Bisakah Prabowo-Gibran Menggoyang Militansi Akar Rumput PDIP di Bali?

16 January 2024, 10:09

Jakarta, CNN Indonesia — Pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mulai “bekerja” meraup pundi-pundi suara di Bali yang dikenal sebagai basis suara PDIP selain Jawa Tengah (Jateng).
Gibran sempat berkampanye ke Pulau Dewata beberapa waktu lalu. Ia meminta para simpatisan dan relawan bekerja keras demi memenangkan dirinya dan Prabowo di Bali.
“Saya titip untuk teman-teman relawan, teman-teman simpatisan partai ini, untuk Bali kita harus kerja ekstra keras. Untuk di Bali, ini akan kita kita serukan isu-isu pemerataan pembangunan, isu-isu pemerataan pembangunan yang bisa menumbuhkan pertumbuhan ekonomi baru terutama di Bali Utara,” kata Gibran saat menghadiri Deklarasi Semeton Gibran Menang Satu Putaran di GOR Ngurah Rai, Kota Denpasar, Bali, Selasa (9/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto pun menyatakan target kemenangan Prabowo-Gibran di Pulau Bali di atas 50 persen. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu telah meminta seluruh kader Golkar di Bali bisa mencapai target tersebut.

“Ditargetkan kepada seluruh kader Partai Golkar yang akan mempersiapkan diri untuk memenangkan Bapak Prabowo-Gibran sekaligus Partai Golkar (di Bali),” kata Airlangga di Lapangan Pratu Pekak Rawig, Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, pada Sabtu (13/1).
Adapun saat ini PDIP mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Partai banteng moncong putih itu berkoalisi dengan PPP, Perindo, dan Hanura.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai target yang disampaikan Airlangga itu terbilang mustahil. Apalagi, saat ini masa kampanye tersisa kurang dari satu bulan.
Tak hanya itu, Dedi mengatakan para pemilih di Pulau Dewata terkenal militan. Artinya, mereka sangat loyal terhadap PDIP.
“Pemilih di Bali saya kira adalah pemilih militan yang memang sejak awal sudah berada di komposisinya PDIP,” kata Dedi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (15/1).

Menurutnya, kehadiran Prabowo ataupun Gibran atau para tokoh elite partai koalisi secara langsung ke Bali tidak akan memberikan dampak signifikan. Dedi menerangkan loyalitas masyarakat di Bali lebih besar kepada parpol, bukan karena tokoh.
“(Presiden) Jokowi sendiri saja tidak memiliki basis di Bali, basis di Bali murni lebih besar terhadap partai politik dibandingkan ke tokoh. Jadi, saya kira cukup sulit untuk bisa membawa Prabowo bahkan mendekati 50 persen suara di Bali,” tuturnya.
Senada, pengamat Politik Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo juga menyangsikan Prabowo-Gibran bisa mengungguli pasangan Ganjar-Mahfud di Bali. Ia mengamini Bali merupakan basis pendukung PDIP yang militan.
“Saya tidak yakin ya kalau pasangan Prabowo-Gibran bisa mengungguli Ganjar-Mahfud di Bali, karena Bali itu adalah basis pendukung PDIP yang sangat militan,” ucap Karyono.

Ia memprediksi suara Prabowo-Gibran bisa saja naik, tapi tak akan lebih unggul dari Ganjar-Mahfud. Menurut Karyono, sulit “menembus” kemenangan di Bali.
“Kalau untuk meningkatkan suara Prabowo mungkin iya, saya meyakini itu bahwa perolehan suara Prabowo di Bali itu akan meningkat dibandingkan dengan tahun 2019. Tapi, kalau menang saya tidak yakin, sulit menembus itu karena pemilih di Bali itu pemilih yang ideologis, pemilih yang militan, loyal produknya PDIP,” tutur dia.
Campur tangan kekuasaan
Di sisi lain, Dedi berpendapat pasangan Prabowo-Gibran bisa saja menang di Bali jika ada campur tangan kekuasaan di pemilu. Ia berpendapat kemenangan tak akan bisa diraih pasangan nomor urut 2 itu jika sekadar mengandalkan mesin politik.
“Strategi luar biasa itu saya kira melibatkan kekuasaan. Kalau sepanjang strategi itu hanya melibatkan mesin parpol saya kira tidak akan cukup kuat,” kata dia.

Ia menjelaskan campur tangan kekuasaan ini yaitu adalah dengan mengkondisikan pejabat hingga struktur pemerintahan di Bali demi menggeser arah dukungan ke pasangan Prabowo-Gibran.
“Bagaimana bisa mengkondisikan struktural di pemerintahan, pejabat di Bali yang memang mau tidak mau cenderung ke Presiden Jokowi itu ya mungkin saja (bisa meraih kemenangan),” ujarnya.
Karyono pun menyampaikan hal serupa. Menurutnya, hanya campur tangan kekuasan yang bisa membuat pasangan Prabowo-Gibran unggul dari Ganjar-Mahfud di Bali.
“Kalau menggunakan instrumen kekuasaan misalnya menggunakan instrumen ASN, birokrasi, aparat dan penyelenggara, nah mungkin itu bisa,” ucap Karyono.
“Tapi, kalau murni saya pastikan sulit untuk mengalahkan Ganjar-Mahfud di Bali,” katanya.
(dis/tsa)

[Gambas:Video CNN]

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi