Transformasi Model Bisnis BTN Dorong Produktivitas Bank BTN, Ini Dia Kunci Strateginya

9 February 2024, 12:28

SUARAMERDEKA.COM– PT Bank BTN terus berkontribusi dalam pembiayaan perumahan dan memacu kinerjanya. Memasuki usia ke-74 tahun, transformasi bisnis juga dilakukan Bank BTN dengan strategi yang satu ini. Langkah transformasi bisnis yang dilakukan perseroan adalah mengubah model bisnis Kantor Cabang Pembantu (KCP). Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengungkapkan, sebelumnya KCP BTN yang berjumlah 537 hanya sekedar ada saja untuk melayani nasabah. Baca Juga: Hitung-Hitungan Pilgub Jateng, Sosok Kepercayaan Prabowo Subianto Disebut Berpeluang Besar Namun sejak tahun 2022 lalu model bisnis KCP diubah.

“Mulai tahun ini KCP bakal memiliki neraca dan laporan untung-rugi sendiri. Ibarat buku rapot, angka-angka yang tertera di dalam neraca itu akan menjadi bahan manajemen dalam menilai kinerja KCP dan pegawai,” ujar Nixon, hari ini. Ditambahkan, penilaian produktivitas KCP hanyalah bagian dari transformasi kantor cabang (branch transformasi) yang sudah berjalan di Bank BTN sejak April 2022. Melalui transformasi tersebut, kini KCP lebih fokus pada bisnis (kontribusi margin) ketimbang operasional. Baca Juga: Kucing Sering Muntah, Pemilik Wajib Waspada! Bisa Jadi Itu Awal Gastritis, Begini Langkah Antisipasinya Dengan lebih fokus pada bisnis, organisasi KCP pun mengalami perubahan. Sekarang KCP terbagi dalam tiga tipe bisnis yakni general, consumer dan SME sub-branch. Tak hanya mengubah model bisnis dan tipe KCP, transformasi juga mencangkup penyelarasan key performace indicator (KPI). “Mulai tahun ini semua KCP sudah bisa diukur sampai dimana kontribusinya terhadap profitabilitas perusahaan. Nanti, setiap bulan produktivitas KCP kami nilai,” ujarnya. Sebelumnya, pengukuran yang dilakukan manajemen lebih kepada volume bisnis. Baca Juga: Rasa Mantul! 5 Rekomendasi Kuliner Khas Banjarnegara: Nomor 5 Paling Hits di Indonesia Belum diukur secara spesifik bagaimana kontribusi profitabilitas masing-masing KCP. Dalam menjalankan model bisnis baru ini, KCP jangan hanya sekadar mengejar pertumbuhan aset. “Mereka juga harus accountable, apakah pertumbuhan itu menghasilkan profitabilitas yang baik atau tidak. Tak sampai di situ, KCP juga didorong untuk mengendalikan resiko kredit (NPL). Kalau hanya tumbuh saja tapi manajemen resikonya jelek, tentu tidak baik buat perusahaan,” imbuhnya. Selain itu, KCP perlu memperhatikan pentingnya pengendalian biaya,karena pada akhirnya akan berpengaruh pada profitabilitas. “Jangan hanya pengeluarkan biaya tanpa menghitung berapa return yang dihasilkan,” katanya. Baca Juga: Makin Semangat Menangkan Prabowo-Gibran, Ketua PSI Kebumen Bantah Ada Pengurus Membelot Nixon menegaskan, melalui perubahan model bisnis KCP tersebut, kini jumlah KCP yang masuk dalam kategori sangat produktif dan produktif telah mencapai 257 unit. Angka ini tentu masih jauh dari jumlah KCP yang saat ini mencapai 537 unit, tetapi hal ini merupakan momentum yang sangat berarti untuk meningkatkan kinerja perseroan. Dengan berbagai transformasi tersebut, diharapkan bisa mendongkrak performa Bank BTN. “Bila dalam beberapa tahun terakhir posisi laba BTN yang saat ini menempati urutan kedelapan, bakal naik menjadi urutan kelima seperti posisi aset. Semoga saja,” tuturnya.***

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi