Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Analis Apindo Minta Pemerintah Cermati Proyeksi Makro

19 April 2024, 17:15

TEMPO.CO, Jakarta – Analis Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo,) Ajib Hamdani, mengatakan pemerintah perlu mencermati proyeksi makro yang mereka buat terkait perkembangan konflik Iran-Israel. Adapun pemerintah membuat proyeksi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dalam kisaran Rp 15.000.”Maka pembayaran utang luar negeri akan mengalami kenaikan, ketika rupiah terus melemah dibandingkan dolar,” ujar Ajib dalam keterangannya pada Jumat, 19 April 2024. Menurut Ajib, pemerintah perlu fokus dalam tiga hal utama untuk penguatan ekonomi dalam negeri. Antara lain hilirisasi, orientasi ekspor, dan substitusi impor, serta peningkatan kualitas investasi yang bisa lebih menyerap banyak tenaga kerja. Dengan beberapa indikator yang ada, kata dia, ekonomi nasional masih cenderung bagus dan bertahan positif dalam ketidakpastian global. Karena itu, Ajib menilai Indonesia akan aman sepanjang pemerintah konsisten mendorong program-program yang pro dengan pertumbuhan ekonomi dalam negeri.Seperti diketahui pada Sabtu malam, 13 April 2024, Iran meluncurkan rudal dan drone ke Israel. Kejadian ini menambah rumit kondisi global ketika konflik Rusia-Ukraina juga belum mendapatkan jalan tengah perdamaian. Konflik antarnegara yang semakin memanas berdampak negatif terhadap perekonomian dunia. Dalam konteks ekonomi nasional, Apindo menilai pemerintah perlu segera memitigasi risiko yang membawa dampak secara langsung ke Tanah Air. Terlebih secara bersamaan dengan konflik politik global ini, rupiah juga terus mengalami penurunan nilai tukar mencapai Rp 16 ribu rupiah per dolar. Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, memprediksi dolar akan cenderung lama bertengger di atas Rp 16 ribu. Erick pun menginstruksikan BUMN untuk memborong dolar, terutama bagi BUMN yang punya banyak kebutuhan bahan baku impor dan utang luar negeri. Iklan

Namun, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menilai instruksi Erick tidak bijaksana karena dolar sedang menguat. Ketua Umum Partai Golkar itu menyatakan bahwa Indonesia masih mempunyai cadangan devisa yang cukup kuat, lebih dari US$ 144 miliar. Sehingga, dia meminta kepada BUMN untuk menahan belanja impor yang bersifat konsumtif.Belakangan, Staf Khusus III Menteri Badan Usaha Milik Negara, Arya Sinulingga, membantah bahwa Menteri BUMN Erick Thohir memerintahkan perusahaan pelat merah untuk memborong dolar AS sebagai upaya mengantisipasi dampak geopolitik global.”Enggak pernah ada Pak Erick ngomong seperti itu, ini kayaknya ada yang spin (melintir) omongan,” ujar Arya, di Jakarta, Jumat, 19 April 2024, seperti dikutip Antara.Instruksi Erick sendiri muncul lewat keterangan tertulis pada Kamis, 19 April 2024. Dalam keterangan tersebut, Erick menyebut BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID, agar mengoptimalkan pembelian dolar AS dalam jumlah besar dalam waktu singkat.”Serta melakukan kajian sensitivitas terhadap pembayaran pokok dan atau bunga utang dalam dolar yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat,” lanjut Erick.Pilihan Editor: Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Manado dan Minahasa Utara, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup

Partai

Institusi

K / L

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi