BEI Jawab Tren Harga Saham yang Baru IPO Terus Melemah

Jakarta, Beritasatu.com – Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna merespons soal tren harga saham perusahaan yang melakukan initial public offering (IPO) terus turun.  

Menurut Nyoman, penurunan harga saham IPO dipengaruhi sejumlah faktor. Selain karena fundamental perseroan itu sendiri, harga saham tak lepas dari kondisi eksternal, seperti tingginya tingkat suku bunga dan tensi geopolitik.

“Kondisi (pasar sekarang) relatif dinamis karena tingkat suku bunga dan geopolitical tension,” ungkap I Gede Nyoman Yetna sesuai listing PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk (SPRE) di BEI, Jakarta, Rabu (3/7/2024).

Dia mengatakan akan ada informasi terbaru mengenai performa emiten-emiten tersebut pada Juni, khususnya laporan keuangan yang akan disampaikan akhir Juli. 

Di lain sisi, Nyoman menilai kondisi market kini sudah relatif normal sehingga pelaku pasar memiliki appetite memilih instrumen investasi. “Jadi kombinasi ini yang menentukan bagaimana apresiasi terhadap harga saham di bursa,” tandasnya.

Berdasarkan data, dari 25 saham yang baru IPO di BEI pada periode 5 Januari hingga 10 Juni 2024, sebanyak 14 saham mengalami penurunan harga, satu saham stagnan, dan 10 saham sisanya menguat. 

Mayoritas saham baru tersebut tercatat di papan pengembangan, dua saham masing-masing tercatat di papan utama dan akselerasi. Sementara itu, satu saham lainnya tercatat di papan pemantauan khusus, yakni PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA).