Ngeri! AS Punya Genk Baru di Asia, Siap ‘Gebuk’ China

12 April 2024, 22:00

Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) beserta sejumlah negara lain kompak menyerang China. Kali ini terkait tindakan pemerintahan Xi Jinping pada Laut China Selatan.
Filipina dan Jepang bersama AS memberikan peringatan pada tindakan tersebut. Laut China Selatan diketahui sebagai wilayah yang disengketakan sejumlah negara dari Filipina, Brunei Darussalam, Malaysia dan Vietnam.

Selama beberapa tahun terakhir, Beijing meningkatkan aktivitas di sana termasuk dengan Filipina. Presiden Ferdinand Marcos memastikan pihaknya akan mengambil tindakan balasan pada apa yang dilakukan China.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lokasi perselisihan China dan Filipina terletak di Second Thomas Shoal. Para penjaga pantai China dilaporkan menggunakan meriam air pada kapal yang memasok kontingen pelaut di yang hidup di kapal Sierra.

Foto: Presiden Joe Biden mengawal Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada pertemuan puncak trilateral mereka di Gedung Putih di Washington, AS, 11 April 2024. (REUTERS/Kevin Lamarque)
Presiden Joe Biden berjalan bersama Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada pertemuan puncak trilateral mereka di Gedung Putih di Washington, AS, 11 April 2024.(REUTERS/Kevin Lamarque)

Wilayah tersebut memiliki bentang sejauh 200 kilometer dari Palawan di Filipina Barat.
Dalam keterangan bersama, pimpinan AS, Jepang, dan Filipina mengatakan aktivitas yang dilakukan China sangat berbahaya. Mereka juga mengatakan sangat prihatin terkait tindakan tersebut.
“Kami menyampaikan keprihatinan serius pada perilaku berbahaya dan agresif Republik Rakyat China di Laut China Selatan,” ujar mereka dikutip Al Jazeera, Jumat (12/4/2024).

Ketiganya juga mengingatkan untuk menghormati hak kedaulatan negara dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Aturan tersebut juga tercatat dalam Konvensi PBB soal Hukum Laut tahun 1982.
Sebagai informasi, China mengklaim seluruh wilayah di Laut China Selatan. Mereka menyebutnya pada sembilan garis putus-putus, yang nyatanya telah ditolak Pengadilan Internasional tahun 2016 lalu.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Xi-Biden Perkuat Kerja Sama, Kurangi “Ketegangan” AS-China?

(npb/wur)

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi