Rusia Turun Tangan, AS Juru Damai

2 May 2023, 6:20

Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken bertemu dengan menteri luar negeri Armenia dan Azerbaijan di Washington pada Senin (1/5/2023) sebagai bagian dari upaya untuk meredakan konflik antaranegara Kaukasus Selatan tersebut.
Ketegangan kembali berkobar setelah Azerbaijan memasang pos pemeriksaan jalan di awal Koridor Lachin, satu-satunya rute yang menghubungkan Armenia ke wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan.
Karabakh secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi rumah bagi sebagian besar etnis Armenia. Azerbaijan berkomitmen untuk menjaga rute tetap terbuka sebagai bagian dari gencatan senjata yang ditengahi Rusia pada 2020 yang mengakhiri perang enam minggu antara kedua negara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Azerbaijan mengatakan telah mendirikan pos pemeriksaan sebagai tanggapan atas apa yang dikatakannya sebagai pasokan senjata Armenia ke Nagorno-Karabakh. Pihak Yerevan membantah tuduhan itu.
Adapun, pembicaraan bilateral antara Blinken dan masing-masing menteri luar negeri serta diskusi tiga arah tidak diharapkan menghasilkan terobosan.
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri mengatakan “tujuan Washington adalah untuk memastikan bahwa para menteri dapat duduk dan berbicara satu sama lain … Tapi yang paling penting adalah mereka berdua dapat melanjutkan negosiasi mereka,” katanya, dikutip dari Reuters.
Washington sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya “sangat prihatin” dengan pendirian pos pemeriksaan Azerbaijan.

Pejabat itu juga mengatakan Amerika Serikat kecewa karena Rusia telah mengambil pandangan negatif atas pertemuan yang berlangsung di Washington itu.
Kebuntuan dipandang sebagai ujian tekad Rusia untuk menengahi perselisihan di wilayah tersebut. Armenia yang secara resmi merupakan sekutu Rusia melalui Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) telah berulang kali meminta Moskow menggunakan pasukan penjaga perdamaiannya untuk menghentikan apa yang disebutnya sebagai “pelanggaran berat” Azerbaijan terhadap kesepakatan damai.
Para pihak telah sepakat untuk mengadakan pembicaraan di Moskow, meskipun belum ada tanggal yang ditetapkan.
Negosiasi mengenai kesepakatan damai jangka panjang antara kedua belah pihak setelah gejolak militer tahun lalu dengan cepat terhenti ketika Armenia mendorong Uni Eropa dan Prancis untuk memiliki peran mediasi yang lebih besar, tetapi Azerbaijan menolak.

Adapun, sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991, Armenia yang berpenduduk sekitar tiga juta orang ini mengandalkan Rusia untuk dukungan militer dan ekonominya. Negara ini menjadi tuan rumah pangkalan militer Rusia dan banyak orang di negara itu berbicara bahasa Rusia.
Tapi kini banyak orang di Armenia mengatakan tidak bisa memaafkan Moskow yang dianggap melalaikan tanggung jawabnya untuk mempertahankan negara mereka secara militer melawan Azerbaijan yang bersekutu dengan Turki.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Ada Ancaman Perang Baru di Asia, Putin Ikut Turun Tangan

(luc/luc)

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi