Luncurkan Markas Aceh, Wamen Nezar Dorong Lahirnya Start Up Digital Baru

29 March 2024, 5:01

Cyberthreat.id – Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria berharap Aceh dapat melahirkan lebih banyak start up digital. Untuk itu, Kominfo memfasilitasi pendirian Markas Aceh, sebuah wadah bagi pegiat ekonomi digital untuk mengembangkan inovasi dan jejaring.

“Sebagai putra asli Aceh, saya mengapresiasi pendirian Markas Aceh ini. Ini adalah yang ketiga di indonesia setelah Jakarta dan Surabaya,” kata Nezar saat peluncuran Markas Aceh di Resto Kuala Village, Banda Aceh, Kamis sore, 28 Maret 2024.
Markas Aceh, kata Nezar, nantinya dapat dimanfaatkan oleh anak muda Banda Aceh untuk melahirkan ide-ide usaha rintisan digital yang berbasis teknologi internet.

“Karena kita  hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif,” tambah Nezar.

Pendirian Markas Aceh merupakan bagian dari program Gerakan Nasional 1000 Start Up yang diinisiasi Kominfo. Selain itu, untuk peningkatan keahlian digital, Kominfo juga mendirikan sekolah BETA.

Selain itu, Kominfo juga punya program Digital Leadership Academy (DLA) dan Digital Talent Scholarship (DTS). DLA berfokus pada pelatihan kecakapan digital di level pimpinan dan pengambil kebijakan dari sektor privat maupun publik. Sementara DTS berfokus pada pelatihan terkait keamanan siber, kecerdasan buatan (artificial intelligence), cloud computing, big data dan digital marketing.
Lebih lanjut, Nezar mengatakan dirinya optimis anak muda Aceh dapat menjajal pintu-pintu menerobos kemajuan memanfaatkan teknologi digital.

“Ekosistem digital membutuhkan network, kolaborasi dan investasi,” kata Nezar.

Nezar mencontohkan bagaimana seorang anak muda asal Bener Meriah bernama Maulana Ariga yang akrab disapa Wen Wiga mendirikan start up Bepah Kupi untuk memasarkan kopi Gayo ke berbagai belahan dunia dengan memangkas rantai distribusi.
Sejak 2020, Bepahkupi mulai mendapatkan kesempatan memasarkan produknya kepada pelaku bisnis di Kazakstan, Mesir, Amerika Serikat, Inggris dan negara lain. Pada 2022, mereka telah mengirimkan produk ke Jepang dan Korea Selatan.

“Aceh kaya dengan hasil bumi. Ke depan, inovasi seperti Bepahkupi dapat diterapkan untuk komoditi lain seperti rotan, nilam, pala, hasil laut, dan lainnya.

Di level nasional, Nezar mencontohkan bagaimana dua start up lokal yakni eFishery dan Waste4Change membawa dampak ekonomi dan sosial bagi masyarakat.

eFishery, kata Nezar, dimulai dari sebuah empati atas lambannya pertumbuhan lele yang dipelihara petani tambak. Ternyata, masalahnya terletak pada pemberian pakan yang tak teratur. Pendiri eFishery bernama Gibran Huzaifah lantas menggaet dua rekannya untuk membuat mesin pemberi pakan berbasis aplikasi. Mesin itu kemudian disewakan kepada petani lele.
“Dari mengurus eungkot seungko (ikan lele) saja, sekarang omsetnya mencapai Rp6 triliun per tahun. Coba, ada tidak perusahaan di Aceh yang omsetnya Rp6 triliun,” kata Nezar.

Adapun Waste4Change adalah start up penyedia layanan pengelolaan limbah untuk mengubah perilaku orang pada sampah.
Waste4change memiliki 218 pelanggan business to business, 3450 business to consumer, serta mengelola sekitar 8000 ton sampah per tahun.

“Kita tentu berharap inovasi-inovasi serupa akan lahir dari Aceh dengan hadirnya Markas Aceh ini,” kata Nezar.

Nezar memaparkan, secara nasional Indonesia saat ini memiliki 2.566 start up digital. Jumlah ini membuat Indonesia menjadi negara nomor 1 di Asia Tenggara dari sisi jumlah usaha rintisan, terbanyak kedua di Asia dan urutan 6 secara global.

Pada 2022, kontribusi ekonomi digital bagi Indonesia sebesar 5,11% dari Produk Domestik Brutto (PDB) Indonesia. Pada 2023, nilai 40% dari total nilai transaksi ekonomi digital di ASEAN.

Pada 2023, transaksi terbesar ekonomi digital nasional berasal dari e-commerce yang mencapai 62 miliar US Dolar. Disusul transporasi dan makanan 7 miliar USD, media online 7 miliar USD dan perjalanan online 6 miliar USD.

“Ini adalah potensi besar dari ekonomi digital yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha dan jumlahnya akan terus bertumbuh,” tambah Nezar.

Nezar menutup sambutannya dengan sebuah pantun.

“Bungong jeumpa meugah di Aceh, nanggroe  Aceh makmu seujahtera, Markas Aceh majukan start up Aceh, dari Serambi Mekkah untuk Nusantara.” []

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Statement

Fasum

Transportasi