Jakarta, CNBC Indonesia – Pabrik mobil listrik asal Amerika Serikat (AS) yakni Tesla saat ini berencana untuk memasok fasilitas dari China untuk membuat bahan baku baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) dengan komponen LFP (Lithium-Ferro-Phosphate).
Pabrik baterai EV itu akan dibuat di Nevada, Amerika Serikat. Hal itu akan dilakukan Tesla dengan membeli fasilitas ‘nganggur’ di China untuk pabrik baterai EV di AS bisa memproduksi baterai dengan komponen LFP.
Salah satu perusahaan China yang akan digandeng oleh Tesla yakni CATL (Contemporary Amperex Technology Limited). Kelak, pabrik baterai EV yang akan dibangun di AS itu akan memiliki kapasitas hingga 10 Giga Watt jam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Produsen mobil listrik tersebut akan membeli peralatan yang menganggur untuk membuat baterai dari Contemporary Amperex Technology Limited (CATL). Pabrik tersebut akan memiliki kapasitas awal sekitar 10 Giga Watt jam,” tulis keterangan CATL, dilansir Reuters, dikutip Kamis (1/2/2024).
Padahal, AS sendiri memiliki aturan untuk membatasi perusahaan untuk bergantung pada negara China dalam pembuatan baterai kendaraan listrik seperti nikel, kobalt, dan lithium.
Selain itu, China sendiri saat ini menjadi negara pembuat baterai LFP terbesar yang memasok pabrikan mobil listrik lainnya seperti BYD dan CATL.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Di China Tesla Mulai Tak Laku, di Indonesia Bagaimana?
(pgr/pgr)