Saat Amien Rais Ungkapkan Sosok Presiden Indonesia yang Ideal: Ideologi Pancasila Tolak Oligarki

15 October 2023, 21:28

suaramerdeka.com – Aroma Pemilihan Presiden 2024 di Indonesia telah mulai terasa, dengan banyaknya kandidat Capres yang mendeklarasikan niatnya untuk bertarung dalam kontestasi politik yang besar. Namun, dalam mewujudkan sosok Presiden yang ideal, tantangan dan pertimbangan ideologi, kepemimpinan, dan ambang batas menjadi pokok perbincangan. Salah satu tokoh politik, Prof. Dr. H. Muhammad Amien Rais, memberikan pandangan mengenai hal tersebut. Baca Juga: Rahasia Doa dan Nama Calon Istri Verrel Bramasta Terungkap Saat Ibadah Umrah di Mekah Amien Rais menekankan pentingnya ideologi Pancasila dalam menentukan Capres ideal. Ia mengingatkan bahwa Capres harus benar-benar menghayati dan menjalankan nilai-nilai Pancasila,

dan bahwa ideologi berhaluan Barat atau Timur harus dihindari. Amien Rais menegaskan penolakannya terhadap Capres yang diindikasikan memiliki ideologi yang tidak sejalan dengan Pancasila. Baca Juga: Sehari Bersama Verrel Bramasta: Sensasi Diet, Akting, dan Berbagi Kebaikan dalam Between The Two Worlds Ia secara khusus menyoroti negara China sebagai representasi ideologi yang sebaiknya dihindari. Capres harus Komitmen terhadap Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika Masyarakat diajak untuk mencari Capres yang berkomitmen memelihara ideologi bangsa, yaitu Pancasila, serta menjaga semangat Bhinneka Tunggal Ika. Ini menjadi aspek penting dalam menentukan kepemimpinan masa depan. Amien Rais berharap pemimpin ideal adalah seseorang yang tegas menolak pengaruh dan dominasi kekuatan oligarki dalam pemerintahan. Ia meyakini bahwa pemimpin harus mampu menghadirkan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat. Amien Rais juga mengomentari tentang ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) yang saat ini sebesar 20 persen kursi di DPR. Baca Juga: Daftar Channel TV Digital Jakarta dan Nomor Frekuensi Update per 15 Oktober 2023 Ia berpendapat bahwa ambang batas ini membatasi opsi calon pemimpin dan menyebabkan polarisasi dalam politik. Ia berpendapat bahwa idealnya, ambang batas pencalonan presiden seharusnya nol persen, sehingga lebih banyak calon pemimpin memiliki kesempatan untuk bersaing dan masyarakat memiliki lebih banyak alternatif calon pemimpin masa depan. Tantangan dan pertimbangan dalam menentukan Capres ideal untuk Pilpres 2024 melibatkan ideologi, Baca Juga: Ajak UMKM Menuju Masa Depan, Bank Mandiri Digitalisasi Pedagang Pasar Johar komitmen terhadap Pancasila, penolakan terhadap ideologi asing, tegas dalam menolak oligarki, dan wacana ambang batas pencalonan presiden. Dengan memahami dan merespons tantangan ini, Indonesia akan dapat memilih pemimpin yang mampu memajukan bangsa ke arah yang lebih baik.