lebih dari AS,” katanya dikutip Al Jazeera, Rabu (13/12/2023).
“Ada Uni Eropa, ada Eropa, dan sebagian besar negara di dunia mendukung mereka,” tambahnya.
“Mereka mulai kehilangan dukungan karena pengeboman tanpa pandang bulu yang terjadi.”
Berbicara pada acara penggalangan dana politik, Biden juga mengkritik kabinet Israel. Ia mengatakan PM Israel Benjamin Netanyahu harus berubah.
“Ini adalah pemerintahan paling konservatif dalam sejarah Israel,” kata Biden.
“Dia (Netanyahu) harus mengubah pemerintahan ini. Pemerintahan di Israel membuat hal ini menjadi sangat sulit,” jelasnya.
Israel, ujarnya, tidak bisa mengatakan tidak terhadap negara Palestina. Selama ini hal tersebut ditentang oleh kelompok garis keras Israel, termasuk di pemerintahan Netanyahu.
Komentar tajam Biden bertepatan dengan kunjungan yang akan dilakukan penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan ke Israel. Ini juga sehari setelah Netanyahu mengatakan Israel telah menerima “dukungan penuh” dari AS untuk serangan daratnya di Gaza dan bahwa Washington telah memblokir tekanan internasional untuk menghentikan perang.

4. Bank Dunia Buka-bukaan Kondisi Ekonomi Gaza Terkini
Bank Dunia (World Bank) menyebut perekonomian Gaza hampir terhenti total akibat perang antara Israel dan Hamas, di mana peristiwa ini menyebabkan sekitar 85% pekerja kehilangan mata pencahariannya.
Dalam penilaian dampak ekonomi dari konflik selama dua bulan tersebut, organisasi pembangunan yang berbasis di Washington, Amerika Serikat (AS) ini mengatakan Gaza hanya beroperasi pada 16% dari kapasitas produktifnya dan berada dalam “resesi mendalam”.
“Hilangnya nyawa, kecepatan dan besarnya kerusakan pada aset-aset tetap serta berkurangnya aliran pendapatan di seluruh wilayah Palestina tidak ada bandingannya,” kata laporan Bank Dunia, seperti dikutip The Guardian, Rabu (13/12/2023).
“Pada paruh kedua bulan November, sekitar 60% infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK), 60% atau lebih fasilitas kesehatan dan pendidikan, 70% infrastruktur terkait perdagangan rusak atau hancur di Gaza.
“Demikian pula, hampir separuh jalan primer, sekunder, dan tersier rusak atau hancur. Lebih dari setengah juta orang kehilangan tempat tinggal akibat konflik ini.”
Laporan itu juga mengatakan sejak awal konflik pada tanggal 7 Oktober, aktivitas ekonomi “hampir terhenti total”. Enam tahun yang lalu, Bank Dunia menemukan bahwa 45% penduduk Gaza menderita kemiskinan multidimensi atau pendapatan rendah dan kurangnya akses terhadap pendidikan dan infrastruktur dasar. Jumlah ini pun meningkat akibat perang.
“Pengungsian dalam skala besar, penghancuran rumah, aset dan kapasitas produktif, serta resesi yang parah telah mendorong lebih banyak warga Gaza ke bawah garis kemiskinan dan memperdalam kemiskinan bagi mereka yang sudah rentan,” kata laporan tersebut.

Seorang pejabat senior dari kelompok Houthi Yaman telah memperingatkan kapal-kapal kargo di Laut Merah untuk menghindari perjalanan menuju Israel dan wilayah-wilayah pendudukan lain.
Mohamed Ali Al Houthi, ketua komite revolusioner tertinggi Houthi di Yaman, mengatakan bahwa kapal-kapal harus menghindari perjalanan menuju Israel dan siapa pun yang melewati Yaman harus tetap menyalakan radio, dan segera menanggapi upaya komunikasi Houthi.
Al-Houthi juga memperingatkan kapal kargo agar tidak “memalsukan identitas mereka” atau mengibarkan bendera yang berbeda dari negara pemilik kapal kargo.
Sebagai solidaritas terhadap warga Palestina yang diserang oleh Israel di Gaza, kelompok Houthi menggunakan kendali mereka atas pesisir barat Yaman, termasuk pelabuhan seperti Hodeidah, untuk melancarkan serangan terhadap kapal yang mereka anggap sebagai kapal yang terkait dengan Israel.
Pada Sabtu, mereka mengatakan akan menargetkan semua kapal yang menuju ke Israel, apapun kewarganegaraannya, dan memperingatkan perusahaan pelayaran internasional agar tidak berurusan dengan pelabuhan Israel.

