Selain Stanford University, Ini Universitas Luar yang Mau Bangun Kampus di IKN

9 March 2024, 8:28

Kepala OIKN Bambang Susantono dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Jakarta, pada Selasa (30/1/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparanOtorita IKN memastikan tidak hanya Stanford University yang akan membangun kampus di IKN. Rencananya, Stanford University mulai membangun kampus untuk riset terlebih dahulu di ibu kota baru tersebut pada Mei 2024.Kepala OIKN, Bambang Susantono, mengatakan saat ini ada setidaknya 6 sampai 7 universitas luar negeri yang juga berkomitmen membangun kampus di IKN. Ia tidak merinci semuanya. Bambang hanya menyebut ada Leiden University, Delft University Belanda, hingga dari Finlandia.Bambang memastikan pihaknya akan menyiapkan segala yang dibutuhkan, khususnya terkait pembangunan kampus di IKN.”Karena kita menyiapkan planning yang berbagai macam dan standarnya internasional, maka banyak sekali organisasi yang ingin agar IKN menjadi Living Lab,” kata Bambang, dikutip dari Antara, Jumat (8/3).Bangunan gedung stanford university. Foto: turtix/ShutterstockMenko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan hadirnya Stanford University di IKN adalah bagian dari upaya pemerintah mendorong kualitas pendidikan di dalam negeri. Selain Stanford University, ia mengungkapkan Central Quensland University juga dibidik masuk ke IKN.Airlangga menilai Indonesia membutuhkan universitas kelas satu di IKN. Rata-rata universitas di Indonesia memiliki ranking di atas 200 dunia.”Oleh karena itu kemarin waktu Pak Presiden ke Amerika, Stanford University juga akan masuk ke Indonesia termasuk di IKN, lalu kemarin dengan Central Queensland University (Australia),” kata Airlangga saat media briefing di kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (8/2).Airlangga mengungkapkan perguruan tinggi dunia itu mau datang ke Indonesia, tetapi meminta operasionalnya dimiliki mereka sepenuhnya. Ia memastikan Pemerintah Indonesia tidak keberatan terkait hal tersebut.”Karena ini diharap, kalau misal profesornya mengajar di Indonesia maka lebih banyak lagi anak Indonesia yang bisa belajar, dibanding sistem sekarang hanya keluarga tertentu atau middle up yang menikmati pendidikan di luar negeri,” ujar Airlangga.

Partai

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi