Lira Ambruk-Respons Putin & NATO

1 June 2023, 6:10

Jakarta, CNBC Indonesia – Recep Tayyip Erdogan berhasil mengamankan kembali kursi sebagai Presiden Turki. Hal ini terjadi setelah dirinya berhasil mengalahkan rivalnya, Kemal Kilicdaroglu, dalam pemilihan putaran kedua yang dilaksanakan Minggu, (28/5/2023).
Berikut fakta-fakta yang meliputi kemenangan Erdogan dalam Pemilu Turki sebagaimana dirangkum CNBC Indonesia:
1. Tiga Periode

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebagai calon petahana, Erdogan akhirnya memenangkan pemilihan umum (pemilu) putaran kedua dengan perolehan suara 52,16%. Dengan demikian, Erdogan akan melanjutkan kekuasaannya di Turki yang telah berjalan 20 tahun.
Meski diterpa serangkaian krisis, Erdogan membuktikan dirinya masih unggul di putaran pertama pemilihan presiden 2023 dan akan terus mempertahankan cengkeraman kekuasaannya, meski sebelumnya ia berada dalam posisi paling rentan.
2. Usung tema ‘Abad Turki’.
Erdogan mengusung tema ‘abad Turki’ dalam pencalonannya kali ini. Diketahui, ia beberapa kali merombak simbol-simbol Negeri Anatolia itu untuk menegaskan perabadannya seperti mengganti nama Turkey dalam Bahasa Inggris menjadi Turkiye.
“Kami melewati jalan ini bersama-sama. Kami berjalan siang dan malam dan Anda memberikan tugas ini kepada kami lagi. Insyaallah, kami akan terus membangun dan meremajakan ‘abad Turki’ bersama-sama.”
Erdogan mengatakan di Ankara bahwa hasil pemilu “memiliki tempat di atas kepala kita”, menggunakan ungkapan bahasa Turki untuk menunjukkan rasa hormat terhadap hasilnya. “Kami bukan satu-satunya pemenang. Pemenangnya adalah Turki, pemenangnya adalah demokrasi kita.”
3. Respons Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kemenangan Erdogan adalah bukti bahwa rakyat Turki menghargai kerja tanpa pamrih dan kebijakan luar negerinya yang mandiri.
“Kemenangan pemilu adalah hasil alami dari kerja tanpa pamrih Anda sebagai kepala Republik Turki, bukti nyata dukungan rakyat Turki atas upaya Anda memperkuat kedaulatan negara dan menjalankan kebijakan luar negeri yang independen,” kata Putin dalam sebuah pesan kepada Erdogan, menurut Kremlin, mengutip Aljazeera.

“Kami sangat menghargai kontribusi pribadi Anda untuk memperkuat hubungan persahabatan Rusia-Turki dan kerja sama yang saling menguntungkan di berbagai bidang,” kata Putin.
Kemenangan Erdogan sendiri terjadi saat Turki ditempatkan di posisi tengah dalam perang Rusia-Ukraina. Erdogan terus menjadi mediator yang menekankan perdamaian antara kedua negara.
4. Respon Amerika Serikat (AS), Inggris, Uni Eropa (UE).
Presiden AS Joe Biden mengucapkan selamat kepada Erdogan atas pemilihannya kembali dalam pemilihan putaran kedua yang bersejarah.
“Saya berharap untuk terus bekerja sama sebagai Sekutu NATO dalam masalah bilateral dan berbagi tantangan global,” cuit Biden, tidak menyebutkan ketegangan baru-baru ini dalam hubungan bilateral.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken memberikan ucapan selamatnya sendiri kepada Erdogan di Twitter, menyebut Turki “Sekutu dan mitra @NATO yang berharga.”
“Saya menantikan kerja sama berkelanjutan kami dengan pemerintah yang dipilih oleh rakyat Turki,” katanya.
Blinken juga memuji tingkat partisipasi yang tinggi pada hari Minggu dan “tradisi demokrasi yang panjang” di negara itu.
Serupa, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengucapkan selamat kepada Erdogan atas terpilihnya kembali dalam pemilihan presiden Turki.
Sunak menegaskan kembali hubungan yang kuat antara Inggris dan Turki, sebagai mitra ekonomi dan sekutu dekat NATO, menurut pernyataan Downing Street yang dikutip Reuters.
Hal yang sama juga disampaikan Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengucapkan selamat kepada Erdogan karena memenangkan pemilihan putaran kedua pada hari Minggu.
“Selamat @RTErdogan atas terpilihnya kembali Anda sebagai Presiden Türkiye. Saya berharap dapat bekerja sama dengan Anda lagi untuk memperdalam hubungan UE-TR di tahun-tahun mendatang,” kata Michel dalam tweet.
Von der Leyen juga mencuit ucapan selamatnya kepada Erdogan.
“Saya berharap untuk terus membangun hubungan UE-Türkiye. Sangat penting secara strategis bagi UE dan Türkiye untuk bekerja memajukan hubungan ini, untuk kepentingan rakyat kami,” katanya dalam sebuah tweet.
5. Lira Jeblok
Dengan lima tahun lagi memimpin, banyak pengamat menilai kecil kemungkinan Erdogan akan mengubah agenda ekonomi domestiknya. Mungkin akan melangkah lebih jauh.
Erdogan diyakini masih akan mempertahankan kebijakan kontroversial soal suku bunga yang membuat Lira tertekan. Di mana Erdogan berjanji membawa suku bunga terus turun sekaligus membuat inflasi satu digit.
Perlu diketahui, inflasi Turki merupakan salah satu yang tertinggi di dunia, bahkan rekor mencapai 83,45% di September. Saat ini dari data Trading Economics, inflasi berada di 43,68%.
Lira sendiri setelah pengumuman kemenangan Erdogan ambruk ke 19,99 terhadap dolar AS. Mengutip Revinitif, ini merupakan rekor terendah sesak 1990-an.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Heboh Turki Disebut Akan Keluar dari NATO, Kenapa Erdogan?

(sef/sef)

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi