Israel Resmi Serang Darat Gaza, Terbesar dalam 20 Hari Perang

27 October 2023, 7:00

Jakarta, CNBC Indonesia – Pasukan Israel sepertinya resmi melancarkan serangan darat di Gaza. Bahkan, Kamis (26/10/2023) malam, menjadi yang terbesar di Gaza dalam perang 20 hari mereka dengan Hamas.
Ini bahkan terjadi ketika kemarahan meningkat di dunia Arab atas pemboman tanpa henti Israel terhadap wilayah kantong Palestina yang terkepung itu. Tank-tank militer tertangkap kamera video masuk ke wilayas Gaza.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mengutip Reuters, radio tentara Israel mengatakan tengan tegas bahwa militer Israel semalam melancarkan “serangan terbesarnya” ke Gaza Utara. Kendaraan lapis baja melintasi perbatasan yang dibentengi dan meledakkan gedung-gedung.
“Tank dan infanteri menyerang banyak sel teroris, infrastruktur dan pos peluncuran rudal anti-tank,” katanya.

Warga Palestina sendiri dilaporkan menyaksikan penembakan tank intensif sepanjang malam. Di sisi lain, serangan udara Israel masih terus menggempur wilayah itu semalaman.

Foto: Kendaraan lapis baja Israel menyerang Jalur Gaza utara 26 Oktober 2023. (via REUTERS/ISRAEL DEFENSE FORCES)

Foto: Kendaraan lapis baja Israel mengambil bagian dalam operasi, ketika konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di lokasi yang disebut sebagai Jalur Gaza utara dalam gambar diam yang diambil dari video selebaran yang dirilis pada 26 Oktober 2023. (via REUTERS/ISRAEL DEFENSE FORCES)

Padahal Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengatakan pasukan Israel masih mempersiapkan invasi darat penuh. Sementara Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain mendesak Israel untuk menunda hal tersebut karena khawatir hal itu dapat memicu permusuhan di front Timur Tengah lainnya.
Ini juga terjadi di tengah desakan badan PBB yang memberikan bantuan kepada warga sipil Palestina di Gaza, mengatakan serangan Israel harus segera dihentikan. Krisis kemanusiaan akan memburuk seiring tidak ada bahan bakar yang mencapai wilayah itu di tengah kebutuhan yang sangat besar akan tempat tinggal, air, makanan dan layanan medis.
Belum ada data terbaru soal angka korban tewas. Namun mengutip semalam, setidaknya 7.028 warga Palestina telah tewas, termasuk 2.913 anak-anak, dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober.
Militer Israel juga merilis data kematian. Sebanyak 1.405, termasuk 308 anggota militer dan 58 anggota kepolisian tewas selama perang berkecamuk sepanjang 7-26 Oktober.

Kemana Arab?
Sementara itu, negara-negara Arab akhirnya mengeluarkan pernyataan bersama yang mengutuk Israel. Ini dilakukan Uni Emirat Arab (UEA), Yordania, Bahrain, Qatar, Kuwait, Arab Saudi, Oman, Mesir dan Maroko, kemarin.
Mereka mengecam keras penargetan warga sipil dan pelanggaran hukum internasional di Gaza oleh pasukan Israel. Ditegaskan bahwa hak Israel untuk membela diri setelah serangan Hamas pada 7 Oktober tidak membenarkan pelanggaran hukum dan mengabaikan hak-hak warga Palestina.
Para menteri juga membalas apa yang mereka sebut sebagai pemindahan paksa. Israel meraka sebat melakukan “hukuman kolektif” di Gaza.
“Tidak adanya solusi politik terhadap konflik Palestina-Israel telah menyebabkan berulangnya tindakan kekerasan dan penderitaan bagi rakyat Palestina dan Israel serta masyarakat di wilayah tersebut,” katanya, dikutip laman yang sama.
Eropa Tetap Dukung Israel
Di sisi lain, Eropa etap mendukung Israel, sebagai sükutu terdekatnya. Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan pertemuan para pemimpin Uni Eropa (UE) di Brussels pada hari Jumat akan mengirimkan sinyal yang jelas mengenai dukungan itu.
“Kami yakin bahwa tentara Israel akan menghormati aturan-aturan yang muncul dari hukum internasional dalam segala hal yang mereka lakukan,” kata Scholz.
Perpecahan di dalam blok sempat terlihat saat Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo memperingatkan Israel. Ia mendesak Tel Aviv agar tidak membuat Gaza kelaparan.
“Israel mempunyai hak untuk mengambil tindakan dan mencegah serangan di masa depan,” katanya.
“Tetapi hal itu tidak bisa menjadi alasan untuk memblokir seluruh wilayah, untuk memblokir bantuan kemanusiaan. Ini tidak bisa menjadi alasan untuk membuat masyarakat kelaparan,” tambahnya.
Sementara Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan sedang mencari cara lain untuk mengurangi aliran pendanaan ke Hamas. Meski tak diketahui pasti beraap dana yang dimiliki, namun Hamas diyakini mendapatkan yang dari badan amal, pajak hingga penyelundupan.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Perang Hamas vs Israel Makin Gila, Korban Tewas Tembus 3.565

(sef/sef)