Harga Nikel Anjlok Gegara RI? Ini Kata Menteri ESDM

16 February 2024, 19:00

Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong agar Kementerian Perindustrian dapat mengevaluasi kembali pembangunan pabrik pemurnian dan pemrosesan mineral mentah (smelter) nikel. Khususnya, untuk smelter berteknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang menghasilkan produk Nickel Pig Iron (NPI).
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, evaluasi tersebut penting dilakukan menyusul banyaknya produk NPI yang telah membanjiri pasar dunia. Kondisi ini telah menyebabkan harga nikel anjlok.
“Ini kan masalahnya ada dua sektor, yang satu industri terintegrasi sama yang tidak terintegrasi. Ini harus nyambung karena hulunya ada di ESDM, industrinya ada di perindustrian. Mereka (Kemenperin) harus evaluasi yang mana bisa didorong, sehingga tidak terjadi oversupply,” kata Arifin di Gedung Ditjen Migas, Jakarta, Jumat (16/2/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pihaknya pun mendorong agar proyek smelter baru yang dibangun bukan lagi untuk produk Nickel Pig Iron (NPI), melainkan nickel matte yang bisa diolah lagi menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik.
“Kita dorong industri masuk lebih lanjut, misalnya nickel matte, sehingga nanti jadi prekursor dan komponen baterai,” ujarnya.
Dia mengaku, untuk smelter NPI untuk dievaluasi kembali.
“Kalau belum berjalan, dievaluasi lagi,” imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, tren harga komoditas harus dilihat dalam jangka panjang, setidaknya 5-10 tahun ke belakang.
“Itu kan at the end cari equilibrium-nya. Apa saja komoditi itu kamu lihatnya gak boleh dari setahun dua tahun, harus 5-10 tahun. Harus dilihat kumulatif harganya. Kemudian, melihat harga rata-ratanya,” ungkapnya di Jakarta, Rabu (07/02/2024).
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto juga sempat mengatakan, harga nikel saat ini di level US$ 16.000-an masih lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata 10 tahun terakhir yang berada di level US$ 15.000-an.
“Perlu diingat bahwa harga nikel sekarang US$ 16 ribu itu masih lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata 10 tahun terakhir yang berada di level US$ 15 ribuan, bahkan masih lebih tinggi dibandingkan periode awal-awal kita melakukan hilirisasi tahun 2014-2019 yang harga rata-rata nikel di US$ 12 ribuan,” paparnya.
Berdasarkan data Trading Economics, harga nikel per Kamis (15/02/2024) tercatat berada di level US$ 16.007 per ton. Secara mingguan, harga nikel naik tipis 1,61% dan secara bulanan 0,66%. Namun bila dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (year on year), harga nikel turun 39,06%.
Sebagaimana diketahui, harga nikel dunia jatuh mendekati posisi terendah dalam tiga tahun terakhir. Jatuhnya harga ini dinilai akibat banjirnya pasokan nikel dari Indonesia.
Mengacu catatan CNBC Indonesia Research, pada Senin (22/1/2024) harga nikel dunia kontrak tiga bulan tercatat US$ 16.036 per ton. Posisi ini adalah merupakan yang terendah sejak April 2021.
Pendorong utama buruknya kinerja nikel adalah kondisi pasokan yang lebih tinggi dibandingkan permintaan. INSG memperkirakan harga nikel akan tetap berada di bawah tekanan dalam jangka pendek seiring dengan meningkatnya surplus di pasar global dan perlambatan ekonomi global.
Harga rata-rata nikel global menurut INSG sebesar US$ 16.600 per ton pada kuartal pertama dengan harga secara bertahap naik rata-rata US$ 16.813 per ton pada 2024.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Menteri ESDM Sebut Divestasi Vale Tunggu Restu Erick Thohir

(wia)

Partai

Institusi

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Statement

Fasum

Transportasi