Panas! Biden Beri Warning Keras China, Sebut Xi Jinping

9 February 2023, 17:00

Jakarta, CNBC Indonesia – Hubungan diplomatik antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas. Kali ini, Presiden AS Joe Biden memberikan peringatan tegas pada Negeri Tirai Bambu.
Dalam pidato kenegaraannya Selasa malam, Biden menegaskan bahwa sejak komunikasi terakhir, ia telah memberi tahu Presiden China Xi Jinping bahwa negaranya ingin kompetisi dan bukan konflik. Tetapi, jelasnya, investasi AS dalam aliansi, militer, dan teknologi canggih bisa diartikan bahwa Paman Sam sekarang berada di posisi terkuatnya dalam beberapa dekade untuk bersaing dengan China dan mempertahankan “kepentingannya”.
“Jangan salah,” kata Biden dikutip dari CNN International, Kamis (9/2/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Seperti yang kita jelaskan minggu lalu, jika China mengancam kedaulatan kita, kita akan bertindak untuk melindungi negara kita. Dan kita melakukannya.”

Bukan hanya itu, dalam tambahan pidatonya, Biden juga kembali menyinggung Xi Jinping. Ia menyebut jelas nama Xi saat mengecam otokrasi dan mengangungkan keunggulan demokrasi.
“Sebutkan saya pemimpin dunia yang akan bertukar tempat dengan Xi Jinping. Beri nama saya satu!” kata Biden tentang mitranya itu yang terakhir ia temui di Bali tahun lalu itu.

Hal sama juga kembali ditekankan Biden, dalam sebuah wawancara Rabu, dengan PBS NewsHour. Biden mengatakan Xi Jinping menghadapi “masalah besar”, termasuk ekonomi yang rapuh.
Ia mengatakan China dibatasi kemampuannya untuk menghadapi AS oleh kebutuhan untuk melindungi perdagangan internasional. Kata dia, Xi sendiri berada dalam posisi yang tidak menyenangkan.
“Pria ini memiliki masalah yang sangat besar,” kata Biden dikutip AFP.
Biden pun menyindir bagaimana sebenarnya China tak setuju dengan apa yang dilakukan Rusia. Ini karena Xi, tegasnya, tahu bagaimana tanggapan Barat sangat luar biasa ke Moskow, termasuk dengan sanksi ekonomi kuat.
“Saya meneleponnya (Xi) musim panas ini untuk mengatakan, ‘Ini bukan ancaman, hanya pengamatan. Lihat apa yang terjadi pada Rusia,'” kenang Biden menggarisbawahi pernyataannya ke Xi bahwa 600 perusahaan AS telah keluar dari Rusia sejak invasi dimulai di Ukraina setahun lalu.
“Saya berkata, ‘Anda telah memberi tahu saya selama ini bahwa alasan mengapa Anda membutuhkan hubungan dengan AS dan Eropa adalah agar mereka berinvestasi di China’,” tambah Biden.
“Saya berkata (lagi) ‘Siapa yang akan berinvestasi di China jika Anda terlibat dalam kesepakatan yang sama?'”.
Pernyataan Biden ini terjadi selang beberapa hari setelah AS memutuskan untuk menembak balon milik China akhir pekan lalu. Ini dilakukan setelah Washington dan Pentagon karena menganggap balon itu sebagai “balon mata-mata” meski dibantah Beijing yang berdalih bahwa itu merupakan alat penelitian cuacanya.
Sementara itu, China bereaksi atas pernyataan Biden. Pada Kamis, Kementerian Luar Negeri China mengatakan ucapan Biden terkait Xi Jinping sangat tidak bertanggung jawab.
“Jenis retorika dari AS ini sangat tidak bertanggung jawab dan bertentangan dengan etiket diplomatik dasar,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam pengarahan rutin dikutip AFP.
Hubungan AS dan China memang kerap mengalami pasang surut. Terbaru, AS memberlakukan larangan ekspor chip tertentu ke China.
Menurut Washington, Beijing dapat menggunakan teknologi untuk membuat senjata, melakukan pelanggaran hak asasi manusia, dan meningkatkan kecepatan dan akurasi logistik militernya. Menanggapi kebijakan ini, China mengaku kecewa dan memperingatkan pembatasan itu akan mengganggu rantai pasokan dan pemulihan ekonomi global.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Bukan Rusia, Dokumen Ini Ungkap Siapa yang Paling Ditakuti AS

(sef/sef)

Partai

Institusi

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi