Waketum MUI Ajak Masyarakat Tabayun soal Candaan Zulhas Terkait Salat

23 December 2023, 13:46

Jakarta, CNN Indonesia — Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Marsudi Syuhud meminta seluruh pihak membuka ruang tabayun (penjelasan) perihal video candaan MendagĀ Zulkifli Hasan soal pelafalan ‘amin’ dalam salat.
Ia mengimbau seluruh pihak untuk menahan diri dan tak saling lapor guna menghindari dampak negatif yang lebih luas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Dalam konteks mengedepankan sikap tasamuh, tabayun, dan saling memaafkan. Menurut saya tidak perlu lapor-lapor,” kata Marsudi dalam keterangannya, Sabtu (23/12).
Marsudi berpendapat aksi saling lapor semacam itu justru kontraproduktif. Ia tak mau melihat para tokoh politik maupun agama dituntut.
Ia pun meminta kepada seluruh pihak untuk mengedepankan sikap saling menghargai sekaligus membuka ruang untuk mendapat penjelasan dan memaafkan satu sama lain.
Marsudi mengajak masyarakat bijak menanggapi peristiwa jelang Pemilu 2024 ini agar publik juga tak mudah terpecah belah.
Ia pun meminta kepada seluruh kontestan pemilu untuk membawakan kabar bernuansa positif bagi masyarakat.
“Untuk menghadapi persaingan, agar dijauhkan dari bencana kerusakan agama dan sosial, Rasul telah mengajarkan kita 14 abad yang lalu, maka berilah kabar gembira jangan malah angkat informasi yang bisa jadi gegeran (keributan),” ucap dia.

Sebelumnya beredar video yang menunjukkan Zulhas mengatakan kini banyak orang yang salat dan tidak lagi menggerakkan satu jari ketika duduk tasyahud.
Menurut Menteri Perdagangan itu, banyak dalam posisi tasyahud menggerakkan dua jari karena cinta dengan calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto menjelang Pilpres 2024.
Tak hanya itu, Zulhas juga mengatakan saat ini banyak orang yang salat tidak mengucapkan ‘amin’ secara keras saat membaca surat Al-fatihah. Hal itu juga dikarenakan banyak warga yang cinta dengan Prabowo.
Kata amin saat ini memang disematkan pada pasangan capres cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Amin).
Ketua Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay menegaskan video ucapan Zulhas itu tak bermaksud melecehkan agama.
Saleh mengatakan video yang beredar terkait praktik salat oleh Zulhas tersebut perlu diberi pemaknaan lengkap.
Ia menilai ada pihak-pihak yang memotong video tersebut. Akibatnya, muncul kesan Zulhas diduga menista agama.
“Jika video tersebut diikuti secara keseluruhan, dapat dipahami bahwa Zulkifli Hasan ingin mengajak semua pihak untuk menjaga agar pilpres tetap teduh, tertib, aman, dan damai. Tidak ada sedikit pun maksud untuk melecehkan agama,” kata Saleh dalam keterangannya, Rabu (20/12).
Terkini, Bawaslu RI akan mempelajari kasus Zulhas tersebut. Komisioner Bawaslu RI Puadi menyatakan belum bisa memasukkan informasi itu sebagai temuan dugaan pelanggaran.
Ia menjelaskan untuk dikategorikan sebagai temuan, Bawaslu harus menemukan bukti hingga 90 persen.

Massa dari Forum Umat Islam Bersatu (FIB) sempat menggelar aksi unjuk rasa di Mabes Polri, Kamis (21/12). Mereka menuntut polisi segera mengusut dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Zulkifli Hasan.
Dalam aksinya puluhan massa FIB turut membawa sejumlah spanduk yang bertuliskan “#Tangkap Zulkifli Hasan sang penista agama”.
Ketua Umum FIB Rahmat Himran menjelaskan aksi unjuk rasa itu dilakukan lantaran Zulhas dinilai telah melecehkan agama Islam. Salah satunya terkait pernyataan Zulhas yang menyebut banyak jemaah yang tidak lagi mengucap kata ‘amin’ dalam salat.
“Bahkan, Zulkifli Hasan kemudian mencemooh dengan menistakan agama dengan cara tahyatul masjid yang tadinya memakai jari telunjuk kemudian disebut saat ini jemaah sudah memakai dua jari,” ujarnya di lokasi. (mnf/pmg)

[Gambas:Video CNN]