Pemimpin NATO ‘Sobat’ Putin Bertemu Trump di AS, Ada Apa?

8 March 2024, 9:10

Jakarta, CNBC Indonesia – Perdana Menteri (PM) Hungaria Viktor Orban akan mengunjungi Donald Trump di negara bagian Florida, Amerika Serikat (AS) pada Jumat (8/3/2024) waktu setempat. Pertemuan dilakukan saat AS dan Eropa mempersiapkan pemilu akhir tahun ini.
Balazs Orban, Direktur Politik PM Hungaria, mengatakan pemimpinnya mengunjungi AS untuk memperkuat hubungan kedua negara.
“Meskipun pemerintahan liberal di AS saat ini mungkin tidak secara aktif berupaya memperkuat hubungan dengan Hungaria, tidak dapat disangkal bahwa terdapat peningkatan minat terhadap Hongaria di kalangan konservatif AS,” katanya, seperti dikutip The Guardian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Perdana Menteri Orban mengunjungi Amerika Serikat untuk memperkuat hubungan ini,” katanya. “Saya pikir itu bukan hal yang aneh. Para pemimpin sering bepergian karena berbagai alasan dan berinteraksi dengan rekan-rekan mereka yang sejalan dengan prioritas strategis dan kepentingan nasional mereka.”
Kunjungan ini juga dipandang sebagai bagian dari upaya jangka panjang Orban untuk menjadi tokoh sentral dalam gerakan konservatif internasional.
“Sejalan dengan strategi konektivitas kami, kami bertujuan untuk membina hubungan ke segala arah dan bercita-cita menjadikan Hongaria sebagai pusat intelektual di jantung Eropa,” kata Balazs Orban.
Kunjungan tersebut, yang terjadi pada titik terendah dalam hubungan Hungaria dengan AS pasca perang dingin, diawasi dengan ketat oleh kalangan kebijakan luar negeri. Sebagian khawatir bahwa Orban dapat menggunakan aksesnya terhadap calon presiden dari Partai Republik untuk mempromosikan poin-poin pembicaraan Kremlin mengenai Ukraina.
“Tatanan internasional liberal sedang mendapat serangan yang sangat serius,” kata Peter Buda, mantan pejabat kontra-intelijen Hungaria.

“Sebagai seorang yang suka berjudi dalam kebijakan luar negeri, Orban telah mempertaruhkan segalanya untuk runtuhnya tatanan ini dan bertaruh bahwa jika dia berkomitmen terlebih dahulu pada kekuatan-kekuatan yang sedang berkembang di timur, dia akan mampu mendapatkan posisi yang lebih menguntungkan.”
“Komunikasi Orban dan Putin fokus pada perundingan ‘perdamaian’, yang tentunya akan menguntungkan Rusia,” kata Buda, menambahkan “tidak ada yang salah jika berasumsi bahwa Orban pada akhirnya melobi AS mengenai kebijakan luar negeri demi kepentingan Rusia”.
Di sisi lain, rencana pertemuan dengan Orban dan Trump pun telah menimbulkan keheranan di Budapest dan Washington.
“Jika Trump benar-benar seorang yang agresif terhadap China seperti yang ia klaim, ia akan memarahi Orban agar mau menyesuaikan diri dengan Beijing,” kata Katalin Cseh, anggota parlemen Eropa yang mewakili partai oposisi Momentum di Hangaria.
“Tetapi tampaknya Trump lebih tertarik untuk menenangkan diri terhadap para otoriter,” katanya, seraya menambahkan bahwa “mereka bahkan bisa saling bertukar pikiran tentang bagaimana melemahkan NATO agar sesuai dengan kepentingan Putin”.
Sementara itu, pemimpin Hungaria tersebut secara terbuka telah menyatakan harapannya terhadap perubahan kebijakan luar negeri di Washington dan Brussels.
“Pada akhir tahun ini, kondisi politik global akan terlihat sangat berbeda dari apa yang terlihat pada awal tahun ini dan, dengan pertolongan Tuhan, ruang gerak Hungaria tidak akan berkurang namun akan diperluas hingga ke tingkat yang belum pernah kita lakukan sebelumnya. sudah terlihat sejak lama,” kata Orban dalam pidatonya awal tahun ini.
“Kami tidak bisa ikut campur dalam pemilu di negara lain, tapi kami sangat ingin melihat Presiden Donald Trump kembali ke Gedung Putih dan berdamai di sini, di bagian timur Eropa,” tegasnya.

PM Hongaria itu berulang kali menghadapi kritik dari pemerintah AS atas kemunduran demokrasi dan hubungan persahabatannya dengan Kremlin.
Dalam langkah yang hampir belum pernah terjadi sebelumnya yang dilakukan oleh pemimpin negara NATO, dia diperkirakan tidak akan bertemu dengan siapa pun dari pemerintahan Joe Biden.
Sebaliknya, ia dijadwalkan untuk berbicara pada Kamis di sebuah panel dengan kepala lembaga pemikir konservatif, Heritage Foundation, sebelum bertemu Trump.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Awas Putin Ngamuk, Erdogan Sah Izinkan Swedia Gabung NATO

(luc/luc)

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi