FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Penceramah kondang Hilmi Firdausi, turut angkat bicara soal politik identitas yang sedang ramai diperbincangkan belakangan ini.
“Lagi ramai masalah politik identitas. Coba deh cek ke luar, ada ga Partai berkuasa yang berbasis agama dan sukses mengelola negara? Banyak,” ujar Hilmi dikutip dari unggahan twitternya, @Hilmi28 (24/10/2022).
Hilmi menambahkan, sejatinya di Indonesia juga banyak yang mengusung politik indentitas. Namun, kembali lagi tidak ada yang berani mengaku. Meskipun secara terang, jelas melakukan politik identitas.
“Politisi negeri ini juga banyak mengusung politik identitas, tapi tidak mau mengaku,” lanjutnya.
Hilmi kemudian menantang warganet, karena saat ini telah marak diperbincangkan terkait Pilpres 2024. Politik identitas akan terlihat secara perlahan.
“Lihat saja nanti dekat-dekat Pemilu, semua akan berpoliden pada waktunya,” tandasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, secara tegas menolak politik identitas sebab bisa rawan memecah persatuan dan kesatuan bangsa, menjelang Pemilu 2024.
Lebih jauh, dia juga sangat tidak setuju kepada pihak-pihak yang berupaya memperalat agama sebagai senjata politik, sebab bisa memecah persatuan dan kesatuan bangsa.
Pihaknya sangat berharap Pemilu 2024 di Indonesia bisa berlangsung dalam demokrasi yang rasional. Untuk itu, dirinya meminta agar pemilih berpikir tentang catatan dari para kandidat yang hendak maju dalam Pemilu 2024.
Selain itu, KH Yahya Cholil Staquf sebelumnya juga meminta partai politik tidak menggunakan identitas NU demi kepentingan Pemilu.
Gus Yahya meminta agama khususnya islam tidak boleh dieksploitasi untuk kepentingan parpol. Sebab, hal itu membuat NU tidak sehat. Ia menegaskan NU tidak mau menjadi alat politik parpol manapun.
(Muhsin/fajar)
