Profil Maruarar Sirait, Politikus yang Keluar dari PDIP

16 January 2024, 12:26

Jakarta, CNN Indonesia — Mengenakan baju batik putih lengan pendek, Maruarar Sirait tiba-tiba mengunjungi Kantor DPP PDIP di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (16/1) malam-malam.
Ara, begitu ia akrab disapa, bertemu dengan Wasekjen PDIP Utut Adianto di dalam Kantor DPP PDIP. Ia langsung menyerahkan Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP sebagai tanda keluar dari parpol berlogo Banteng moncong putih tersebut.
Putra dari politikus senior PDIP, mendiang Sabam Sirait itu enggan menjelaskan kemana akan berlabuh usai keluar dari partai tersebut. Ia hanya menegaskan akan mengikuti langkah Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sebagai pilihan politiknya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ara sebetulnya bukan sosok baru di internal PDIP. Pria kelahiran Medan, 23 Desember 1969 ini sudah bergabung di PDIP sejak 1999 silam. Ayahnya, Sabam, selain di PDIP juga politikus pentolan dari PDI hasil fusi partai 1973 silam. Sabam sebelumnya adalah Ketua Partai Kristen Indonesia (Parkindo) pada tahun 1967-1973.
Usai ‘dipaksa’ melebur oleh kebijakan Orba, Sabam–ayah Ara–menjadi Sekretaris Jenderal pertama PDI pada 1976.

Ara mengenyam pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Parahyangan, Bandung di medio 1990-an. Selama menjadi mahasiswa, ia aktif sebagai aktivis di Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).
Serupa mendiang ayahnya, Ara kemudian tercatat sempat menduduki posisi penting di internal PDIP. Di antaranya sebagai Ketua DPP Bidang Pemuda, Mahasiswa dan Olahraga PDI Perjuangan di tahun 2005-2010.
Ara turut mendirikan Taruna Merah Putih (TMP) yang menjadi organisasi sayap PDIP di bidang kepemudaan pada tahun 2005 silam.
Dalam karier politiknya, Ara pernah menjabat sebagai anggota DPR selama tiga periode jabatan, yakni periode 2004-2009, 2009-2014, dan 2014-2019. Ia juga pernah menjadi anggota Komisi XI DPR.

Ketua Panitia Piala Presiden Maruarar Sirait saat melaporkan perkembangan Piala Presiden 2017 ke Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta. (Dok. Panita Piala Presiden)

Dunia olahraga dan kedekatan dengan Jokowi
Di dunia politik, Ara terbilang dekat dengan Jokowi, entah di Pilkada DKI hingga Pilpres 2019 silam. Namun, itu semua dalam kapasitasnya yang memang PDIP satu gerbong dengan PDIP.
Bukan hanya itu saja, ternyata ketika memutuskan mundur dari PDIP, Ara pun sempat menemui Jokowi di istana.
“Benar (bertemu Jokowi sebelum pamit dari PDIP),” kata Maruarar Sirait kepada wartawan, Selasa (16/1) mengutip dari detik.
Momen pertemuan Ara dengan Jokowi di Istana Kepresidenan itu diunggahnya di akun media sosialnya, Senin (15/1). Baju yang dikenakan Ara saat bertemu Jokowi sama dengan yang digunakan saat pamit ke kantor DPP PDIP di hari yang sama.
[Gambas:Instagram]

Selain aktif sebagai politikus, Ara juga memiliki pengalaman yang cukup di dunia olahraga. Pada periode pertama kepresidenan Jokowi di 2014 silam, namanya pun sempat mencuat menjadi salah satu calon kuat untuk jadi Menpora. Namun, Jokowi lebih memilih Sekjen PKB saat itu, Imam Nahrawi untuk jadi menpora.
Meski gagal sebagai Menpora, Ara tetap terlihat aktif dalam beberapa cara olahraga. Salah satu keikutsertaannya yang paling ‘mentereng’ adalah dalam Piala Presiden. Di turnamen sepak bola tersebut, Ara menjabat sebagai Ketua Komite Pengarah pada 2015 lalu.
Ara terbilang sukses menjalankan tugasnya, terutama di Piala Presiden 2015. Ketika itu laga final antara Persib Bandung melawan Sriwijaya FC di Jakarta berjalan lancar meski berada di bayang-bayang kerusuhan antara Bobotoh dengan pendukung Persija Jakarta, The Jakmania.
Dia pernah mengaku Piala Presiden 2015 adalah pengalaman pertamanya terlibat dalam sebuah turnamen sepak bola. Kariernya bersama Piala Presiden itu pun berlanjut pada gelaran 2017 dan 2018.
Kini, Ara tercatat sebagai salah satu anggota dewan penasihat Pengurus Pusat PBSI 2020-2024. Namanya bersanding dengan Wiranto, Bambang Soesatyo hingga Sufmi Dasco Ahmad pada kepengurusan tersebut.
Pada September 2023 lalu, nama Ara mencuat lantaran menjadi salah satu anggota Satgas Anti Mafia Bola bentukan PSSI. Selain Ara, terdapat nama lain seperti Najwa Shihab (jurnalis), Akmal Marhali (pengamat sepak bola), dan Ardan Adiperdana (akuntan). Ketua PSSI Erick Thohir mengatakan penunjukkan nama-nama familiar itu merupakan saran dari Jokowi kepadanya.
Ara memiliki harta kekayaan sebesar Rp85,8 miliar dalam LHKPN yang dilaporkannya pada Desember 2019 silam. Dari total hartanya itu, Ara memiliki 31 bidang tanah dan bangunan dengan total Rp74,4 miliar. Ia juga memiliki tiga kendaraan mobil dengan total nilai Rp1,1 miliar.

(rzr/kid)