21 Program Dinilai Lebih Realistis Dibanding Makan Siang Gratis

27 December 2023, 23:35

EKONOM CORE, Akhmad Akbar Susanto mengatakan, 21 Program milik pasangan calon Ganjar Pranowo-Mahfud MD lebih baik daripada program makan siang gratis dari paslon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

“Program Ganjar yang 21 itu agak mendingan kalau dibandingkan program Prabowo yang muter-muter di makan siang. Tapi masih perlu diuji gagasan detailnya,” kata Akbar saat dihubungi, Rabu (27/12).

Bicara besaran anggaran, Akbar mengingatkan bahwa anggaran pemerintah itu terbatas. Calon pemimpin harus realistis dalam membuat program dan penganggaran jika mereka nanti terpilih menjadi Presiden dan Wakil.

Baca juga: Muhaimin Janji Prioritaskan Kesehatan Ibu Hamil untuk Cegah Stunting

“Yang perlu diingat oleh masing-masing calon adalah bahwa anggaran pemerintah itu terbatas. Pasangan mana pun semestinya tidak terlalu mudah membuat janji yang tidak bisa direalisasikan,“ sebut Akbar.

Anggaran dan program yang dimiliki paslon, sekali lagi harus realistis dan melihat kebutuhan masyarakat kedepan. Karena ruang untuk modifikasi anggaran sangat rendah.

Baca juga: Prabowo-Gibran Ingin Beri Susu Gratis, tapi Mayoritas Susu masih Impor

“Sekedar contoh. Tahun 2024, total anggaran belanja dalam APBN kita hanya Rp3.300-an triliun. Dari jumlah ini, hanya 28 persen yang bersifat diskresioner (bisa diutak-atik secara bebas). Lainnya, sudah dipatok-patok untuk berbagai urusan yang nonkresionari,” jelas Akbar.

Termasuk soal gagasan makan siang gratis yang menurut Akbar tidak realistis. “Bayangkan, dari anggaran yang hanya 900 triliun yang bersifat diskresioner, apa jadinya kalo 400an triliun dihabiskan untuk makan siang gratis,“ kata Akbar.

Program yang besar tentu membutuhkan pendanaan yang besar. Salah satu ide untuk menaikkan pendapatan pajak, menurut Akbar, tidak mudah. “Berdasarkan pengalaman selama 20 tahun terakhir, tidak mudah menaikkan pendapatan pajak. Rasio pajak kita tidak pernah lebih dari 12 persen. Artinya, tidak mudah untuk meningkatkan belanja, kecuali dengan utang,” ungkap Akbar.

Sebelumnya, Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Aryo Seno Bagaskoro mengatakan, 21 program unggulan yang diusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD lebih hemat anggaran dan efektif untuk direalisasikan dalam waktu lima tahun.

Sumber Pendanaan

Sementara itu, Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi menilai janji kampanye paslon dalam Pilpres 2024 patut menyertakan bakal sumber pendanaan. “Biar sebuah janji kampanye realistik atau masuk akal, sebaiknya para capres mewacanakan sumber anggarannya,” terangnya.

Menurutnya, dengan menjelaskan sumber anggaran, maka janji – janji kampanye tidak membebani para capres-cawapres ketika berkuasa, dan tidak mengganggu stabilisasi APBN atau tidak memberat APBN.

“Dengan menjelaskan sumber dana darimana, maka siapa pun capres-nya akan lebih dipercayai oleh rakyat dan (dinilai) bukan hoaks oleh persepsi rakyat,” tambahnya.

Peluncuran program harusnya sekalian disebutkan sumber pendanaannya sehingga bisa dinilai realistis atau tidaknya program tersebut.

“Misal sumber dananya berasal dari pajak nikel akan direalisasi untuk makan siang gratis,” tegasnya.

Uchok mengungkapkan untuk gaji pegawai dan bayar bunga dan pokok utang saja bisa menghabiskan, minimal setengah dari APBN.

“Terus janji janji para capres, sumber duitnya dari mana. Dan janji-janji capres yang akan jadi program dalam APBN ini, harus dijelaskan oleh para capres duit dari mana,” tambahnya.

