Trend Asia Ungkap Potensi Arisan Pemenang Tender Pengadaan Gas Air Mata di Polri

9 July 2023, 14:51

TEMPO.CO, Jakarta -Trend Asia mengungkapkan adanya dugaan arisan pengadaan perlengkapan gas air mata di Polri. Dugaan tersebut  lantaran Trend Asia menemukan bahwa ada dua perusahaan yang bergiliran menang dalam pengadaan perlengkapan gas air mata di kepolisian.“Ada dugaan persaingan usaha semu atau arisan pengadaan,” kata peneliti Trend Asia, Zakki Amali dalam Peluncuran Hasil Pemantauan Pengadaan Gas Air Mata oleh Kepolisian, di kanal YouTube Sahabat ICW, Ahad, 9 Juli 2023.Pemantauan pengadaan gas air mata oleh polisi merupakan penelitian yang digarap oleh ICW dan organisasi Trend Asia. Penelitian dilakukan oleh kedua lembaga non-profit itu karena banyaknya kasus tindakan represif kepolisian dalam pembubaran demonstrasi atau kerusuhan menggunakan gas air mata. Tragedi paling anyar dari dampak buruk penggunaan gas air mata adalah peristiwa di Stadion Kanjuruhan Malang yang menewaskan ratusan orang suporter Arema FC.Kedua lembaga mengumpulkan informasi melalui sumber terbuka seperti Layanan Pengadaan Secara Elektronik, hingga akta perusahaan. Data dipadukan dengan data anggaran kepolisian dari 2005 hingga 2023.Zakki mengambil sampel pengadaan sejumlah perlengkapan gas air mata di Layanan Pengadaan Secara Elektronik Polri tahun 2015-2018. Dia berfokus mengambil enam sampel, yakni pengadaan amunisi 37/38 mm automatic infinite revolver anti-riot gas gun tahun 2015; senjata api portable multi launcher 15 shells dan senjata 37/38 mm automatic infinite revolver anti-riot gas gun tahun 2016; senjata portable multi launcher dan automatic infinite revolver anti riot gas gun tahun 2017; amunisi gas air mata kaliber 37/38 mm tahun 2017; dan pengadaan portable multi launcher & automatic revolver anti gas gun tahun 2018.Menurut dia, dari hasil pemantauan itu ada dua perusahaan yang bergantian memenangi tender dari tahun ke tahun, yakni PT WSP dan PT DSGP. Masing-masing perusahaan menang dalam tiga kali tender. Zakki mengatakan dalam setiap tender kedua perusahaan ini juga memberikan harga penawaran yang relatif beda tipis. Misalnya pengadaan amunisi gas air mata kaliber 37/8 mm tahun 2017, PT DSGP menawarkan harga Rp 91,8 miliar, sementara PT WSP menawarkan Rp 91,9 miliar. Pola harga penawaran yang beda tipis itu, kata dia, juga terjadi di lima tender lainnya. Iklan

“Hal ini mengindikasikan adanya potensi arisan atau persaingan usaha horizontal dalam pengadaan sehingga telah diatur sejak dalam proses perencanaan,” kata Zakki.Zakki mengatakan perlengkapan gas air mata yang ditenderkan oleh kepolisian sebenarnya sudah diproduksi oleh PT Pindad, yakni amunisi gas air mata kaliber 38 mm. Tetapi, PT Pindad hanya pernah menang satu kali, dengan nilai tender Rp 186 miliar. “Suatu barang yang sudah jelas produsennya sebetulnya lebih baik dilakukan dengan kerja sama dengan produsen tersebut dibandingkan melalui tender, karena akan memunculkan upaya tender yang dalam tanda kutip semu,” kata dia.Selain soal persaingan semu, Zakki mengatakan timnya juga menemukan adanya dugaan perusahaan boneka yang menjadi pemenang tender di kepolisian. Perusahaan itu yakni PT MBS yang memenangi pengadaan gas air mata optimalisasi tahun 2019 dengan anggaran Rp 3 miliar. Zakki mengatakan merujuk pada akta perusahaan, PT itu memiliki direksi berinisial MUL, berumur 37 tahun. Anehnya, kata Zakki, nama direksi itu tercatat sebagai penerima bantuan sosial dari Kementerian Sosial. Selain itu, tim juga melakukan pengecekan terhadap alamat tempat tinggal MUL secara digital. Hasilnya, alamat tempat tinggal itu mengarah ke sebuah pos keamanan bercat hijau yang ada di Kampung Gaga, Jakarta Barat. “Temuan ini memunculkan dugaan adanya penggunaan nominee,” kata dia.Pilihan Editor: Tahun 2022 Polri Anggarkan Rp 159,8 Miliar untuk Pengadaan Gas Air Mata

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Negara

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Transportasi