RI & Malaysia Sepakat Simpan Karbon Migas

11 September 2023, 16:30

Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Indonesia dan Malaysia telah bersepakat untuk menerapkan teknologi penyimpanan dan penangkapan karbon, khususnya dari sektor hulu minyak dan gas bumi (migas).
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan bahwa saat ini Indonesia telah mengambil langkah untuk mengembangkan teknologi penyimpanan dan penangkapan karbon yakni Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS).
“Baik Indonesia maupun Malaysia telah mengambil langkah-langkah untuk mengembangkan teknologi penyimpanan karbondioksida,” ungkap Tutuka dalam acara International dan Indonesia CCS (IICCS) Forum di Hotel Mulia, Jakarta, Senin (11/9/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selain itu, Tutuka menjelaskan bahwa terdapat negara lain juga di Asia Pasifik yakni Thailand yang juga akan mengembangkan teknologi penyimpanan karbon tersebut. Thailand tengah berencana membuat regulasi atau undang-undang tentang penyimpanan karbon.
“Selain itu, Pemerintah Thailand mengindikasikan bahwa mereka juga telah mengembangkan undang-undang,” ujarnya.
Dia menilai, Indonesia akan menjadi salah satu negara yang mendukung adanya teknologi CCS/CCUS. Tutuka mengatakan bahwa Indonesia juga akan menjadi negara terdepan di Asia Tenggara yang akan mengembangkan CCS/CCUS.
“Indonesia masih menjadi pendukung CCS dan tampaknya menjadi yang terdepan dalam penerapan CCS di Asia Tenggara,” tandasnya.
Hal senada diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut mengatakan bahwa Indonesia saat ini memfokuskan pada penerapan teknologi CCS/CCUS.
Luhut mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi peyimpanan karbon hingga 400 Giga Ton CO2. Hal itu disebut sebagai peluang bisnis dan investasi yang akan berkembang dalam negeri.
“Pada awal tahun 2023, CCS Indonesia memusatkan visinya mengenai pengembangan potensi CCS Indonesia. Potensi penyimpanan di Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 400 gigaton yang memberikan peluang bisnis dan investasi yang signifikan di negara ini,” jelas Luhut dalam kesempatan yang sama, Senin (11/9/2023).
Dia mengatakan bahwa sampai saat ini kontribusi investasi Asia pada bisnis CCS ini mencapai US$ 1,2 miliar atau mencapai Rp 18,4 triliun (asumsi kurs Rp 15.352 per US$). Hal itu dari total investasi secara global untuk teknologi CCS di dunia mencapai US$ 6,4 miliar atau setara Rp 98,2 triliun.
“Investasi global baru-baru ini di CCS telah mencapai sekitar US$ 6,4 miliar, dengan Asia memberikan kontribusi sebesar US$ 1,2 miliar,” terangnya.
Dengan investasi tersebut, Luhut mengatakan bahwa Indonesia nantinya akan memiliki peran utama dalam investasi teknologi CCS/CCUS di Asia.
“Indonesia seharusnya menjadi bagian utama dari investasi teknologi CCS ini,” tambahnya.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Gawat Bu Sri Mulyani, Penerimaan Migas Tahun Ini Meleset!

(wia)

Partai

Institusi

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi