Jakarta –
Kemunculan pandemi COVID-19 yang menewaskan jutaan orang di dunia membuat para ilmuwan dengan segera memetakan patogen apa yang perlu menjadi kewaspadaan di tahun-tahun berikutnya. Terutama yang telah menjadi resisten obat baik untuk antibiotik dan antivirus.
Ilmuwan juga harus terus mencari potensi masalah berikutnya. Meskipun ini dapat terjadi dalam bentuk patogen apa pun, kelompok tertentu lebih mungkin menyebabkan wabah cepat daripada yang lain, dan itu termasuk virus influenza.
Satu virus influenza menimbulkan kekhawatiran besar saat ini dan diperkirakan bisa menjadi masalah serius pada tahun 2025. Virus ini adalah subtipe influenza A H5N1, yang disebut sebagai “flu burung”.
Dikutip dari IFL Science, virus ini menyebar luas pada unggas liar dan unggas peliharaan, seperti unggas. Baru-baru ini, virus ini juga menginfeksi sapi perah di beberapa negara bagian AS dan ditemukan pada kuda di Mongolia.
“Dibandingkan dengan hanya dua kasus di Amerika dalam dua tahun sebelumnya, ini merupakan peningkatan yang cukup besar. Ditambah dengan tingkat kematian 30 persen akibat infeksi pada manusia, flu burung dengan cepat menjadi prioritas pejabat kesehatan masyarakat,” demikian bunyi laman tersebut.
Untungnya, flu burung H5N1 tampaknya tidak menular dari orang ke orang, yang sangat mengurangi kemungkinannya menyebabkan pandemi pada manusia. Virus influenza harus menempel pada struktur molekuler yang disebut reseptor sialik di bagian luar sel agar dapat masuk dan mulai bereplikasi.
Virus flu yang sangat beradaptasi dengan manusia mengenali reseptor sialik ini dengan sangat baik, sehingga mudah bagi mereka untuk masuk ke dalam sel kita, yang berkontribusi pada penyebarannya di antara manusia. Di sisi lain, flu burung sangat beradaptasi dengan reseptor sialik burung dan memiliki beberapa ketidakcocokan saat “mengikat” (menempel) dengan reseptor manusia. Jadi, dalam bentuknya saat ini, H5N1 tidak dapat menyebar dengan mudah pada manusia.
Namun, sebuah penelitian terkini menunjukkan bahwa satu mutasi pada genom flu dapat membuat H5N1 mahir menyebar dari manusia ke manusia, yang dapat memicu pandemi.
Jika jenis flu burung ini berubah dan dapat mulai menular antarmanusia, pemerintah harus bertindak cepat untuk mengendalikan penyebarannya. Pusat pengendalian penyakit di seluruh dunia telah menyusun rencana kesiapsiagaan pandemi untuk flu burung dan penyakit lain yang akan segera terjadi.
Misalnya, Inggris telah membeli 5 juta dosis vaksin H5 yang dapat melindungi dari flu burung, sebagai persiapan untuk risiko tersebut pada tahun 2025.
Bahkan tanpa potensi kemampuan untuk menyebar antarmanusia, flu burung kemungkinan akan lebih memengaruhi kesehatan hewan pada tahun 2025. Hal ini tidak hanya memiliki implikasi kesejahteraan hewan yang besar tetapi juga berpotensi mengganggu pasokan makanan dan berdampak pada ekonomi.
(kna/kna)