Kasus: stunting

  • Inovasi tak harus baru tapi harus bisa dirasakan

    Inovasi tak harus baru tapi harus bisa dirasakan

    Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yusharto Huntoyungo. ANTARA/HO-Kemendagri

    Kemendagri: Inovasi tak harus baru tapi harus bisa dirasakan
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 17 Juni 2025 – 06:00 WIB

    Elshinta.com – Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yusharto Huntoyungo menegaskan kepada pemerintah daerah (Pemda) bahwa inovasi tidak harus baru, tapi harus berdampak nyata yang bisa dirasakan masyarakat.

    Hal itu diungkapkannya dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Inovasi Daerah yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang di kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Magelang, Senin.

    Ia mengatakan sering kali daerah berpikir bahwa inovasi harus orisinal dan belum pernah dilakukan. Padahal, inovasi bisa saja berupa replikasi atau adopsi yang disesuaikan dengan konteks lokal, selama itu memberikan perbaikan dan manfaat.

    “Jangan mengasumsikan inovasi itu harus benar-benar baru, padahal baru di sini harus diartikan dari perspektif penerima bukan pencetus,” kata Yusharto.

    Dia mengatakan keraguan sebagian aparatur sipil negara (ASN) dalam berinovasi sering kali disebabkan oleh kekhawatiran akan kesalahan administratif.

    Untuk itu, Yusharto menegaskan bahwa diskresi telah diatur dalam Undang-Undang Administrasi Pemerintahan, serta diperkuat melalui Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah.

    “(Undang-Undang menjamin) Bapak dan Ibu yang akan melakukan inovasi yang telah dicatatkan dalam keputusan kepala daerah apabila belum mencapai tujuan dari inovasi itu tidak dipandang sebagai pelanggaran. Ini merupakan privilege yang diberikan untuk Bapak dan Ibu tidak ragu-ragu lagi untuk melakukan inovasi,” ujarnya.

    Salah satu contoh konkret yang disorot dalam sambutannya adalah inovasi dari Kota Mojokerto, yang dikenal dengan program “Gempa Genting” (Segenggam Sampah Gawe Stunting).

    Inisiatif ini menghubungkan pengelolaan sampah dengan upaya penanggulangan stunting melalui pembentukan siklus berbasis masyarakat yakni dari penukaran sampah yang dikelola menghasilkan magot untuk pakan ikan lele.

    Hasilnya, ikan lele tersebut akan diberikan kepada keluarga yang terdampak stunting.

    “Kalau ide ini belum pernah diterapkan di Kabupaten Magelang maka mereplikasi dan menyesuaikannya dengan kebutuhan lokal sudah termasuk sebagai inovasi,” katanya.

    Yusharto juga mengapresiasi berbagai langkah inovatif yang telah dilakukan Pemkab Magelang, seperti program “Gotong Sak Ceting” di Kecamatan Sawangan yang merupakan kolaborasi inovasi antar-unit pelayanan teknis dan masyarakat dalam pencegahan stunting melalui pengumpulan data akurat, penganggaran APBDes yang tepat sasaran, hingga penggalangan donasi sukarela oleh ASN.

    Dalam kesempatan tersebut, dirinya juga menegaskan bahwa berpikir inovatif tidak harus rumit atau mahal, namun harus dilandasi oleh semangat menyelesaikan masalah.

    “Inovasi lahir dari kebutuhan, bukan dari keinginan tampil beda. Jadi mari kita mulai dengan melihat masalah sebagai pintu masuk untuk perbaikan,” tuturnya.

    Sumber : Antara

  • Kelakar Anies soal Pengangguran Saat Jadi Pembicara ‘Jakarta Future Festival’

    Kelakar Anies soal Pengangguran Saat Jadi Pembicara ‘Jakarta Future Festival’

    Jakarta

    Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menjadi salah satu pembicara kegiatan Jakarta Future Festival di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Saat memberikan pemaparan soal ‘Sigmazing Cities Become Global, How?’, Anies sempat berkelakar dirinya yang pengangguran.

    Hal itu disampaikan Anies menjawab sejumlah pertanyaan dari peserta acara. Ada peserta yang bertanya bagaimana membangun kesadaran masyarakat terhadap akses pangan sehat dan bagaimana mereka mau menjalankan program yang sebenarnya sudah ada di Pemda untuk meminimalisir stunting hingga obesitas.

    “Bung Rizal soal gizi, kalau saya boleh usul Bung Rizal. Bung Rizal kabari aja ke kita. Eh kita? Seperti saya di pemerintahan,” kata Anies di Gedung Teater TIM, Jakarta Pusat, Minggu (15/6/2025).

    “Ini pengangguran di sini,” kelakar Anies yang diiringi gelak tawa peserta.

    Dia mengatakan mestinya negara memberikan ucapan terima kasih terhadap komunitas yang ikut serta untuk menangani masalah masyarakat. Menurutnya, komunitas yang menggaungkan soal kesehatan gizi sudah berkontribusi secara langsung.

    “Jadi Bung Rizal komunitas Anda sudah tumbuh, peduli, berkarya dan negara harus bilang terima kasih Anda sudah mengurusi soal gizi buat rakyat Jakarta,” ujar Anies.

    “Nah lalu ide-idenya menurut saya perlu diobrolin dengan kita, dengan DKI, dengan DKI. Supaya itu bisa diadopsi, negara itu punya dua kewenangan dan fiskal,” ujar Anies.

    “Jadi, jangan sering-sering tanya kepada pemerintah sebaiknya apa yang dikerjakan, tapi beri tahu pemerintah apa yang harusnya pemerintah kerjakan berdasarakan pengalaman yang dimiliki teman-teman di program gizi,” imbuhnya.

    (dwr/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Cegah Stunting, Polres Dumai Gelar Bakti Kesehatan Anak Sambut HUT Bhayangkara

    Cegah Stunting, Polres Dumai Gelar Bakti Kesehatan Anak Sambut HUT Bhayangkara

    Dumai

    Polres Dumai, Polda Riau, melakukan pemeriksaan kesehatan kepada sejumlah anak dalam rangka deteksi dini stunting. Kegiatan bakti kesehatan ini dilakukan dalam rangka menyambut Hari Bhayangkara ke-79.

    “Kegiatan ini kami tujukan sebagai bentuk kepedulian institusi Polri terhadap isu-isu kesehatan yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat, terutama anak-anak sebagai generasi penerus bangsa,” kata Ps Kasi Dokkes Polres Dumai, Aiptu Didit Yudistira, dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (15/6/2025).

    Aiptu Didit menyampaikan pemeriksaan ini dilakukan sebagai upaya mendukung tumbuh kembang anak. Pemeriksaan sejak dini diharapkan dapat mencegah anak-anak dari bahaya stunting.

    “Pemeriksaan ini penting untuk memastikan pertumbuhan anak berjalan optimal dan mendeteksi potensi stunting sejak dini,” imbuhnya.

    Pemeriksaan mencakup pengukuran berat dan tinggi badan, lingkar kepala, serta lingkar lengan. Setelah itu, anak dan orang tua juga diberikan layanan konsultasi kesehatan untuk mengetahui lebih jauh tentang kondisi gizi dan tumbuh kembang anak.

    Menurutnya, keterlibatan Polres Dumai dalam penanganan isu stunting merupakan bagian dari kontribusi institusi dalam mendukung program pemerintah pusat.

    Masyarakat tampak antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka membawa anak-anaknya ke Posyandu Kemala Cabang Polres Dumai.

    (jbr/mea)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bripka Hery, Polisi Berhati Emas yang Ubah Hidup Penyandang Disabilitas di Manggarai Timur NTT
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 Juni 2025

    Bripka Hery, Polisi Berhati Emas yang Ubah Hidup Penyandang Disabilitas di Manggarai Timur NTT Regional 15 Juni 2025

    Bripka Hery, Polisi Berhati Emas yang Ubah Hidup Penyandang Disabilitas di Manggarai Timur NTT
    Tim Redaksi
    BORONG, KOMPAS.com
    – Bripka Heribertus Agustinus B Tena, atau yang lebih dikenal sebagai
    Polisi Hery
    , telah membuktikan bahwa panggilan hati dapat mengubah kehidupan banyak orang.
    Anggota Polres
    Manggarai Timur
    , Nusa Tenggara Timur (NTT) ini, dengan semangat “ingin bermanfaat bagi sesama”, mendedikasikan waktu dan tenaganya untuk membantu penyandang
    disabilitas
    , lansia, serta warga kurang mampu di daerah terpencil.
    “Saya pernah menempuh jarak 100 kilometer dengan sepeda motor ke Kecamatan Elar hanya untuk mengunjungi penyandang disabilitas yang membutuhkan uluran tangan.”
    “Ada penderita katarak yang saya antar ke Rumah Sakit Santo Rafael, Cancar. Setelah operasi, ia bisa melihat kembali dengan normal,” ungkap Hery melalui pesan WhatsApp kepada Kompas.com, Minggu, (15/6/2025).
    Sebagai Kepala Seksi Dokumentasi Kesehatan (Kasidokkes) di Polres Manggarai Timur dan Polisi Rukun Warga (RW) di Kelurahan Kota Ndora, Hery memulai aksi kemanusiaannya sejak Mei 2022.
    Ia bergabung dengan Relawan Peduli Sesama di Borong pada Februari 2023 dan menjadi relawan Kitabisa.com sejak November 2023.
    Hery mengungkapkan, motivasinya berasal dari keprihatinan terhadap kondisi masyarakat di Manggarai Timur yang banyak hidup dalam keterbatasan ekonomi dan tanpa akses memadai ke layanan kesehatan.
    “Bagi mereka, apa yang didapat hari ini sudah cukup. Mereka pasrah dengan keadaan, seolah-olah itu takdir. Saya ingin memberi harapan,” katanya.
    Aksi nyata untuk warga
    Hery tidak hanya memberikan perhatian, tetapi juga solusi konkret.
    Ia membantu warga yang sakit dengan mengurus dokumen seperti kartu BPJS Kesehatan dan mencari donatur melalui platform Kitabisa.com.
    Dalam waktu 90 hari, donasi yang terkumpul dimanfaatkan untuk pengobatan dan pemeriksaan kesehatan.
    Ia juga rutin membagikan sembako kepada warga tidak mampu, penyandang disabilitas, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), anak penderita stunting, dan lansia.
    “Tabungan saya untuk beli motor malah saya gunakan untuk beli sembako dan operasional kegiatan sosial,” ujarnya.
    Saat ini, ia mendapatkan dukungan dari berbagai donatur, termasuk pengusaha lokal dan yayasan seperti Sentra Efata Kupang Kemensos RI serta Yayasan Ayo Bantu Teman.
    Menghadapi tantangan di lapangan
    Perjalanan Hery tidak selalu mulus. Ia sering menempuh jalanan terpencil yang sulit diakses untuk menjangkau warga.
    Beberapa keluarga pasien awalnya curiga, mengira kunjungannya hanya untuk dokumentasi tanpa tindak lanjut.
    Namun, dengan ketulusan dan konsistensi, Hery berhasil membuktikan komitmennya.
    Salah satu kisah berkesan adalah keberhasilannya membantu dua pasien gondok dari Manggarai Timur menjalani operasi di RS Siloam Kupang, meskipun saat itu ia sedang bertugas di Satgas Cartenz, Papua, sejak Januari 2024.
    “Saya tetap berkomunikasi via WhatsApp dengan relawan di Manggarai Timur untuk memastikan pengobatan berjalan. Saya bersyukur mereka sembuh,” tuturnya.
    Dampak positif bagi masyarakat
    Hery telah membantu 42 warga melalui penggalangan donasi, baik lewat Kitabisa.com maupun yayasan.
    Bantuannya menjangkau tidak hanya Manggarai Timur, tetapi juga Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat, dan Ngada.
    Ia fokus pada kasus-kasus seperti disabilitas, stunting, tumor, dan katarak, yang sering terabaikan karena keterbatasan ekonomi dan akses transportasi.
    “Melihat mereka yang tadinya pasrah kini punya harapan adalah kebahagiaan terbesar saya,” ungkap Hery.
    Dengan latar belakang pendidikan Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medik (Universitas Muhammadiyah Semarang, 2017) dan Magister Forensik (Universitas Airlangga, 2021), serta pengalaman 17 tahun di Polri, Hery membuktikan bahwa kebaikan tidak mengenal batas tugas.
    Komitmen yang tak pernah padam
    Meski kini bertugas di Papua, Hery tetap setia melayani masyarakat Manggarai Timur dari jauh.
    Ia berjanji untuk terus hadir di tengah warga, memberikan harapan, dan memperjuangkan kualitas hidup yang lebih baik.
    “Saya ingin mereka tahu bahwa mereka tidak sendiri,” tegasnya.
    Kisah Polisi Hery adalah bukti bahwa satu hati yang tulus dapat menggerakkan banyak perubahan.
    Ia bukan hanya polisi, tetapi juga pahlawan kemanusiaan bagi masyarakat Manggarai Timur.
    Kolaborasi untuk penyandang disabilitas
    Hery juga berkolaborasi dengan Yayasan Help Flores (YHF) untuk membantu penyandang disabilitas dengan menyediakan kursi roda.
    Pada Kamis, 12 Juni 2025, ia menyerahkan kursi roda kepada Titus Paput, seorang penyandang disabilitas yang menderita stroke di dusun Golo Ara, Desa Compang Wesang, Kecamatan Lambaleda Selatan.
    Pada Sabtu, (14/6/2025) dan Minggu, (15/6/2025), Hery kembali menempuh jarak ratusan kilometer menuju Desa Rana Gapang, Kecamatan Elar, untuk membawa donasi bagi Fania, seorang anak yatim piatu yang merawat kakek dan neneknya yang lanjut usia.
    “Saya muat kasur dan sembako dari Kota Ruteng, di tengah hujan lebat. Kasur dan sembako itu adalah donasi dari penderma di Kota Ruteng.” 
    “Saya tiba malam di Elar dan bermalam di rumah warga setempat. Saya melayani ini karena saya sangat mencintai rakyat Manggarai Timur yang mengalami kesulitan ekonomi dan menyandang disabilitas,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Makan Bergizi Gratis jadi program prioritas Presiden Prabowo Subianto

    Makan Bergizi Gratis jadi program prioritas Presiden Prabowo Subianto

    Sumber foto: Wisnu Wardhana/elshinta.com.

    Legislator: Makan Bergizi Gratis jadi program prioritas Presiden Prabowo Subianto
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Minggu, 15 Juni 2025 – 08:07 WIB

    Elshinta.com – Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan program strategis nasional unggulan dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Penguatan gizi dalam program MBG diharapkan melahirkan generasi unggul dimasa mendatang yang juga sebagai persiapan menuju Indonesia Emas ditahun 2045.

    Kegiatan sosialisasi program MBG kali ini bertempat di Balai RW 6, Pacar kembang, Tambaksari Jumat, 13 Juni 2025. Hadirnya MBG bertujuan agar masyarakat tidak hanya mendapatkan akses terhadap makanan bergizi tetapi juga edukasi mengenai pentingnya asupan nutrisi yang tepat. 

    Acara sosialisasi program MBG dihadiri oleh anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina, Analis Kebijakan SDM Ahli Madya Kedeputian Pemantauan & Pengawasan BGN Moch. Halim, Dosen Universitas UNAIR Dini Ririn Andrias.

    Dalam kesempatannya, Anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina Mengajak masyarakat untuk peduli serta menjaga kebersihan dan juga menerapkan pola makan sehat dengan memperhatikan gizi,protein dan tentunya karbohidrat yang seimbang. 

    “Program MBG menjadi program Prioritas Presiden Prabowo oleh karenannya harus didukung penuh oleh semua pihak tidak terkecuali komisi IX sebagai mitra kerjanya. Dengan begitu diharapkan kepada masyarakat untuk dapat membantu dan tentunya mengawasi program ini agar dapat berjalan dengan baik dan tepat sasaran,” ucap Arzeti Bilbina.

    Analis Kebijakan SDM Ahli Madya Kedeputian Pemantauan & Pengawasan BGN Moch. Halim menyamaikan bahwa Presiden Prabowo memiliki visi besar yang dikenal dengan Asta Cita, yang bertujuan untuk mewujudkan Indonesia Emas ditahun 2045. 

    “Untuk mendukung pencapaian visi tersebut, berbagai strategi telah dijalankan, salah satunya yakni melalui peningkatan asupan gizi masyarakat melalui Program MBG serta penguatan edukasi gizi agar masyarakat semakin sadar pentingnya pola makan sehat dan seimbang,” papar Halim.

    Program Makan Bergizi Gratis (MBG) diprioritaskan bagi peserta didik (PAUD, SD, SMP, dan SMA), serta kelompok non-didik seperti balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.

    Selain meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya gizi, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) juga diharapkan memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi lokal.

    “Program MBG membuka peluang kerja bagi masyarakat, khususnya yang berada di sekitar dapur sehat atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Tenaga operasional dapur direkrut dari warga setempat, sehingga keberadaan SPPG tidak hanya meningkatkan gizi masyarakat, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat sekitar,” ucap Halim.

    Bagi masyarakat yang berminat menjadi mitra Badan Gizi Nasional, pendaftaran dapat dilakukan secara resmi melalui situs web: www.bgn.go.id

    Menanggapi kegiatan sosialisasi program MBG, Dosen Universitas UNAIR Dini Ririn Andrias turut menyampaikan mengenai permasalah gizi berkaitan dengan pola makan meliputi stunting, anemia, obesitas, serta sindrom metabolik seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung. 

    “Pola makan yang tidak sehat khususnya konsumsi makanan cepat saji, tidak segar, atau olahan secara berlebihan berkontribusi besar terhadap munculnya kondisi-kondisi tersebut,” terang Dini Ririn seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Wisnu Wardhana, Minggu (15/6). 

    Untuk itu menjaga pola makan dengan menerapkan prinsip gizi seimbang sangat penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh, memenuhi kebutuhan energi harian, mencegah timbulnya berbagai penyakit, serta mempertahankan berat badan ideal. Program MBG yang dijalankan BGN mempunyai kontribusi besar terhadap kebaikan anak-anak Indonesia di masa mendatang. Semua itu dimulai dari makanan yang sehat dan bergizi.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Program Prabowo Ini Disebut Nafa Urbach sebagai Penyelamat Anak

    Program Prabowo Ini Disebut Nafa Urbach sebagai Penyelamat Anak

    Jakarta, Beritasatu.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mendapat dukungan dari selebritas sekaligus anggota DPR Nafa Urbach. Ia menyebut, program ini sebagai langkah strategis untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 melalui peningkatan kualitas generasi muda Indonesia.

    Nafa Urbach menilai MBG bukan hanya sekadar program pangan, melainkan investasi jangka panjang untuk pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.

    “Kolaborasi semua pihak penting agar program MBG tumbuh optimal. Dengan makan bergizi, anak-anak bisa tumbuh sehat dan cerdas,” ujar Nafa Urbach dikutip dari Instagram miliknya, Sabtu (14/6/2025).

    Menurutnya, ketercukupan gizi pada masa pertumbuhan anak akan sangat berpengaruh terhadap kualitas otak, tinggi badan, dan kemampuan berpikir.

    Ia menegaskan, kekurangan gizi dapat menyebabkan stunting, yang berdampak pada daya saing SDM Indonesia ke depan.

    “Jika generasi muda kekurangan gizi saat masa pertumbuhan, maka mereka akan terdampak secara fisik dan mental. Ini bisa menurunkan produktivitas bangsa dalam jangka panjang,” tambahnya.

    Nafa Urbach menjelaskan, asupan nutrisi yang cukup dan seimbang sangat penting untuk menunjang konsentrasi belajar serta pertumbuhan otak anak.

    “Anak yang mendapat gizi seimbang akan lebih cepat dalam menyerap pelajaran. Ini berarti masa depan bangsa lebih terjamin,” ujarnya.

    Menariknya, Nafa Urbach juga melihat potensi ekonomi dalam pelaksanaan MBG. Ia mendorong agar masyarakat dilibatkan sebagai mitra program, baik sebagai pemasok bahan makanan maupun tenaga kerja di dapur-dapur MBG.

    “Program ini bisa jadi peluang kerja baru dan menghidupkan pelaku UMKM. Jadi selain berdampak pada pendidikan dan kesehatan, MBG juga menggerakkan ekonomi lokal,” katanya.

  • Pemkot Yogyakarta Targetkan Stunting di Bawah 10 Persen

    Pemkot Yogyakarta Targetkan Stunting di Bawah 10 Persen

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Pemerintah Kota Yogyakarta menetapkan target ambisius untuk menurunkan angka prevalensi stunting hingga di bawah 10%. Berbagai langkah strategis diterapkan, mulai dari keterbukaan data hingga pelibatan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD), kelurahan, hingga tim pendamping keluarga (TPK).

    Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani, menjelaskan prevalensi stunting di Kota Yogyakarta per April 2025 tercatat sekitar 11,3%. Namun, berdasarkan data pemantauan permasalahan gizi balita (PPGB) melalui Jogja Smart Service (JSS) per 20 Mei 2025, angka stunting tercatat menurun menjadi 10,49%. 

    Sementara itu, angka wasting (gizi kurang/kurus) sebesar 5,77% dan underweight (berat badan kurang-sangat kurang) sebesar 11,58%.

    “Target stunting Pak wali menjadi satu digit atau di bawah 10% karena di Bali bisa di bawah itu. Target stunting secara nasional 18%,” kata Emma, Jumat (13/6/2025).

    Sebaran kasus stunting masih ditemukan di sejumlah kelurahan seperti Pringgokusuman, Baciro, Ngupasan, Purbayan, Prengan, Kotabaru, Notoprajan, Patehan, Wirogunan, dan Mantrijeron. Kasus wasting tercatat di antaranya di Cokrodiningratan, Gowongan, Tegalrejo, Demangan, dan Suryodiningratan. Sementara underweight tersebar di Giwangan, Karangwaru, Warungboto, hingga Sosromenduran.

    Emma menambahkan, Dinas Kesehatan memberikan intervensi spesifik berupa pemberian makanan tambahan dengan anggaran sekitar Rp 72,8 juta per kelurahan. Pemantauan kesehatan juga dilakukan sejak usia remaja, calon pengantin, ibu hamil, hingga bayi. Namun, Emma menegaskan 70% penyebab stunting berasal dari faktor eksternal seperti lingkungan dan pola makan.

    “Faktor luar ada lingkungan dan makanan. Makanya penanganan harus keroyokan sesuai tupoksi masing-masing. Libatkan wilayah kelurahan, kemantren, puskesmas dan tim pendamping keluarga (TPK) berikan pemahaman stunting agar paham apa yang harus diperhatikan dan dilakukan. Yang wasting dan underweight harus dipantau karena bisa menjadi stunting,” terangnya.

    Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, juga menekankan pentingnya sinergi lintas OPD dalam menangani stunting. Ia menyebut kontribusi sektor kesehatan hanya 30%, sementara sisanya dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor sosial lainnya.

    “Saya minta selama seminggu Dinas Kesehatan dan Dinas KB untuk membagi data (stunting) kepada lurah-lurah dan dinas. Lurah-lurah harus tahu berapa yang stunting, baduta dan balita di bawah garis normal berat badannya untuk mencegah stunting. Untuk membuat lurah familiar dengan data ini butuh disinkronkan,” jelas Hasto.

    Selain itu, Hasto juga meminta koordinasi dengan Kementerian Agama untuk mendata calon pengantin, serta memaksimalkan peran 495 TPK di seluruh kelurahan. Lurah diminta aktif memantau dan mendampingi proses penanganan stunting, termasuk distribusi makanan tambahan bagi balita yang terindikasi stunting.

  • Berhenti Konsumsi Kental Manis, Berat Badan Balita di Jambi Mulai Meningkat

    Berhenti Konsumsi Kental Manis, Berat Badan Balita di Jambi Mulai Meningkat

    Liputan6.com, Jambi – Intan Marati (32) seorang ibu rumah tangga di Muaro Jambi mengaku bahagia karena berat badan anaknya Muhammad Azril (4) meningkat dalam sebulan terakhir dan lepas dari jeratan stunting. Naiknya berat badan sang buah hatinya itu terjadi setelah ibunya menghentikan konsumsi susu kental manis.

    “Sebulan terakhir anak saya sudah lepas dari kental manis,” kata Intan Marati kepada Liputan6.com, Rabu (11/6/2025).

    Intan mengatakan, penambahan berat badan anaknya lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya. Kini secara perlahan sejak sebulan terakhir, berat badan anaknya naik dari semula hanya 10 kilogram kini menjadi 10,3 kilogram.

    Kenaikan ini diakui Marati, suatu hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Penambahan berat badan yang cukup signifikan terjadi karena perubahan pola makan Azril.

    Semula Marati rutin memberi kental manis dan juga susu UHT (Ultra-High Temperature). Padahal, kental manis mengandung gula tinggi—lebih dari 40 gram per sachet—yang jauh dari ideal untuk kebutuhan gizi anak. Susu kental manis mudah dijangkau dan memiliki harga realtif murah.

    Kini dia menyetop pemberian kental manis dan beralih mengonsumsi makanan yang lebih bergizi. Dia berhasil beralih susu kental manis setelah mengikuti program pendampingan eduksi gizi Aisyiyah dan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI). Intan Marati merupakan salah satu orang tua penerima manfaatnya.

    Adanya perubahan pola konsumsi yang lebih bergizi karena Intan rutin mengikuti pertemuan rutin antara ibu dan balita penerima manfaat dan kader Aisyiyah, yang dilakukan sekali dalam sepekan.

    Dalam Pertemuan tersebut, dilakukan evaluasi kepada para penerima manfaat, sehingga perkembangannya menjadi terpantau dan dapat mengambil langkah-langkah lanjutan jika diperlukan.

    Setiap pertemuan rutin juga dilaksanakan kegiatan masak makanan bergizi bersama yang menggunakan bahan di sekitar. Intan mengaku mendapatkan banyak pengetahuan akan makanan gizi seimbang yang tepat untuk anaknya.

    Berkat kegiatan itu, Intan mengatakan anaknya menjadi termotivasi mengonsumsi makanan bergizi karena melihat anak sebanyanya lebih dulu melakukan hal yang serupa.

    “Saya jadi menambah pengetahuan makanan yang baik untuk anak saya,” ujar Intan.

    Intan mengaku senang dengan kemajuan anaknya berkat program pendampingan gizi. Ia pun berharap peningkatan terus terjadi selepas program berakhir dalam empat minggu kedepan.

    “Ke depan semoga terus membaik ke depannya, dan berat badan anak selalu bertambah,” ungkap Intan.

    Program pendampingan gizi oleh kader Aisyiyah yang juga bekerja sama dengan YAICI di Muaro Jambi telah berjalan selama empat minggu. Pendampingan ni bertujuan mengedukasi ibu dan balita agar mengonsumsi makanan bergizi.

    Intan merupakan salah satu dari 24 pasang ibu dan balita yang mengikuti program ini. Delapan kader Aisyiyah mendampingi mereka untuk memastikan edukasi gizi sampai ke setiap keluarga.

    Sementara itu, Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Muaro Jambi, Nurhaidah mengatakan hadirnya program pendampingan gizi, selain untuk mengedukasi gizi juga bertujuan agar para balita dapat lepas dari kebiasaan konsumsi kental manis.

    Kandungan gula yang tinggi pada kental manis mengakibatkan ketagihan dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan di masa mendatang. “Kita terus edukasi kepada masyarakat bahwa kental manis yang diberikan ibu pada balita tidak diperbolehkan,” ujar Nurhaidah.

  • Polwan Bakomsus Kesehatan Masyarakat Bripda Ledya: Fokus Cegah Stunting

    Polwan Bakomsus Kesehatan Masyarakat Bripda Ledya: Fokus Cegah Stunting

    Jakarta

    Bripda Ledya Margaretha Sihotang, lulusan Sarjana Kesehatan Masyarakat asal Polda Sumatera Utara, kini resmi bergabung sebagai Bintara Kompetensi Khusus (Bakomsus) Polri untuk mendukung Ketahanan Pangan dan Makan Bergizi Gratis (MBG). Perempuan berusia 23 tahun ini menjadi bagian dari program rekrutmen Polri dalam mengawal Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

    Ledya menyoroti masalah stunting pada anak. Dia pun menegaskan ilmu kesehatan masyarakat berfokus pada pencegahan penyakit, sehingga dia akan menitikberatkan komunikasi dengan masyarakat terkait cara-cara meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

    “Jurusan ini mempelajari cara pencegahan penyakit serta pendekatan kepada masyarakat. Jadi tidak hanya kuratif, tapi fokus pada pencegahan dan pemecahan masalah kesehatan masyarakat,” ujar Ledya dalam siaran pers Staf Sumber Daya Manusia (SSDM) Polri, Kamis (12/6/2025).

    Sebagai bagian dari Bakomsus, Ledya akan bertugas di masyarakat melalui fungsi Binmas Polri. Ia akan melakukan pembinaan langsung kepada warga, terutama dalam upaya pencegahan stunting, peningkatan kesehatan lingkungan, serta edukasi kesehatan.

    “Nantinya, saya akan ditempatkan di desa atau kelurahan. Saya akan melakukan pendekatan dengan cara mendatangi masyarakat secara langsung. Saya kemudian akan mengajak masyarakat melakukan gerakan-gerakan untuk meningkatkan kesehatan dan pencegahan stunting,” ungkapnya.

    Ledya menyoroti masalah kesehatan seperti hipertensi di kampung halamannya, serta tingginya angka stunting yang ia temui saat kuliah di Jawa. Ia berharap kehadiran personel Bakomsus di tengah masyarakat bisa memberikan kontribusi nyata terhadap ketahanan pangan dan kesehatan nasional.

    Ledya mengaku awalnya tahu informasi soal pendaftaran Bakomsus Polri untuk Ketahanan Pangan dan MBG melalui brosur online yang dibagikan temannya di grup WhatsApp. Dia merasa tertarik karena kebutuhan Polri akan anggota baru berkaitan dengan jurusannya yang diampunya di bangku perguruan tinggi.

    “Pada saat itu rekan saya, teman kuliah saya dahulu, mengirimkan di group chat Whatsapp dan saya melihat ada brosur online penerimaan Polri. Kebetulan ada jurusan saya juga yaitu kesehatan masyarakat,” kata Ledya.

    “Banyak sekali hal-hal yang saya dapatkan selama menjalani pendidikan di Bintara Polwan, mulai dari ilmu-ilmu kepolisian. Namun, pembentukan karakter yang saya dapatkan adalah tanggung jawab, disiplin, peningkatan moral, empati terhadap sesama, penanganan emosi, dan tentunya banyak belajar mengenai soft skill yang dilatih di Sekolah Polisi Wanita ini,” tutup Ledya.

    Diketahui, rekrutmen bakomsus Ketahanan Pangan dan MBG dilakukan oleh Bagian Penyediaan Personel Staf Sumber Daya Manusia (Bagdiapers SSDM) Polri sejak November 2024. Proses rekrutmen berlangsung sepanjang Desember 2025.

    Polri menetapkan persyaratan pendaftar Bakomsus Pertanian, Peternakan, dan Perikanan mulai lulusan SMK, D3, D4, hingga sarjana. Lalu untuk Bakomsus Ahli Gizi dan Kesehatan Masyarakat syarat pendidikan D4 dan sarjana.

    Sebelumnya diberitakan, penerimaan anggota Polri jalur Bakomsus Pertanian, Perikanan, Peternakan, Ahli Gizi, dan Kesehatan Masyarakat merupakan salah satu strategi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam mempercepat tercapainya misi Swasembada Pangan dan terlaksananya program Makan Bergizi Gratis dengan optimal.

    Swasembada Pangan merupakan salah satu Asta Cita dalam Pemerintahan Presiden Prabowo dan Wapres Gibran Rakabuming Raka. Pun program Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan Presiden Prabowo dalam rangka memperbaiki kualitas kesehatan anak-anak Indonesia agar tumbuh SDM-SDM unggul yang siap mewujudkan Indonesia Emas 2045.

    (yld/aud)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Badan Gizi Nasional salurkan 159 paket MBG bagi ibu hamil di Kalideres

    Badan Gizi Nasional salurkan 159 paket MBG bagi ibu hamil di Kalideres

    Jakarta (ANTARA) – Badan Gizi Nasional (BGN) melalui Stasiun Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tanjung Pura Kalideres mendistribusikan 159 paket Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi ibu hamil di Kalideres, Jakarta Barat, Selasa.

    Setiap paket merupakan sajian makanan program MBG yang berisi nasi, semur daging ayam, tempe orek, pisang, dan timun.

    “Menu MBG khusus buat ibu hamil punya kandungan gizi yang penting dalam masa 1.000 hari kehidupan pertama dalam upaya mencegah stunting dan meningkatkan kesehatan janin,” ujar Lurah Kalideres Ian Imanuddin di Jakarta, Selasa.

    Pendistribusian paket MBG dilakukan melalui koordinator masing-masing RW.

    “Saya memastikan bahwa penyaluran paket MBG tepat sasaran kepada ibu hamil,” kata dia.

    Kegiatan itu diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan ibu hamil dan janinnya dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mendukung program pemerintah menuju Indonesia Emas Tahun 2045.

    Vyka Lokasari (25), seorang ibu hamil yang warga RW06 Kelurahan Kalideres berharap, program itu berkelanjutan.

    “Tentunya, program ini sangat membantu dalam pemenuhan gizi ibu hamil, mencegah stunting. Pokoknya itu deh, enggak perlu masak, gratis lagi. Mudah-mudahan dapat berlanjut terus,” katanya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: M. Hari Atmoko
    Copyright © ANTARA 2025