“Yo, bilang dari pajak mana atau pendapatan mana begitu? Atau jujur saja, kita akan utang untuk program,” pungkasnya. (RO/Z-7)

EKONOM CORE, Akhmad Akbar Susanto mengatakan, 21 Program milik pasangan calon Ganjar Pranowo-Mahfud MD lebih baik daripada program makan siang gratis dari paslon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. 

“Program Ganjar yang 21 itu agak mendingan kalau dibandingkan program Prabowo yang muter-muter di makan siang. Tapi masih perlu diuji gagasan detailnya,” kata Akbar saat dihubungi, Rabu (27/12).

Bicara besaran anggaran, Akbar mengingatkan bahwa anggaran pemerintah itu terbatas. Calon pemimpin harus realistis dalam membuat program dan penganggaran jika mereka nanti terpilih menjadi Presiden dan Wakil. 

Baca juga: Muhaimin Janji Prioritaskan Kesehatan Ibu Hamil untuk Cegah Stunting

“Yang perlu diingat oleh masing-masing calon adalah bahwa anggaran pemerintah itu terbatas. Pasangan mana pun semestinya tidak terlalu mudah membuat janji yang tidak bisa direalisasikan,“ sebut Akbar.

Anggaran dan program yang dimiliki paslon, sekali lagi harus realistis dan melihat kebutuhan masyarakat kedepan. Karena ruang untuk modifikasi anggaran sangat rendah. 

Baca juga: Prabowo-Gibran Ingin Beri Susu Gratis, tapi Mayoritas Susu masih Impor

“Sekedar contoh. Tahun 2024, total anggaran belanja dalam APBN kita hanya Rp3.300-an triliun. Dari jumlah ini, hanya 28 persen yang bersifat diskresioner (bisa diutak-atik secara bebas). Lainnya, sudah dipatok-patok untuk berbagai urusan yang nonkresionari,” jelas Akbar. 

Termasuk soal gagasan makan siang gratis yang menurut Akbar tidak realistis. “Bayangkan, dari anggaran yang hanya 900 triliun yang bersifat diskresioner, apa jadinya kalo 400an triliun dihabiskan untuk makan siang gratis,“ kata Akbar. 

Program yang besar tentu membutuhkan pendanaan yang besar. Salah satu ide untuk menaikkan pendapatan pajak, menurut Akbar, tidak mudah. “Berdasarkan pengalaman selama 20 tahun terakhir, tidak mudah menaikkan pendapatan pajak. Rasio pajak kita tidak pernah lebih dari 12 persen. Artinya, tidak mudah untuk meningkatkan belanja, kecuali dengan utang,” ungkap Akbar.

Sebelumnya, Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Aryo Seno Bagaskoro mengatakan, 21 program unggulan yang diusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD lebih hemat anggaran dan efektif untuk direalisasikan dalam waktu lima tahun.

 

Sumber Pendanaan

Sementara itu, Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi menilai janji kampanye paslon dalam Pilpres 2024 patut menyertakan bakal sumber pendanaan. “Biar sebuah janji kampanye realistik atau masuk akal, sebaiknya para capres mewacanakan sumber anggarannya,” terangnya.

Menurutnya, dengan menjelaskan sumber anggaran, maka  janji – janji kampanye tidak membebani para capres-cawapres ketika berkuasa, dan tidak mengganggu stabilisasi APBN atau tidak memberat APBN.

“Dengan menjelaskan sumber dana darimana, maka siapa pun capres-nya akan lebih dipercayai oleh rakyat dan (dinilai) bukan hoaks oleh persepsi rakyat,” tambahnya.

Peluncuran program harusnya sekalian disebutkan sumber pendanaannya sehingga bisa dinilai realistis atau tidaknya program tersebut. 

“Misal sumber dananya berasal dari pajak nikel akan direalisasi untuk makan siang gratis,” tegasnya.

Uchok mengungkapkan untuk gaji pegawai dan bayar bunga dan pokok utang saja bisa menghabiskan, minimal setengah dari APBN.

“Terus janji janji para capres, sumber duitnya dari mana. Dan janji-janji capres yang akan jadi program dalam APBN ini, harus dijelaskan oleh para capres duit dari mana,” tambahnya.

“Yo, bilang dari pajak mana atau pendapatan mana begitu? Atau jujur saja, kita akan utang untuk program,” pungkasnya. (RO/Z-7)

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi