IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

22 April 2024, 17:40

TEMPO.CO, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia pada Senin sore, 22 April 2024, ditutup melemah seiring pelaku pasar masih bersikap ‘wait and see’ terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2024.IHSG ditutup melemah 13,50 poin atau 0,19 persen ke posisi 7.073,81. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,14 poin atau 0,12 persen ke posisi 921,45.”Dari dalam negeri, IHSG melemah akibat sikap wait and see para pelaku pasar terkait dengan hasil sidang Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang dapat berdampak pada pergerakan IHSG serta rupiah,” kata Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.Dari mancanegara, bursa Asia didominasi penguatan, tidak terlepas dari meredanya ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah.Pada Jumat (19/04) Iran menyebut bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk membalas serangan Israel yang sebelumnya menyerang perbatasan Iran menggunakan drone, menyusul serangan yang dilancarkan Iran ke Israel beberapa hari sebelumnya.Namun demikian, pasar tampaknya tetap memperhatikan perkembangan ketegangan konflik di Timur Tengah, sebab Irak pada hari minggu telah meluncurkan lima roket yang menargetkan pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Suriah.Dari Cina, People Bank of China (PBoC) tetap mempertahankan tingkat suku bunga pinjaman acuannya atau Loan Prime Rate (LPR) untuk jangka waktu 1 tahun maupun 5 tahun berada di level 3,45 persen dan 3,95 persen.Hal tersebut sejalan dengan capaian Produk Domestik Bruto (PDB) China pada kuartal I-2024 yang sebesar 5,3 persen year on year (yoy), atau melampaui konsensus yang sebesar 5 persen (yoy), atau target pemerintah kemungkinan akan terpenuhi.Iklan

Dibuka menguat, IHSG bergerak ke teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, lima sektor meningkat di mana sektor barang konsumen primer paling tinggi yaitu 0,90 persen, diikuti sektor properti dan sektor teknologi yang naik masing- masing sebesar 0,79 persen dan 0,30 persen.Sedangkan enam sektor terkoreksi dimana sektor energi turun paling dalam minus 0,69 persen, diikuti sektor transportasi & logistik dan sektor infrastruktur yang masing-masing minus 0,63 persen dan 0,60 persen.Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu ATLA, IOTF, SURI, RGAS, dan NICL. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni MHKI, HILL, LPPF, PEGE, dan TOSK.Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.247.539 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 20,01 miliar lembar saham senilai Rp11,95 triliun. Sebanyak 272 saham naik, 306 saham menurun, dan 205 tidak bergerak nilainya.Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei menguat 370,20 poin atau 1,00 persen ke 37.438,60, indeks Hang Seng menguat 287,54 poin atau 1,77 persen ke 16.511,68, indeks Shanghai melemah 20,65 poin atau 0,67 persen ke 3.044,60, dan indeks Straits Times menguat 48,65 poin atau 1,53 persen ke 3,225,16.Rupiah Menguat Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS awal pekan ditutup menguat setelah imbal hasil Treasury Amerika Serikat (AS) menurun.Pada akhir perdagangan Senin, kurs rupiah ditutup meningkat 23 poin atau 0,14 persen menjadi Rp16.237 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.260 per dolar AS.”Penguatan pada kinerja mata uang rupiah diakibatkan oleh penurunan kinerja mata uang dolar AS yang melemah setelah imbal hasil Treasury mengalami penurunan menyusul serangan militer terbatas oleh Israel terhadap Iran,” kata analis ICDX Taufan Dimas Hareva kepada ANTARA di Jakarta, Senin.Menurut Taufan, hal tersebut memicu perpindahan dana ke aset-aset yang lebih aman di kalangan pelaku pasar. Serangan tersebut terjadi setelah adanya laporan ledakan yang tidak dapat dijelaskan di dekat Bandara Isfahan di Iran.Ketegangan geopolitik itu, ditambah dengan data ekonomi AS terkini dan komentar pejabat Federal Reserve, telah mempengaruhi sentimen pasar secara signifikan.Bank sentral AS atau The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan Fed Funds Rate (FFR) pada September 2024.Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin naik ke level Rp16.224 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.280 per dolar AS.

Tokoh

Partai

Institusi

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi