Terus Bertambah, Warga AS Tak Percaya Pemerintah-Ketakutan Kini Jutaan

12 March 2024, 20:00

Jakarta, CNBC Indonesia – Warga Amerika Serikat (AS) semakin banyak yang menjalankan budaya bersiap bahaya atau budaya mempersiapkan diri untuk bertahan hidup di tengah ancaman gejolak politik dan bencana alam. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah masyarakat yang bersiaga sejak 2017 lalu.
Melansir dari Reuters, para peneliti mengungkapkan jumlah orang di AS yang mempersiapkan diri untuk bertahan hidup dari pergolakan politik dan bencana alam terus meningkat, kini sekitar 20 juta warga, sejak 2017 lalu. Sebagian besar dari pertumbuhan tersebut berasal dari kelompok minoritas dan orang-orang yang secara politik dianggap sebagai “kelompok kiri-tengah (left-of-center politically)”.
Peneliti mengatakan, kelompok minoritas dan kelompok kiri-tengah itu merasa semakin tidak aman sejak Pemilihan Umum (Pemilu) 2016, pandemi Covid-19, cuaca ekstrem yang kerap terjadi, dan protes keadilan rasial pada 2020 setelah pembunuhan George Floyd.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Saya sangat terkejut dengan banyaknya orang kulit berwarna di sini. Saya selalu menonton acara ini (Survival & Prepper Show) bersama keluarga saya di Indiana dan hanya orang kulit putih yang seumuran dengan orang tua saya,” kata warga Indiana, Brook Morgan, dikutip Selasa (12/3/2024).

“Ada banyak orang muda di sini juga. Ini perubahan yang nyata,” lanjutnya.
Para peserta dan pengelola mengungkapkan, acara Survival & Prepper Show itu mencerminkan keprihatinan jutaan orang AS yang tidak lagi merasa mereka dapat selalu mengandalkan pemerintah atau industri swasta untuk menyediakan kebutuhan pokok, seperti listrik, air, dan makanan.
Sebagai contoh, mereka menyinggung soal gangguan rantai pasok saat pandemi, krisis jaringan listrik pada 2021 di Texas yang mengakibatkan jutaan orang hidup tanpa listrik, dan pemadaman listrik terhadap ribuan pengguna ponsel AT&T.
Kolonel Angkatan Darat AS yang bekerja di bidang kesiapsiagaan dan pemulihan bencana sekaligus peneliti gerakan persiapan, Chris Ellis telah melacak pertumbuhan hingga 20 juta orang, berdasarkan ketahanan rumah tangga dari Badan Manajemen Darurat Federal.
Ellis mengatakan, masyarakat ingin mendapatkan kembali hak pilihan, rasa kendali, dan bertindak untuk mensinkronkan antara ketakutan dan tindakan mereka.
Lebih lanjut, katanya, masyarakat yang “termotivasi” oleh perubahan iklim cenderung menjadi penghuni rumah yang menanam makanan mereka sendiri dan pindah ke lokasi yang lebih tahan iklim, seperti Minnesota.

Foto: Badai salju besar melanda sebagian wilayah California dan Nevada di Amerika Serikat (AS) bagian barat. (AP Photo/Brooke Hess-Homeier)
Badai salju besar melanda sebagian wilayah California dan Nevada di Amerika Serikat (AS) bagian barat. (AP Photo/Brooke Hess-Homeier)

Sementara itu, kelompok lain yang kekhawatiran utamanya merupakan pelanggaran hukum, yakni para penggila senjata, secara stereotip diasosiasikan dengan gerakan yang mempersiapkan diri. Orang-orang super kaya sering kali menanggapi ketakutan mereka dengan menghabiskan jutaan dolar untuk membangun bunker di tempat-tempat terpencil.
Bagi mantan penasihat inovasi pada pemerintahan Obama, John Ramey, komunitas tersebut telah berkembang untuk mencerminkan masyarakat AS secara luas dalam hal keyakinan politik dan kategori demografis.
“Satu-satunya faktor pemersatu di antara orang-orang yang bersiap saat ini adalah orang-orang yang cukup pintar untuk menyadari seperti apa dunia ini dan mereka memiliki keberanian untuk melakukan sesuatu untuk mengatasinya,” kata Ramey.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Inflasi AS Lebih Terkendali Tapi Masih Di Atas Ekspektasi

(dce)

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi