Putin Sebut AS Jadi Batu Sandungan Perdamaian di Timur Tengah

22 November 2023, 21:40

Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut unilateralisme Amerika Serikat (AS) telah menghancurkan peluang perdamaian di Timur Tengah (Timteng). Hal ini disampaikan Putin pada pertemuan krisis BRICS terkait Gaza.
Putin mengatakan AS merusak peluang perdamaian dengan mencoba memonopoli diplomasi demi kepentingannya sendiri. “Kematian ribuan orang, pengungsian massal warga sipil dan bencana kemanusiaan yang terjadi sangat meresahkan,” kata Putin, seperti dikutip The Guardian, Rabu (22/11/2023)..
“Karena sabotase terhadap upaya PBB, lebih dari satu generasi warga Palestina dibesarkan dengan perasaan tidak adil terhadap negara mereka sementara rakyat Israel tidak dapat sepenuhnya menjamin keamanan mereka sendiri,” tambahnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Putin juga menuduh AS mengesampingkan anggota Kuartet Timur Tengah lainnya, sebuah kelompok yang berupaya mengarahkan proses perdamaian Israel-Palestina yang juga mencakup Rusia, PBB, dan Uni Eropa (UE).
“Washington telah berusaha untuk memonopoli peran mediator sambil menghalangi upaya aktor internasional lainnya,” katanya. “Sejarah telah dengan jelas menunjukkan bahwa upaya untuk memutuskan hubungan Palestina sendirian tidak dapat dilakukan dan kontraproduktif.”
Pertemuan virtual 11 negara, yang diselenggarakan oleh presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, juga dihadiri negara lain, termasuk Brasil, India, China, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Presiden China Xi Jinping juga menambahkan suaranya pada seruan gencatan senjata di Gaza. “Semua pihak yang berkonflik harus segera menghentikan tembakan dan permusuhan, menghentikan semua kekerasan dan serangan yang menargetkan warga sipil, dan membebaskan tahanan sipil untuk menghindari konflik. lebih banyak korban jiwa dan penderitaan,” katanya.
“Akar penyebab situasi Palestina-Israel adalah kenyataan bahwa hak rakyat Palestina atas kewarganegaraan, hak mereka untuk hidup, dan hak mereka untuk kembali telah lama diabaikan,” tambah Xi.
Namun, pernyataan bersama tersebut relatif ringan dan hanya menyerukan Israel untuk mematuhi hukum kemanusiaan internasional dan menerima “akses kemanusiaan penuh, segera, aman, tanpa hambatan, dan berkelanjutan”. Pernyataan tersebut juga memperingatkan Israel untuk tidak mencoba mengusir warga Palestina dari Gaza.
Pemerintahan Biden telah berulang kali diberi tahu, termasuk oleh para diplomatnya sendiri, bahwa pemerintahannya berisiko kehilangan dukungan dari negara-negara selatan. Banyak dari mereka yang menuduh AS menerapkan standar ganda dalam mengutuk kejahatan perang Rusia di Ukraina, namun tetap bungkam terhadap tindakan Israel di Gaza.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Perang Hamas Vs Israel Menggila, Ini Respons Pemimpin Dunia

(luc/luc)