Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama PT Pindad, Ini Profil KSAD Maruli Simanjuntak

23 January 2024, 19:03

TEMPO.CO, Jakarta – Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak ditunjuk oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sebagai Komisaris Utama PT Pindad (Persero) yang baru. Menantu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan itu menggantikan Jenderal TNI (Purn.) Dudung Abdurachman.“Saya menyukai litbang, di internal Angkatan Darat banyak melakukan litbang. Nantinya bisa kita kolaborasikan, kembangkan bersama dengan PT Pindad,” kata Maruli, menanggapi penunjukan dirinya.Maruli antusias untuk ikut serta berperan dalam mengembangkan PT Pindad. Banyak hal akan dikembangkannya bersama antara Litbang AD dengan PT Pindad. Dia berharap kehadirannya dapat banyak membantu serta berkontribusi aktif. Selain itu, dia juga meminta bimbingan Dudung dalam menjalankan tugasnya sebagai Komisaris Utama tersebut.“Saya juga mohon bimbingan untuk Pak Dudung dalam menjalankan peran sebagai Komisaris Utama ini.”Pada November 2023 lalu, Maruli dilantik sebagai KSAD menggantikan Jenderal TNI Agus Subiyanto yang diangkat sebagai Panglima TNI. Sosok kelahiran 27 Februari 1970 ini ramai dikenal sebagai Bapak Air. Julukan itu diperolehnya berkat jasanya membangun ratusan pompa air bersih di sejumlah daerah di Indonesia.Profil Maruli Simanjuntak Dilansir dari Antara, Maruli Simanjuntak lahir di Bandung, Jawa Barat. Pada Februari mendatang, usianya bakal genap 54 tahun. Sosok yang kini berpangkat perwira tinggi bintang empat ini memulai kariernya di TNI AD sejak lulus Akademi Militer pada 1992. Ketika itu, dia mengabdi di satuan tempur kecabangan infanteri di Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Detasemen Tempur Cakra.Maruli Simanjuntak mulai mengisi posisi strategis pada 2002 atau setelah satu dekade mengabdi. Kala itu, dia dipercaya sebagai Komandan Detasemen Tempur (Dandenpur) Cakra. Tiga tahun kemudian, atau pada 2005, suami Paulina Panjaitan ini lalu kembali ke Kopassus dan ditunjuk sebagai Perwira Bantuan Madya Operasi Kopassus hingga 2008.Setelah itu, Maruli dipercaya menjadi Komandan Batalyon 21 Grup 2 Kopassus hingga 2009, lalu Komandan Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus pada 2009-2010, Wakil Komandan Grup 1 Kopassus/Para Komando pada 2010-2013, Komandan Grup 2 Kopassus/Sandhi Yudha pada 2013-2014, serta Komandan Grup A Paspampres pada 2014 hingga 2016, dan Danrem 074/Warastratama Surakarta hingga 2017.Maruli jadi perwira tinggi atau Pati ketika menjabat Wakil Komandan Paspampres pada 2017-2018. Pangkatnya naik menjadi Pati bintang dua saat menjabat Komandan Paspampres pada 2018-2020 dan Pangdam IX/Udayana pada 2020 hingga 2022. Jabatan terakhirnya sebelum menjadi KSAD adalah Pangkostrad dengan pangkat Letnan Jenderal TNI.Presiden Joko Widodo atau Jokowi melantik Maruli Simanjuntak sebagai KSAD pada Rabu, 29 November 2023. Karier Maruli Simanjuntak menjadi pucuk pimpinan TNI AD terbilang cepat. Jabatan itu didudukinya saat berusia 53 tahun. Lebih muda tiga tahun dibanding dua sosok sebelumnya, Agus Subiyanto dan Dudung Abdurachman yang menjabat di usia 56 tahun.Maruli Simanjuntak Bapak Air Masih dikutip dari Antara, Maruli pernah menorehkan prestasi kemanusiaan saat menjabat sebagai Pangdam IX/Udayana, yang membawahi wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTB). Kala itu masih banyak warga di daerah tersebut kesulitan air bersih dan terpaksa membeli air. Maruli lalu mengerahkan pasukannya mencari sumber-sumber air dan memasang pompa demi membantu memenuhi kebutuhan masyarakat.Kepada Tempo, Maruli menceritakan awal mula gagasan Manunggal Air itu. Program ini tercetus ketika dirinya sedang jalan-jalan dengan sepeda motor trail-nya di NTT. Menantu Luhut ini melihat banyak petani yang tidak pergi ke ladang. Alasannya karena mereka tidak ada air. Menurut Maruli, problem ini harus segera diatasi, karena bisa menjadi bom waktu di masyarakat. Dia lalu mencari kolega untuk membantu melalui Corporate Social Responsibility atau CSR.“Kemudian anggota membuat pompa hidrolik untuk mengatasi masalah air di NTT dan berhasil. Sejak itu, banyak permintaan masyarakat untuk dibuatkan pompa air hidrolik. Kami latih babinsa-babinsa untuk membangun dan mengoperasikan pompa. Kemudian para babinsa membagikan pengetahuannya kepada masyarakat,” kata Maruli dikutip dari Koran Tempo edisi Jumat, 18 Agustus 2023.Dari NTT, kata Maruli, kemudian menyebar ke daerah lain. Di Una-una, Sulawesi misalnya, ada pompa air yang mereka buat dengan pipa membentang sejauh enam kilometer melewati laut. Pipa air itu untuk kebutuhan masyarakat di kampung. Menurut Maruli, warga di sana sampai membuat testimoni bahwa negara hadir berkat TNI. Saat menjadi Pangkostrad, dia lalu melaporkan program ini kepada Dudung selaku KSAD itu. Dan jadilah program TNI AD Manunggal Air.Berdasarkan laporan Antara, TNI AD sejauh ini telah membangun 825 titik air yang terdiri atas 489 titik pompa hidran, 289 titik sumur bor, dan 47 titik gravitasi air. Titik-titik air itu juga sudah diakses oleh 191.857 KK atau 562.602 jiwa yang tersebar dari Aceh sampai Merauke, juga menjadi sumber irigasi sawah dan perkebunan seluas 21.983 hektare. Berkat program tersebut Maruli dijuluki sebagai Bapak Air.Pada 20 November 2023, Maruli mendapat penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia atau MURI sebagai “Insan Indonesia yang membantu Pengadaan Air Bersih Terbanyak Kepada Masyarakat secara Berkelanjutan”. Bagi Maruli, pencapaian itu bukan hanya karena dirinya, melainkan berkat kerja keras para prajurit, termasuk para bintara pembina desa (babinsa). Dia juga menegaskan bahwa yang hebat itu sebenarnya prajurit di wilayah.“Karena mereka yang turun bertemu masyarakat, melakukan pemetaan di wilayah tugasnya, dan meneruskan permintaan para babinsa dari masyarakat kepada pemimpin,” katanya.Selanjutnya: Penghargaan dan Harta Kekayaan Maruli Simanjuntak