6. Komandan Israel Tewas di Tangan Hamas
Dua komandan senior Israel dan tujuh tentara lainnya telah dibunuh oleh Hamas dalam penyergapan kompleks di Shejaiya, pinggiran Kota Gaza, sebuah daerah yang telah menyaksikan pertempuran perkotaan yang intens dalam beberapa hari terakhir.
Korban tewas terbaru di pihak Israel terjadi di tengah kekhawatiran akan meningkatnya krisis kemanusiaan di Gaza ketika hujan musim dingin yang lebat dan cuaca dingin melanda wilayah tersebut dan setelah adanya laporan dari lembaga-lembaga bantuan mengenai berkurangnya stok makanan bagi sejumlah besar warga Palestina yang mengungsi ke Gaza selatan.
Letkol Tomer Greenberg, seorang komandan Brigade Golani, yang berperang melawan Hamas selama serangannya terhadap komunitas perbatasan selatan Israel pada 7 Oktober, tewas dalam upaya yang gagal untuk menyelamatkan empat tentara yang terluka.
Dalam salah satu insiden paling mematikan bagi tentara Israel selama perang dua bulan di Gaza, Greenberg dan beberapa perwira seniornya tewas dalam pertempuran yang melibatkan alat peledak rakitan, sementara mereka ditembaki dari gedung.

7. Paus Buka Suara
Reuters melaporkan bahwa dalam audiensi hari Rabu, Paus berkata: “Saya memperbarui seruan saya untuk segera melakukan gencatan senjata kemanusiaan. Semoga penderitaan besar yang dialami Israel dan Palestina ini berakhir.”
Paus Fransiskus juga mendesak pembebasan seluruh sandera Israel dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Israel yakin 137 orang masih ditahan oleh Hamas setelah ditangkap dan diculik di Gaza pada 7 Oktober.

8. Serangan Israel Meluas
Pasukan Israel menyerang sasaran-sasaran di Suriah dan Lebanon selama 24 jam terakhir, kata militer pada Selasa, serangan lintas batas terbaru yang menimbulkan kekhawatiran perang Israel dengan Hamas dapat memicu konflik regional yang lebih luas.
Sementara itu, juru bicara IDF mengklaim bahwa lebih dari 100.000 orang baru-baru ini meninggalkan rumah mereka di Lebanon selatan dan pindah ke utara di dalam negeri.

9. Israel Banjiri Terowongan Hamas
Seorang pejabat AS mengatakan Israel memberitahu Washington bahwa mereka telah mulai melakukan “uji coba secara hati-hati” dengan membanjiri beberapa terowongan Gaza dengan air laut “secara terbatas” untuk menguji kemampuan dalam menghancurkan jaringan bawah tanah Hamas.
“Israel masih belum yakin apakah ini akan berhasil,” kata pejabat itu. “Namun mereka meyakinkan AS bahwa mereka berhati-hati untuk hanya mengujinya di terowongan di mana mereka yakin tidak ada sandera yang disandera.

10. Israel Tahan Staf Medis
Militer Israel menangkap puluhan staf medis di rumah sakit Kamal Adwan di Gaza utara pada hari Selasa, kata seorang dokter senior kepada CNN.
Hossam Abu-Safia, kepala bagian pediatri, mengatakan direktur rumah sakit termasuk di antara mereka yang dibawa ke tujuan yang tidak diketahui. Secara terpisah, Kementerian Kesehatan yang dikuasai Hamas mengatakan Israel telah menahan direkturnya, Dr. Ahmed Al-Kahlot.
Situasinya “sangat berbahaya” dan pemboman menjadi lebih intens pada hari Selasa di sekitar rumah sakit, kata Abu-Safia kepada CNN dalam sebuah wawancara telepon. Kemudian militer Israel datang dan meminta semua pria berusia antara 16 dan 65 tahun meninggalkan gedung untuk digeledah.
“Kemudian giliran staf medis. Banyak tenaga medis yang ditangkap dan dibawa ke suatu tempat yang tidak diketahui, lebih dari 70 tenaga medis,” ujarnya.

11. UE Mau Jatuhkan Sanksi ke Israel
Presiden Uni Eropa (UE) Ursula von der Leyen menggemakan diadakannya sanksi terhadap pemukim “ekstremis” Israel yang bertanggung jawab atas serangan terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
“Saya mendukung pemberian sanksi kepada mereka yang terlibat dalam serangan di Tepi Barat. Mereka harus bertanggung jawab. Kekerasan ini tidak ada hubungannya dengan perjuangan melawan Hamas dan harus dihentikan,” kata Presiden Komisi Eropa kepada anggota parlemen Uni Eropa.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell pada hari Senin mengatakan blok tersebut “khawatir dengan kekerasan di Tepi Barat yang dilakukan oleh pemukim ekstremis” dan mengutuk keputusan pemerintah Israel untuk menyetujui penambahan 1.700 unit rumah di Yerusalem, yang merupakan pelanggaran hukum internasional.
Borrell mengatakan dia akan mengusulkan sanksi terhadap pemukim yang melakukan kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Pekan lalu, Departemen Luar Negeri AS mengatakan akan memberlakukan pembatasan visa terhadap pemukim yang terlibat dalam merusak perdamaian, keamanan atau stabilitas di Tepi Barat.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Detik-Detik Pasukan Israel Siap Masuki Gaza, Keadaan Mencekam

(luc/luc)