KAI Terima Pinjaman Rp 6,9 Triliun dari Cina untuk Kereta Cepat Whoosh

16 February 2024, 10:52

TEMPO.CO, Jakarta – PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah meneken perjanjian fasilitas dengan Cina Development Bank untuk pembiayaan cost overrun atau pembengkakan biaya proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung (KCJB).  Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), KAI menyebut, pencairan pinjaman telah diterima pada 7 Februari 2024. Pencairan pinjaman ini terdiri dari dua fasilitas yang totalnya mencapai Rp 6,9 triliun. Fasilitas A yaitu sebesar US$ 230,99 juta atau setara dengan Rp 3,6 triliun, dengan asumsi kurs Rp 15.603 per dolar Amerika Serikat. Sementara untuk fasilitas B yaitu US$ 217,08 atau setara dengan Rp 3,3 triliun.”Pencairan tersebut langsung diteruskan ke PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia pada 7 Februari 2024,” kata Executive Vice President of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji dalam keterangannya yang dikutip pada Jumat, 16 Februari 2024. Sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengungkap, Kereta Api Indonesia (KAI) sudah menekan utang dari Cina untuk proyek Kereta Cepat Whoosh tersebut. “Sudah tanda tangan, tapi saya angkanya lupa berapa,” kata Tiko, sapaannya, saat ditemui di Waskita Rajawali Tower, Jakarta Timur pada Senin, 8 Januari 2024. Iklan

Menurutnya, pinjaman tersebut sudah akan cair. Adapun biaya proyek Whoosh ini membengkak hingga anggaran US$ 7,2 miliar atau Rp 108 triliun. Padahal sebelumnya, biaya yang dibutuhkan adalah sekitar US$ 5,13 miliar atau Rp 76 triliun.Dalam utang untuk menutupi pembengkakan biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini, Cina memberi bunga pinjaman sebesar 3,7-3,8 persen. “Itu kan nanti loan-nya di KAI. Itu kan sebenarnya injeksi modal KAI,” ucapnya. YOHANES MAHARSO | RIANI SANUSI PUTRI Pilihan Editor: Jokowi Beberkan Alasan Belum Akan Tambah Insentif Mobil Listrik Tahun Ini