Biden Tiba-Tiba Warning Netanyahu, Sebut Kesalahan Israel

20 March 2024, 3:15

Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, yang sebelumnya menjadi sekutu zionis, kini secara terang-terangan memberikan sikap berbeda kepada Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Ia bahkan memberi warning.
Hal ini terkait serangan darat pasukan Israel di Rafah.  Biden memperingatkan Netanyahu bahwa langkah itu akan menjadi “sebuah kesalahan”. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Presiden menjelaskan mengapa dia sangat prihatin dengan prospek Israel melakukan operasi militer besar-besaran di Rafah,” kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan kepada wartawan Senin waktu setempat, membeberkan panggilan telepon Biden dan Netanyahu, seperti dikutip AFP, Rabu (20/3/2024).
“Operasi darat besar-besaran di sana merupakan sebuah kesalahan – hal ini akan menyebabkan lebih banyak kematian warga sipil yang tidak bersalah, memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah mengerikan, memperdalam anarki di Gaza, dan semakin mengisolasi Israel secara internasional,” tambahnya, mengulang apa yang disampaikan Biden.
Menurutnya Biden telah meminta Netanyahu untuk mengirim delegasi ke AS untuk “mendengar kekhawatiran” Washington mengenai rencana Rafah. Termasuk “menyusun pendekatan alternatif” yang melibatkan serangan yang ditargetkan terhadap para pemimpin Hamas.
“(Netanyahu) jelas mempunyai pandangannya sendiri mengenai operasi Rafah, namun telah setuju untuk mengirim tim militer, intelijen dan pejabat bantuan dalam beberapa hari mendatang,” tambah Sullivan.
Tekanan AS memang makin naik dalam beberapa pekan terakhir. Ini seiring tekanan internasional ke Paman Sam dan domestik ke Biden terkait pemilu presiden (pilpres) AS.Biden dan Netanyahu terakhir kali berbicara pada tanggal 15 Februari. Beberapa pekan ini pemberitaan kerap mengatakan sang presiden sendiri telah menunjukkan ketidaksabaran yang semakin besar terhadap Netanyahu karena khawatir dapat merusak peluangnya untuk terpilih kembali sebagai presiden pada November mendatang.
Kemarin Biden dilaporkan murka mengetahui angka jajak pendapatnya di negara bagian Michigan dan Georgia terjun bebas. Ini dilaporkan NBC News pada Minggu, mengutip seorang anggota parlemen yang mengetahui pertemuan pribadi di Gedung Putih pada Januari di mana adegan tersebut terjadi.⁠
Dalam pertemuan pribadi di Gedung Putih pada Januari, sekutu presiden mengatakan kepadanya bahwa hasil jajak pendapatnya di Michigan dan Georgia telah menurun karena cara dia menangani perang antara Israel dan Hamas.Sebagai informasi, dua negara bagian tersebut merupakan medan pertempuran antara dirinya dan Donald Trump dalam pemilihan presiden (pilpres) mendatang.
“Keduanya merupakan negara bagian yang dimenangkannya dengan tipis empat tahun lalu, dan ia tidak boleh mengalami kemunduran jika ingin sekali lagi mengalahkan Donald Trump. Dia mulai berteriak dan mengumpat,” kata seorang anggota parlemen yang mengetahui pertemuan tersebut.
Menurut anggota parlemen tersebut, Biden menyatakan dirinya telah melakukan hal yang benar, meskipun ada dampak politiknya, kepada kelompok tersebut. Selama diskusi internal, Biden mendesak para pembantunya tentang bagian mana dari catatannya yang perlu disoroti di berbagai negara bagian, menurut orang kedua yang mengetahui masalah tersebut.
Diketahui, sekitar 1,5 juta warga Gaza berlindung di Rafah, dekat perbatasan Mesir. Sebagian besar dari mereka menjadi pengungsi akibat perang yang dilancarkan Israel sejak Oktober.
Hampir 32.000 orang telah tewas di Gaza sejak perang dimulai. kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Biden Tolak Gencatan Senjata Gaza dari Jokowi Dkk

(sef/sef)

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi