Genderang Marching Band, Simbol Pengantar Prabowo ke Medan Tempur

25 October 2023, 18:35

Jakarta, CNN IndonesiaPrabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka diantar para pendukungnya KPU saat akan didaftarkan sebagai capres-cawapres oleh Koalisi Indonesia Maju pada hari ini, Rabu (25/10).
Dari Taman Suropati, yang tak jauh dari KPU, mereka juga diiringi kirab budaya. Tak ketinggalan, ada pula marching band Canka Garuda Yaksa yang mengiringi keberangkatan Prabowo-Gibran ke KPU.
Barisan mereka luar biasa rapi. Derap langkah yang seragam alunan nada yang begitu harmonis. Tiada sumbang. Irama harmonis alat musik mereka menggema lantang ke udara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarawan Universitas Padjajaran Widyonugrahanto mengatakan penampakan marching band yang mengantar Prabowo-Gibran jelas terlihat sebagai simbol kesiapan menuju medan tempur. Selain itu, tersirat pula makna kemewahan dan kemegahan.
“Yang jelas itu simbol siap tempur dan simbol kemewahan,” kata dia saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (25/10).

Ini bukan pemandangan baru. Pada Pilpres 2019 lalu, Prabowo juga diantar oleh pasukan marching band yang sama.
Peneliti politik dan militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menjelaskan bahwa marching band adalah budaya lama yang masih terpelihara hingga saat ini. Khususnya di militer.
Marching band dulu biasa dikerahkan untuk mengiringi prajurit ke medan perang. Genderang bertalu-talu dibutuhkan untuk menampakkan dan meningkatkan semangat para serdadu.
Prabowo, yang berlatar belakang militer, tentu akrab dengan budaya tersebut. Oleh karena itu kini ia kembali diiringi marching band saat akan bertarung di Pilpres 2024.
“Prabowo memang sering didentikkan dengan kultur militer yang kental. Baik dirinya maupun lingkungannya,” kata Khairul saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (25/10).

Khairul mengatakan Prabowo juga lekat dengan kultur disiplin yang kokoh, hormat pada atasan, senior serta kolega, disertai solidaritas yang kuat kepada sesamanya.
Menurut Khairul, publik pun memahami hal itu karena Prabowo lama di militer. Akan tetapi, Khairul menganggap publik akan mempertanyakan mengapa Prabowo masih menampakkan ciri militeristik tersebut hingga saat ini.
“Nah yang sebenarnya masih kurang dipahami publik itu, mengapa Prabowo begitu getol menunjukkan hal-hal yang cenderung militeristik. Kalau itu dianggap gimmick, apakah tidak kontraproduktif?” ucapnya.

Marching band yang mengantar Prabowo-Gibran ke KPU sama seperti ketika Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019 lalu (CNN Indonesia/LB Ciputri Hutabarat)

Reputasi Marching Band
Marching band akrab di Eropa saat sebagian besar negara mengadopsi sistem monarki atau kerajaan. Marching band kerap ditampilkan dalam acara kerajaan yang bersifat seremonial.
Seirama berjalannya laju peradaban, budaya marching band tidak hilang ditelan pergantian zaman. Marching band justru termodifikasi.
Khairul mengatakan bahwa bentuk marching band semakin modern saat Prancis dipimpin oleh Kaisar Napoleon Bonaparte untuk mengiringi pasukannya ke medan tempur.
Selama memimpin Prancis, Napoleon menganeksasi negara-negara Eropa, bahkan hingga ke Rusia meski akhirnya gagal. Napoleon lalu kehilangan kursi kaisar usai takluk di pertempuran di Waterloo atas pasukan gabungan Inggris, Rusia dan beberapa negara Eropa lain.
Selanjutnya, marching band juga masih menjadi pemandangan di suatu acara seremonial bernuansa militer. Misalnya ketika Adolf Hitler menampilkan marching band di Paris usai berhasil menduduki ibukota Prancis tersebut di Perang Dunia II.
Di masa kini, marching band sering ditampilkan sebagai suatu parade atau upacara kenegaraan atau kemiliteran. Peringatan HUT TNI atau HUT Polri di Indonesia pun kerap menampilkan marching band.

(bmw/bmw)

[Gambas:Video CNN]

Partai

Institusi

K / L

,

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi