Rumah Sakit Merupakan Tempat Teraman Bagi Ibu Hamil untuk Bersalin

15 March 2023, 5:45

PERHIMPUNAN Obstetri Ginekolog Indonesia (POGI) menyatakan bahwa tempat paling aman bagi ibu hamil untuk melakukan persalinan adalah di rumah sakit.

“Kalau tidak bisa ke rumah sakit, carilah tempat persalinan yang dekat rumah sakit. Kalau perlu pindah, pindahlah sementara ke rumah keluarga, cari rumah persalinan di dekat rumah sakit,” kata Sekretaris Penurunan Angka Kematian Ibu dan Stunting (PAKIAS) POGI Dwiana Ocviyanti, dikutip Rabu (15/3).

Menanggapi alasan angka kematian ibu yang yang masih tinggi di Indonesia, dia menuturkan persalinan yang dilakukan di rumah sakit lebih aman karena segala bentuk risiko, baik bagi ibu maupun bayi, seperti adanya kejang saat melahirkan atau kelahiran prematur dapat segera diatasi.

Baca juga: Kenali Diastasis Recti, Kondisi Perut Usai Melahirkan yang Jarang Diketahui Ibu

Rumah sakit dinilai mempunyai peralatan yang jauh lebih lengkap dan dapat dipastikan terdapat tenaga kesehatan yang bisa membantu ibu hamil melakukan persalinan dengan aman. Kalaupun ada masalah, ibu bisa dibawa ke ahli yang bersangkutan.

Dwiana membeberkan salah satu penyebab utamanya adalah keterlambatan mendeteksi penyakit yang diderita ibu hamil.

Hal tersebut menyebabkan angka kematian ibu di Indonesia masih mencapai 189 per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Long Form Sensus Penduduk 2020. 

Baca juga: Viral RSUD Ciereng Tolak Ibu Hamil, BPJS : Kasus Darurat Harus Langsung Ditangani

Penyebab lainnya yakni ibu terlambat dibawa ke rumah sakit karena sudah lebih dahulu mengalami pendarahan dalam perjalanan.

“Ingat, pendarahan hanya butuh setengah jam untuk mematikan ibu, pendarahan post partum itu kalau habis ari-ari bayi lahir, pendarahan hanya butuh setengah jam, makanya melahirkan paling aman di rumah sakit. lakukan apa saja supaya melahirkan di rumah sakit. Kita di kota, ngapain harus melahirkan di tempat macet atau alasan melahirkan dekat rumah?” katanya.

Sebenarnya, kematian ibu dapat dicegah, katanya. Namun, masyarakat di Indonesia masih banyak yang berpikir untuk melakukan persalinan di luar rumah sakit atau memilih tempat terdekat dari rumah selain rumah sakit.

Beberapa keluarga juga masih suka memaksa mendatangi rumah sakit atau rumah persalinan yang harus menempuh kemacetan jalan sehingga kondisi ibu terlanjur kian memburuk.

Menurutnya, Indonesia perlu belajar dari Malaysia yang menerapkan aturan setiap kelahiran harus dilakukan di rumah sakit. Cara itu dianggap ampuh karena bisa menurunkan angka kematian ibu yang kini hanya berkisar 20 hingga 40.

“Bisa dipelajari caranya Malaysia, jadi kalau mereka tidak melahirkan di rumah sakit, anak itu tidak bisa memiliki akta kelahiran. Dari 1952 kalau tidak salah, AKI mereka itu mirip dengan kita sama-sama di 300-an, tapi hanya dalam 50 tahun, AKI-nya sudah bagus 20 hingga 40. Mereka bahkan sudah menuju zero,” ungkapnya.

Bahkan Sri Lanka saja, pemerintahnya berkenan menyisihkan anggaran negaranya untuk membiayai persalinan ibu yang semuanya, harus dilakukan di rumah sakit.

Dirinya menekankan edukasi menjadi cara pertama yang harus ditempuh pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu.

Dirinya berharap, jumlahnya akan terus menurun dengan mewujudkan layanan kesehatan yang baik dan nyaman bagi ibu hamil.

“Angka kematian ibu hamil kita jauh dari zero, kita masih 189 dan DKI Jakarta saja masih kalah (dengan Malaysia),” katanya. (Ant/Z-1)

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi