Terkini: Paceklik Picu Kenaikan Harga Pangan, Pemerintah Bersiap Impor Beras 2 Juta Ton

19 February 2024, 12:05

TEMPO.CO, Jakarta – Berita terkini yang banyak mendapat perhatian pembaca adalah mengenai pendapat pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori kenaikan harga bahan pangan tersebut disebabkan oleh masa paceklik. Bagaimana penjelasannya?Berita lain yang juga banyak dibaca adalah tentang Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro menanggapi soal rencana pemangkasan anggaran subsidi BBM untuk merealisasikan program makan siang gratis yang dijanjikan Paslon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Menurut dia, rencana ini memiliki risiko tinggi yaitu mengganggu keseimbangan APBN.Lalu berita mengenai Wahana Lingkungan Hidup Sulawesi Tengah atau Walhi Sulteng menggelar aksi turun ke jalan hari ini, Senin, 19 Februari 2024. Aksi dilakukan seiring banyaknya kecelakaan kerja di kawasan smelter nikel di PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Kemudian berita tentang Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengatakan bahwa Indonesia akan melakukan impor beras asal Thailand sebanyak dua juta ton jika produksi dalam negeri kurang.Berikut rangkuman berita terkini Tempo.co:1. Harga Pangan Terus Merangkak Naik, Ini PemicunyaHarga sebagian besar komoditas bahan pangan masih terus naik usai pemilihan umum atau Pemilu. Mulai dari beras, kedelai kering, bawang putih, cabai, daging sapi, daging ayam, telur, tepung terigu, jagung tingkat peternak hingga minyak goreng curah. Per hari ini Senin, 19 Februari 2024, harga rerata nasional untuk beras premium di panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencapai Rp 16.200 per kg di tingkat pedagang eceran. Harga ini naik sebesar 1,12 persen atau Rp 180. Sementara beras premium naik 0,64 persen ke harga Rp 14.080 per kg. Selain beras, komoditas yang mengalami kenaikan harga paling signifikan adalah cabai. Cabai merah keriting hari ini seharga Rp 62.340 per kg. Harga ini naik sebesar 2,91 persen atau Rp 1.760. Sementara harga cabai rawit merah merangkak menjadi Rp 61.050 per kg. Dibandingkan hari sebelumnya, harga cabai rawit merah naik sebesar Rp 1.830 atau 3.09 persen. Menurut pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori kenaikan harga bahan pangan tersebut disebabkan oleh masa paceklik. “Rata-rata berbagai komoditas harganya naik karena paceklik. Ayam dan telur naik karena harga pakan naik. Harga pakan naik karena harga jagung naik,” katanya kepada Tempo, dikutip Senin, 19 Februari 2024. Harga daging ayam per hari ini naik 1,68 persen dibanding kemarin menjadi Rp 36.870 per kg. Sementara telur ayam ras naik sebesar 2,22 persen menjadi Rp 29.480 per kg.Berita lengkap bisa dibaca di sini.2. Pemangkasan Subsidi BBM untuk Makan Siang Gratis, Pengamat: Bisa Menurunkan Penerimaan PajakDirektur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro menanggapi soal rencana pemangkasan anggaran subsidi BBM untuk merealisasikan program makan siang gratis yang dijanjikan Paslon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Menurut dia, rencana ini memiliki risiko tinggi yaitu mengganggu keseimbangan APBN.Komaidi mengatakan harga energi sangat vital, sehingga pemangkasan anggaran subsidi BBM dapat mengurangi daya beli atau konsumsi masyarakat. Apabila konsumsi turun, tuturnya,  pertumbuhan ekonomi pun turun. “Kalau pertumbuhan ekonominya turun, penerimaan pajak juga akan turun karena dihitung dari rasio terhadap PDB (produk domestik bruto),” ujar Komaidi saat dihubungi Tempo pada Sabtu malam, 17 Februari 2024. Sehingga, penerimaan pajak akan turun jika penerimaan pajak turun. Komaidi menggarisbawahi, penerimaan APBN pun secara otomatis akan turun apabila penerimaan pajak berkurang. Sebab, komponen terbesar dari APBN adalah pajak. Karena itu, ia menilai pemerintah mendatang harus berhati-hati dalam menyeimbangkan anggaran ini. Dia menjelaskan, konsep ekonomi makro dan energi seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Artinya, pemerintah harus memperhatikan pertumbuhan sektor energi apabila ingin menggenjot pertumbuhan ekonomi. Berita lengkap bisa dibaca di sini.3. Walhi Sulteng Tuntut Audit Perusahaan NikelWahana Lingkungan Hidup Sulawesi Tengah atau Walhi Sulteng menggelar aksi turun ke jalan hari ini, Senin, 19 Februari 2024. Aksi dilakukan seiring banyaknya kecelakaan kerja di kawasan smelter nikel di PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Titik aksinya di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) dan Polda SultengKepala Departemen Advokasi dan Kampanye Walhi Sulteng Aulia Hakim mengatakan ada empat tuntutan yang disuarakan dalam aksi tersebut. Pertama, perbaikan manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di kawasan IMIP. Kedua, mendesak Polda Sulteng, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Perindustrian, serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuka data hasil investigasi ledakan di PT ITSS. Adapun insiden yang terjadi pada 24 Desember 2023 itu menyebabkan 21 pekerja meninggal.”Tuntutan ketiga, lakukan audit K3 dan alat produksi di dalam kawasan industri nikel,” kata Aulia kepada Tempo, Ahad, 18 Februari 2024. “Terakhir, kami meminta agar seluruh perusahaan yang melanggar K3 di kawasan industri nikel diberi sanksi tegas.”Aksi “Hilirisasi dan Kecelakaan Kerja yang Tidak Ada Akhirnya di Sulawesi Tengah” ini sekaligus sebagai respons atas penetapan dua pekerja sebagai tersangka kasus ledakan PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS). Aulia mengatakan insiden ledakan tungku smelter, terutama yang terjadi di PT ITSS, mestinya tidak hanya menjerat buruh ke ranah pidana. Menurutnya, justru manajemen atau perusahaan yang mestinya mendapat hukuman lantaran mereka yang bertanggung jawab atas seluruh aktivitas kerja di dalamnya. “Sedangkan buruh, mereka hanya bekerja atas instruksi atasan,” ujar dia.Berita lengkap bisa dibaca di sini.4. Kendalikan Harga, Pemerintah Bersiap Impor Beras Thailand 2 Juta TonBadan Pangan Nasional (Bapanas) mengatakan bahwa Indonesia akan melakukan impor beras asal Thailand sebanyak dua juta ton jika produksi dalam negeri kurang.Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy mengatakan rencana impor beras dari Thailand ini, adalah untuk menanggulangi harga beras yang tinggi bahkan lebih tinggi lagi.”Ini bisa jadi (langkah) antisipasi melalui rakornas dan ratas, tentunya dengan persetujuan Presiden dan Menteri. Tahun lalu 2,8 juta ton, tahun ini rencananya 2 juta ton, tetapi kalau misalnya produksi dalam negeri cukup berarti impor itu tidak jadi,” kata Sarwo dalam keterangan di Bandung, Minggu, 18 Januari 2024.Terkait dengan harga beras yang tinggi di pasaran dalam beberapa waktu terakhir sendiri, Sarwo mengatakan bahwa Bapanas menilai hal tersebut diakibatkan oleh tingginya ongkos produksi, hingga dampak El Nino 2023, yang membuat waktu tanam mundur.”Pertama, memang ongkos produksinya naik, di pupuknya naik, kemarin dampak dari El Nino kekeringan, kemudian air juga kurang, panennya itu berkurang, sehingga hasilnya berkurang, otomatis harga naik,” ujar Sarwo dalam keterangannya.Berita lengkap bisa dibaca di sini.Pilihan Editor: Subsidi BBM Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Gibran: Saya Belum Dilantik Sudah Pada Ribut