Rektor IPB: Kelanjutan Food Estate Harus Berbasis Studi kelayakan

24 January 2024, 17:40

TEMPO.CO, Jakarta – Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria mengatakan polemik tentang program lumbung pangan atau food estate bisa direspons dengan evaluasi berbasis data dan kajian ilmiah. Kinerja proyek kawasan pangan itu kembali dipertanyakan di tengah debat calon wakil presiden (cawapres), beberapa hari lalu. Telanjur menjadi isu politis, kata dia, setiap kubu akan saling klaim mengenai keberhasilan maupun kegagalan program tersebut.“Tapi kita yang berada di masyarakat sipil, harus turut mencerdaskan publik dengan melakukan kajian yang independen dan objektif,” kata Arif dalam diskusi bertema “Membangun Ketahanan Pangan Indonesia” di Hotel Mulia, Jakarta Pusat, Rabu, 24 Januari 2024.Menurut Arif, pengembangan setiap area food estate harus seharusnya berbasis uji kelayakan. Pengujian secara objektif menjadi bekal untuk memastikan bahwa tingkat keberhasilan proyek tersebut. Namun, ada kalanya studi ini terganjal isu teknis, seperti biaya teknologi yang mahal. Intinya proyek tidak perlu dipaksakan jika terbukti tidak layak. Sebaliknya pengembangan yang berhasil bisa diteruskan. “Saya yakin dari sekian hektare, ada yang layak, ada yang tidak layak. Saya kira keragaman data itu yang harus kita dapatkan,” ujarnya.Dalam salah satu sesi Debat Pemilihan Presiden ke-4 di Jakarta Convention Center (JCC) pada 21 Januari lalu, Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar, serta Cawapres nomor urut 3, Mahfud Md, kompak menilai food estate gagal dan merugikan negara. Cak Imin—begitu Muhaimin disapa—menyoroti krisis iklim dan dampak bencana ekologi di sejumlah lokasi akibat proyek tersebut. Adapun Mahfud langsung menyebut program food estate di Gunung Mas, Kalimantan Tengah, yang dikerjakan oleh Kementerian Pertahanan tidak memberikan hasil positif, malah berdampak pada kerusakan lingkungan.Iklan

Anggapan berbeda muncul dari Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka yang mengklaim food estate berhasil. Dari food estate Gunung Mas, menurut dia, masyarakat sudah memanen tanaman pangan seperti jagung dan singkong “Saya tegaskan lagi Pak, memang ada yang gagal. Tapi ada yang berhasil juga dan panen,” kata Gibran.Putra sulung Presiden Joko Widodo menyebut food estate termasuk program jangka panjang. Sehingga keberhasilannya baru bisa diukur setelah dua kali, atau bahkan tiga kali panen.IRSYAN HASYIM | ANANDA BINTANG

Partai

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Transportasi