Ramai Tokoh Prihatin Kondisi Indonesia, dari JK hingga Megawati

16 November 2023, 10:03

Jakarta, CNN Indonesia — Politikus hingga deretan tokoh bangsa menyoroti atmosfer demokrasi di Indonesia menjelang Pemilu 2024 dalam beberapa waktu terakhir.
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai demokrasi di Indonesia muncul masalah dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun. JK menyebut masalah demokrasi itu beberapa di antaranya terkait dinasti politik dan nepotisme.
“Lebih cepatnya terjadi. Belum 10 tahun sudah bermasalah demokrasi kita di Indonesia ini dengan segala macam masalahnya. Berbicara tentang dinasti lah, bicara tentang nepotisme. Lebih cepat dari pemerintahan-pemerintahan sebelumnya,” ujar JK di Habibie Democracy Forum yang digelar di Jakarta, Rabu (15/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Politisi senior Golkar itu pun membandingkan dengan era Sukarno dan Soeharto. JK menilai Sukarno dan Soeharto tak berpikir soal membangun “dinasti” ketika menjabat.
“Bung Karno tak berpikir dinasti, Pak Harto juga tidak. Walaupun Tutut [jabat] Menteri Sosial beberapa bulan. Tapi enggak berarti. Hanya menteri saja, enggak mau tampuk kekuasaan,” ucapnya.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bahkan sampai berpidato terkait kondisi demokrasi di Indonesia dengan tajuk ‘Suara Hati Nurani’ pada Minggu (12/11).
Salah satu yang dia soroti adalah pasca putusan MK dengan perkara no 90 tentang syarat batas usia capres-cawapres, yang dianggap menguntungkan anak sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka melenggang ke kontestasi Pilpres 2024.

Hakim yang turut memutus perkara itu adalah Anwar Usman, paman dari Gibran Rakabuming Raka alias adik ipar Jokowi. Oleh sebab itu, banyak pihak yang melaporkan Anwar melanggar kode etik karena bias kepentingan ke Majelis Kehormatan MK (MKMK).
Mega mengapresiasi MKMK yang menyatakan Anwar Usman melakukan pelanggaran etik berat dalam keputusan perkara 90 dan memberi sanksi pencopotan dari jabatan ketua MK.
Mega menyebut putusan MKMK pada Selasa (7/11) memberikan cahaya terang di tengah kegelapan demokrasi.
“Keputusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi telah memberikan cahaya terang di tengah kegelapan demokrasi,” ucap Mega.
Tak hanya politisi, Guru Besar Filsafat Moral Romo Franz Magnis Suseno mengatakan Indonesia saat ini dalam kondisi yang cukup serius. Ia menyoroti soal kemiskinan, korupsi yang merajalela, politik dinasti hingga pengadilan yang tidak independen.
“Kita dalam situasi yang cukup serius,” kata Magnis dalam diskusi bertajuk ‘Menyelamatkan Demokrasi dari Cengkeraman Oligarki dan Dinasti Politik’ di Jakarta, Selasa (14/11).
Terkait kemiskinan, ia mengatakan 50 persen penduduk Indonesia belum sejahtera. Ia menyebut bahkan ada 9 persen berada dalam garis kemiskinan.
Menurutnya, jika ada anggapan di masyarakat bahwa Indonesia hanya milik kalangan atas, menjadi wajar jika masyarakat mencari ideologi lain selain Pancasila.
Dia juga menyinggung soal korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Magnis menyebut banyak pejabat di eksekutif hingga legislatif yang sibuk memperkaya diri dan melupakan rakyat.
“Kenyataan bahwa sekian banyak menteri, kepala daerah anggota DPR, DPRD, eselon 1 sampai 4 saya catat itu sudah dikena korupsi, sebetulnya mengejutkan. Kok bisa seperti itu? kok bisa melayani masyarakat dalam negara merosot menjadi melayani kepentingannya sendiri,” katanya.

Selain itu, sejumlah tokoh bangsa yang mengatasnamakan diri sebagai Majelis Permusyawaratan Rembang menyambangi kediaman Ahmad Mustofa Bisri alias Gus Mus di Rembang, Jawa Tengah, Minggu (12/11).
Mereka menyampaikan keluh kesahnya terkait kondisi demokrasi jelang Pilpres 2024.Salah satunya adalah istri cendekiawan Nurcholish Madjid alias Cak Nur, Omi Komariah Madjid.
Omi mengaku gusar karena KKN yang diperjuang pada reformasi 1998 justru semakin menggurita di dalam negara.
Omipun mempertanyakan hati nurani pemimpin bangsa di saat tokoh masyarakat, agama, cendekiawan sudah sering mengingatkan bahaya KKN untuk keberlangsungan negara.
“Sangat memprihatinkan sekali. Bahkan, nepotisme kekuasaan Anda lihat sendiri dipertontonkan kepada kita semua secara terbuka tanpa rasa malu dan salah sama sekali. Itu tadi yang saya menangis ke Gus Mus,” ujar Omi melalui tayangan di kanal YouTube, Minggu (12/11).
(yla/gil)

[Gambas:Video CNN]