Ramalan Menkes Soal Varian Baru Covid Nyata, Jangan Lengah!

27 November 2022, 8:15

Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (BGS) sudah memprediksi kemunculan varian baru Covid-19 sejak Agustus lalu. Tak berselang lama, dunia kembali harus menghadapi munculnya varian XBB, yang juga terdeteksi di Indonesia.
Saat itu, kasus Covid-19 di Eropa serta Amerika Serikat (AS) mencapai lebih dari 100 ribu dan Jepang mencapai lebih dari 100 ribu kasus.
“Kasus konfirmasi harian setinggi ini pasti akan menyebabkan terjadinya mutasi dan timbulnya varian baru,” ungkap BGS saat konferensi pers virtual Ratas Evaluasi PPKM, beberapa waktu yang lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, BGS mengatakan kemungkinan varian baru yang hadir tak akan lebih berbahaya dari varian Delta atau Omicron. Keduanya sempat muncul dan menyebar di Indonesia hingga menyebabkan tren kenaikan kasus Covid-19 di dalam negeri.
“Secara alamiah, virus itu tidak ingin inangnya cepat-cepat mati. Kalau inangnya cepat mati, dianya juga cepat mati. Jadi mutasi virus itu akan membuat inangnya lebih susah mati. Itu sebabnya virus yang baru pasti lebih lemah daripada virus yang lama karena dia enggak ingin juga cepat-cepat mati,” jelasnya.
Dia juga menambahkan kemunculan varian baru dalam beberapa bulan mendatang kemungkinan tidak akan memengaruhi kondisi warga RI. Sebab vaksinasi bakal digencarkan untuk kelompok masyarakat yang rentan.

Kasus XBB telah menyebabkan kenaikan kasus di Singapura, pernah mencapai 6.000 kasus positif per hari di negara tersebut. Indonesia juga telah mengumumkan temuan kasus varian tersebut.
Kementerian Kesehatan pekan lalu melaporkan total kasus Covid-19 subvarian Omicron XBB dan XBB.1 di Indonesia sudah mencapai 12 orang.
“Dari 12 kasus ini, dua dari perjalanan luar negeri yaitu dari Singapura, dan 10 kasus transmisi lokal,” ujar Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam konferensi pers daring, Jumat (4/11/2022).
Meski subvarian baru itu cepat menular, ia mengatakan tidak terjadi peningkatan keparahan dan kematian. Ini menunjukkan subvarian baru tidak lebih parah dari infeksi Covid-19 sebelumnya.
“Karakteristik varian XBB itu tingkat keparahannya tidak seberat dari varian sebelumnya. Angka kematian maupun hospitality tidak tinggi,” tutur Syahril.
Agustus lalu, Menkes menyatakan lonjakan kasus Covid-19 biasanya akan melonjak setelah musim libur. Masyarakat perlu waspada khususnya saat menghadapi tahun 2023 usai libur Natal serta tahun baru. “Ujiannya nanti akan kita lihat di awal tahun depan,” ujar Menkes seperti dilansir situs resmi Kementerian Kesehatan.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Covid RI Hari Ini Tambah 5.104 Kasus, Ada 19 Meninggal

(pgr/pgr)

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi