Rayakan FSAI 2023, Sandiaga Uno Dukung Kerja Sama Perfilman Indonesia-Australia

16 February 2023, 20:59

Dubes Australia untuk RI, Penny Williams, dan Menparekraf Sandiaga Uno hadiri Festival Sinema Australia-Indonesia 2023 di CGV Mall Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (16/2/2022). Foto: Kedubes Australia/FlickrMenparekraf RI, Sandiaga Uno, mengapresiasi digelarnya Festival Sinema Australia-Indonesia (FSAI) 2023 yang mulai berlangsung pada Februari hingga Maret tahun ini. Sandi mendukung hal itu — menurutnya, kerja sama di industri perfilman antara kedua negara akan berdampak baik pada perekonomian sekaligus peningkatan hubungan bilateral.Hal itu ia sampaikan kepada Duta Besar Australia untuk RI, Penny Williams, dalam konferensi pers FSAI di CGV Mall Grand Indonesia, Kamis (16/2). Adapun pelaksanaan FSAI tahun ini bertepatan dengan perayaan 70 tahun program beasiswa Australia di Indonesia.FSAI 2023 berkolaborasi dengan salah satu universitas ternama di Negeri Kanguru — Deakin University, dan melibatkan alumni Australia asal Indonesia. Tak hanya menampilkan tujuh film terbaik hasil karya ahli di industri perfilman asal kedua negara, tetapi FSAI 2023 juga akan menggelar workshop serta masterclass yang diadakan di tujuh kota besar di Indonesia.“Saya sangat memberikan apresiasi kepada Ibu Dubes dan timnya juga dengan Deakin University karena ini bukan hanya screening, tapi juga akan ada masterclass dan akan menyentuh beberapa kota dan nanti juga ada semacam workshop yang diharapkan bisa meningkatkan best practice exchange,” ujar Sandi.Sandi memandang Australia telah berhasil menggunakan industri perfilmannya untuk menarik banyak kunjungan, bahkan menjadikan negara itu sebagai lokasi shooting. Dia memuji kualitas dan produksi perfilman Australia yang sudah mendunia dan diakui secara internasional.Dubes Australia untuk RI, Penny Williams, dan Menparekraf Sandiaga Uno hadiri Festival Sinema Australia-Indonesia 2023 di CGV Mall Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (16/2/2022). Foto: Kedubes Australia/FlickrOleh karenanya, Sandi berharap kualitas ini dapat pula dicontoh oleh Indonesia. Sehingga, industri perfilman dalam negeri bisa berkembang — hingga menjajaki dunia internasional.“Indonesia sekarang sedang menciptakan pola yang sama, dengan insentif yang mudah-mudahan bisa menarik juga banyak karenanya film-film berkelas internasional yang shooting di Indonesia tapi meningkatnya kualitas film Indonesia,” jelas dia.Sehubungan dengan meningkatnya perkembangan industri perfilman dalam negeri, sambung Sandi, maka sekaligus dapat berdampak baik pada perekonomian dan reputasi negara di kancah perfilman internasional.“Tahun lalu kita berhasil menggaet 44 juta penonton dan tahun ini kita harapkan meningkat dengan kualitas film Indonesia yang lebih baik,” kata Sandi.Dia kemudian menambahkan, peningkatan industri perfilman dalam negeri bisa membuka peluang usaha baru dan memperluas lapangan kerja. Hal ini berkaitan dengan target pemerintah RI untuk membuka lapangan kerja baru sejumlah 4,4 juta di tahun 2024 mendatang.Menimpali pernyataan Sandi, Williams pun mengaku antusias dalam berkolaborasi di industri perfilman dengan Indonesia. Dia mengutarakan keinginannya berbagi sebanyak mungkin cerita tentang Australia dan Indonesia — oleh karenanya, bakat para alumni Indonesia turut dilibatkan dalam produksi film ini.“Kami mencoba untuk menunjukkan berbagai sisi dan juga sangat penting bagi kami untuk memiliki film yang dibuat oleh alumni Indonesia. Jadi kami tidak hanya fokus pada satu bidang saja dan mencoba membuat sesuatu yang dapat dinikmati dan diikuti oleh semua orang,” ujar Williams dalam sesi konferensi pers.Dubes Australia untuk RI, Penny Williams, dan Menparekraf Sandiaga Uno hadiri Festival Sinema Australia-Indonesia 2023 di CGV Mall Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (16/2/2022). Foto: Aliyya Bunga/kumparanLebih lanjut, Williams menambahkan bahwa selama 70 tahun program beasiswa antara kedua negara berdiri, sejumlah 200.000 alumni asal Indonesia telah belajar di Australia. Setiap tahunnya, sebanyak 1,3 juta orang Indonesia mengunjungi Australia — dan ini merupakan awalan sekaligus fondasi yang baik untuk memulai kerja sama di bidang yang lebih luas.“Kami memiliki institusi pendidikan yang benar-benar terdorong untuk mendorong hal ini, dan kami dapat melihat manfaat ekonomi bagi kedua negara kita. Semakin kuat ekonomi kita secara individu, semakin kuat pula kita berdua,” jelas dia.Terlepas dari fondasi yang kuat, Williams memandang hubungan negaranya dengan Indonesia didukung oleh banyak pihak dan didasari pula pada kepentingan yang sama. “Kami hampir bisa melakukan apa saja bersama-sama dan ada banyak niat baik. Jadi saya sangat senang bahwa ini adalah bidang yang kami kerjakan bersama,” tutup Williams.Dikutip dari siaran pers Kedutaan Besar Australia di Jakarta, dalam memeriahkan momentum spesial tahun ini, FSAI 2023 akan menampilkan festival tujuh film-film terbaik dari Australia dan Indonesia mulai 24 Februari hingga 18 Maret 2023.Untuk mengawali penyelenggaraan festival ini, FSAI 2023 memutarkan film pemenang penghargaan Blackmagic Design Australian Innovation Award berjudul ‘Sweet As’ di CGV Mall Grand Indonesia pada 18 Februari 2023.Festival Sinema Australia-Indonesia 2023 di CGV Mall Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (16/2/2022). Foto: Kedubes Australia/FlickrFilm yang menampilkan kehidupan seorang remaja perempuan penduduk Australia dalam mencari jati dirinya ini pertama kali ditampilkan di bulan Agustus 2022, pada Melbourne International Film Festival.Film-film Australia lainnya yang akan diputar antara lain film drama biografi Penguin Bloom, Moon Rock for Monday, The Drover’s Wife: The Legend of Molly Johnson, dan film komedi animasi Peter Rabbit 2: The Runaway yang diproduksi bersama oleh studio animasi Australia, Animal Logic.Selain itu, FSAI 2023 juga akan menampilkan dua film hasil karya produser alumni Australia asal Indonesia, Mira Lesmana, berjudul Paranoia dan Humba Dreams.Tak hanya pemutaran film saja, FSAI 2023 juga mengadakan tujuh sesi masterclass yang diselenggarakan di tujuh kota besar di Indonesia — mulai dari Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, Mataram, Yogyakarta, dan Tangerang Selatan.Masterclass ini dihadiri oleh para ahli di bidang industri perfilman dari kedua negara yang diharapkan mampu memberikan bekal pada pelaku seni film dalam negeri untuk meningkatkan kualitas perfilman di Indonesia.

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi